Hujan menyapa pagi ini, tidak seperti biasanya. Hujan hariini tidak deras dan tidak juga mau reda. Fani menggeliat pelan dan membuka matanya, lagi karena kebodohannya dia memeluk badan Gilang yg dibaluti kaos tanpa lengan. Fani ingin sekali menyentuh alis dan bulu mata gilang tapi dia urungkan dan bergegas bersiap berangkat ke kampus.
“fani tolol!” ucap rani sambil menyamai langkahnya dengan Fani
“halo rani cantic sekali hariini, abis liat abs oppa oppa yaa” selanjutnya fani mendapatkan toyoran dikepalanya, tapi itu tidak melunturkan senyumnya hari ini
“heh tolol, kesambet setan apaan lu” rani cengo melihat kelakuan sahabatnya ini
Bukannya menjawab, fani malah menggandeng mesra rani memasuki kelasnya.Gilang memastikan dasinya sudah terpasang dengan rapi dan juga rambutnya. Ah iya, dia jadi mengingat kejadian kemarin. Ketika Fani teriak karena penampilan baru gilang. model rambut ini terlihat cocok untuknya, dan mungkin nanti gilang akan berterima kasih kepada fani.
Gilang memasuki kantornya, dan benar saja, semua kariawannya terpana dengan penampilan Gilang yg baru. Sebagian karyawan wanita disini berbisik-bisik membicarakan gilang. tapi ada yg merusak moodnya hariini. Rika dengan baju yg menurut gilang sangat kurang bahan itu menghampirinya dengan setumpukan berkas ditangannya, tidak lupa senyum penggoda itu.
“selamat pagi pak” ucap rika tersenyum
Gilang mengangguk dan mengambil setumpukan berkas ditangan rika dan masuk kedalam ruangannya. Rika semakin menyukai bos dinginnya itu karena penampilan barunya.
Gilang menunggu sesuatu yg belum juga dating. Saat hendak melangkahkan kakinya keluar ruangan. Yg dia tunggu datang juga. Bapak-bapak berjaket hijau membawakan makanan dengan minuman itu langsung disambut ramah oleh gilang.“eh, diliat-liat si muka tembok itu ganteng juga ya” ucap rani dan mendapat cubitan di lengannya
“jaga mata tau rani, katanya cinta oppa oppa korea ber abs selamanya”
“eh tapi beneran, gaada niatan buat ngenalin ke gua gitu?”
Rani dan Fani mengambil duduk disudut kafe itu dan memesan beberapa makanan
“namanya kak gilang” fani tersenyum
“kakak lu apa?”
Kemudian selanjutnya fani menceritakan tentang gilang kepada rani. Rani mendengarkan dengan seksama, dan rani tau betul kalau sahabatnya ini menyukai lelaki itu walaupun fani tidak mengatakannya.Gilang menekan satu nomor di hpnya. Ya, gilang sudah pulang dan dia berniat untuk menjemput Fani. Mengajaknya untuk ke karnaval mungkin seru. Gilang mendengar ada karnaval di pinggiran kota yg sangat meriah.
“yah itu mati, itu mati rani, mati, sakit hati dede qaqa” gilang menyerengit, kemudian tersenyum
“fani?” ucap gilang tiba-tiba membuat fani tiba-tiba terdiam dari teriakan hebohnya
Fani mengira yg menelponnya adalah Risa, teman nya yg juga suka drama korea. Fani menepuk jidatnya sekilas dan membalik duduknya menjadi tiduran.
“eh iya kenapa kak? Kaka sudah pulang? Fani masih main ditempat Rani. Nanti jam 5 pulang kaya biasa. Mau titip apa?”
“saya jemput aja, saya mau ajak kamu ke karnaval” fani melonggo seketika, dan rani yg mendengar juga ikut-ikutan melongo
“halo? Fani? Kamu dengar saya?” ucap gilang membuyarkan fani dan rani yg sedang tatap menatap cengo
“eh iya kak, boleh ajak temen aku gak?” fani berbicara dengan nada ragu
“tidak usah, kalau ingin kesana dengan temanmu, besok saja. Saya akan mengantarkan. Tapi hari ini kamu pergi ke karnaval dengan saya” fani cengo lagi begitu juga dengan rani. Rani akhirnya menyuruh fani mengiyakan ajakan gilang dengan Bahasa isyaratnya.
“oke kak, tapi fani gak bawa baju, mau pulang juga gak ada bis jam segini” gilang sedikit sedih mendengar ucapan fani barusan, jadi selama ini sekolah dengan bis.
“pinjam dulu sama temenmu, nanti saya ganti yg baru” mendengar itu rani langsung mengangguk setuju
“jam 5 saya jemput ya” kemudian telepon dimatikan sepihak
Fani memegang dadanya yg berdetak kencang dan tidak karuan.
“rani, gua sakit jantung” ucap fani dan mendapat toyoran dari rani lalu mereka tertawa.Fani sudah siap dengan rok polkadotnya dan tshirt putih sebagai atasannya, rambutnya di ikat ke atas dan sling bag sudah tersampir di lengan kanannya. Rani berdecak kagum, cantic sekali sahabatnya ini dan semoga cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, batin rani. Tidak lama klakson motor mengagetkan mereka yg sibuk dengan lamunan masing-masing.
Rani cipika-cipiki dengan fani kemudian membuka pagar rumahnya. Fani tersenyum kepada gilang yg masih tertutup helm full facenya itu. Menerima helm yg diberikan gilang dan melambaikan tangannya kearah Rani.Tbc
Double update 🙏😁
Vommentnya makasih 🙏