07

61 3 1
                                    

Vote dulu sebelum baca 😂
Happy reading 🙌

Gilang menggendong fani masuk kedalam rumah yg terlilit selimut merah maroon milik gilang. gilang menepuk jidatnya perlahan, baju fani belum diganti. Tapi seolah dewi fortuna sedang berpihak kepadanya, kevin sampai dengan rani. Rani yg awalnya cemberut langsung memasang muka cengonya.

“abang gak bilang kalo mau kerumah fani” suaranya berbisik ditelinga kevin

“fani serumah sama gilang?” rani langsung menepuk jidatnya, astaga.

Gilang membuka pintu dan tidak terkejut seperti rani, karena dia sudah tau. Kevin langsung menarik rani nyelonong masuk. Langkah rani terhenti ketika..

“rani?” suara berat milik gilang memanggil rani
Rani menoleh pelan-pelan karena takut

“eeee… kenapa ka-k?”

“tolong saya gantikan baju fani” rani lekas mengangguk dan mengikuti langkah gilang

Fani bangun mendengar lagu boyband korea yg mengalun indah pagi itu. Setelah kesadarannya terkumpul, betapa kagetnya dia ketika menemukan rani sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, kemudian dia membuka selimutnya dan bajunya sudah diganti. Eh, tapi siapa yg menggantinya? Jangan-jangan…

“aaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!” tak lama fani dilempar bantal oleh rani

“budek kuping gua tolol” maki rani dengan tatapan membunuhnya

“lu ngapain disini? Kenapa gua bisa dikamar gua? Kenapa lu dikamar gua? Kenapa lu pake hairdryer gua? Siapa yg gantiin baju gua?” suara fani melemah

“satu-satu kali nanyanya. Lu gatau atau gak ngasih tau gua sih kalo abang gua sahabatan sama kakaknya elu? Ya karena abang gua ngajakin gua nginep disini, lu tau kan rumah gua mau di renov sama bonyok. Gua gamungkin bawa semua barang gua kesini kan? Jadi gua pinjem hairdyer lu. Yg bawa lu ke kamar itu gilang, katanya biar tidur sama gua aja dan lu semalem kedinginan gitu. Gua yg gantiin baju lu, gausah ambigu gitu” jelas rani panjang lebar disambut anggukan oleh fani

“yeh malah ngangguk aja lu tolol!” dan mendapat toyoran dari fani

“perasaan kemaren gua gak papa kok ran, kok bisa kedinginan?”

Rani langsung merubah posisi duduknya menghadap fani
“tolol bat ya ni anak. Kemaren katanya lu kehujanan ” cibir rani

Fani hanya menggaruk tengkuknya dan berlari ke kamar mandi.

Fani dan rani sibuk bergulat dengan peralatan masak di dapur. Tapi ada yg membuatnya berlari pagi itu, gilang shirtless dan fani tidak rela berbagi roti sobek itu dengan rani, eh?. Fani mengambil selimut abu-abu milik gilang yg sudah tergeletak dilantai dan menutupkannya ke badan gilang.

“gua gabakal ngambil roti sobek punya lu kali fan” ucap rani tiba-tiba dan mendapat toyoran dari fani

Gilang belum juga terbangun, padahal sudah hampir makan siang. Fani menyesap jus ditangannya dan duduk dimeja bar, memandangi gilang. pikirannya berputar tentang kejadian sarapan tadi pagi.

Kevin menahan tangan fani saat fani hendak berdiri, dia dan rani sudah pamit pergi lebih dahulu karena rani harus menemani mamanya membeli perabotan.

“sini aja, temenin gua makan” fani merasa tidak enak akhirnya menganggukkan kepalanya dan mengambil duduk tepat di depan kevin

Kevin memakan sarapannya dengan mata yg tidak lepas dari fani. Tapi fani sibuk memandang gilang yg sedang bermimpi indah. kevin lumayan tampan, dengan wajah blasterannya dan rambut blondenya tapi menurut fani lebih tampan gilang.

Tiba-tiba kevin menyelipkan rambut fani kebelakang telinganya dan tersenyum lalu mengelus pipi fani. Fani mendapat perlakuan seperti itu menyerenggit aneh.

“gua suka sama lu, tolong jangan kasitau gilang dan jangan jauhin gua” dan kevin berlalu dari sana meninggalkan fani dengan ekspresi cengonya.

Apa maksud omongan dari kevin, fani memang mengagumi kevin sebagai kakak kelas nya tapi tidak lebih dari itu. Kenapa tidak boleh memberitahu gilang? ada apa sebenarnya?. Tanpa fani tau, ada sepasang mata yg mengawasinya dari tadi.

Fani meninggalkan note dikulkas, dia ada kelas siang hari ini. Dia ingin pamit tapi takut menganggu gilang. setelah selesai menata makan siang untuk gilang, fani pergi dengan ojek online menuju kampusnya.

Gilang bangun dari tidur pura-puranya kurang lebih selama 3 jam. Gilang memijat pelipisnya yg terasa pusing dengan pernyataan kevin ke fani saat sarapan tadi.
Gilang yg hendak bangun mengurungkan niatnya karena melihat kevin menahan tangan fani. akhirnya gilang berpura-pura dirinya masih tertidur dan mendengar semua percakapan kevin dan fani.

Tak mau ambil pusing, setelah selesai mandi, gilang menghabiskan makanan yg disiapkan oleh fani dan kemudian berangkat ke kantor.

Fani merutuki kebodohannya karena lupa mengcharger ponselnya menyebabkan ia tidak dapat memesan ojek online atau bahkan menelpon rani. Tiba-tiba ada klakson mobil yg mengagetkannya, fani sudah berbinar dan berharap itu gilang. tapi ternyata itu adalah kevin.

“ayo pulang bareng” fani Nampak berpikir sebentar dengan ajakan kevin, kalau di tolak juga dia tidak akan pulang, akhirnya fani mengangguk dan kevin tersenyum.

Tbc

Vommentnya jangan lupa 😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang