17.05
Nadira bolak balik di depan rumah Alsya. Pria yang dari tadi ia tunggui pun tak kunjung datang. Alsya masih ada di sofa sambil Menggigiti kuku nya.
Jangan tanyakan Vanie dan Zahra. Mereka berdua sudah ngacir ke mall. Hanya untuk bermanja manja di salah satu salon. Mereka berdua memang boros. Sangat bahkan.
Nadira sudah mengirimi Galvin pesan berkali kali, namun satu pesan dari Nadira pun tak ada yang dibalas, jangan kan di balas di baca saja tidak.
"Alsya, sini dong temenin gue. " Nadira sedikit berteriak agar Alsya mendengarnya. Lagi pula dirumah Alsya hanya tinggal dia dan pembantu nya, sedangkan Ayah dan Ibu nya sedang berlibur atau lebih tepatnya tinggal di Australia selama 2 tahun belakangan ini.
"Males males males." Alsya menirukan gaya duo bocah kembar botak yang selalu diidamkan oleh para anak anak kecil. Bahkan Nadira pernah berfikir kapan Upin Ipin besar, dan lulus dari TK.
"Ih, Sya. Pelit banget sih." namun yang di panggil hanya acuh tak acuh. Nadira pun kembali menatap layar ponselnya dengan nanar, tak ada pesan dari Galvin. Apa pria ini lupa jika akan pulang bersama Nadira?
Mobil hitam itu muncul dihadapan Nadira, dengan mata yang berbinar binar Nadira menghampiri pemilik mobil itu.
"Galvin. Dari mana aja sih?" semprot Nadira.
"Gak usah banyak omong. Cepet naik!" ucapnya dingin dan ketus, coba saja jika didepan Nadira ini hewan sudah pasti akan dia mutilasi.
"Sabar aelah! ALSYA GUE BALIK!" teriak Nadira dan dibalas Alsya dengan kata 'iya'
"Lebay lo, pake pamitan segala." cibir Galvin.
"Ya gapapa biar kita gak dicariin sama tuan rumah. Apalagi kalo tamu nya gue, pasti banyak yang nyari." Nadira membanggakan dirinya didepan Galvin. Perasaan kesal dan jijik kembali muncul dan tiba tiba Galvin merasa ingin muntah.
Awalnya Nadira kira hanya bohongan saja, namun sepertinya Galvin sedang serius, akhirnya Galvin memuntahkan semua isi perutnya ke dalam kresek yang sudah disodorkan Nadira.
"Vin, lu gapapa?" tanya Nadira hati hati.
Galvin diam sejenak sambil menatap Nadira dengan sudut mata nya yang memancarkan kesan kebencian. Sewaktu waktu Galvin bisa saja mencelakai wanita yang ada di sekitarnya.
"Pergi!" usir Galvin. Ditatapnya Nadira dengan penuh amarah dan emosi yang menggebu gebu.
Nadira termenung, apa salahnya sehingga Galvin mengusir dia seperti itu? Padahal Nadira memberi kantung plastik ke Galvin.
"Terus gua balik nya gimana?" tanya Nadira bingung, dia harap Galvin berubah fikiran.
Galvin tidak lagi menanggapi Nadira yang masih setia di luar mobil sambil meratapi nasib nya. Tanpa basi basi Galvin segera menancapkan gas pada mobilnya.
Akhirnya Nadira mengabsen nama nama para binatang, semua dia sebutkan tanpa terkecuali, binatang apa pun disebutkannya. Kesal nya bukan main jika begini.
Nadira balik lagi kerumah Alsya. Sambil menyumpah serapahi Galvin yang kelewat keterlaluan. Lalu pertanyaan nya sekarang itu.
Nadira pulang bagaimana?
"Alsyaaaaaa...." teriak Nadira dari luar rumah Alsya.
"Kenapa? " Alsya bangkit dari duduknya lalu menghampiri Nadira yang terduduk lesu. "Masuk aja Dira. Oh iya bukannya lo tadi udah pulang yah? Kok balik lagi sih. Galvin mana?"
"Gatau ah!" balas Nadira cuek.
"Yaudah masuk aja. Sambil nonton TV, " Alsya mengulurkan tangannya, mencoba membantu sahabat yang sudah menemani hidupnya selama 2 sampai 3 tahun terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADIRA
Teen FictionGalvin, cowok yang terkenal tidak menyukai spesies perempuan. Karena masa lalu nya. Suatu saat dia bertemu dengan perempuan yang bisa dibilang cantik. Namun Galvin tidak sama sekali tertarik oleh nya. Pertemuan pertama mereka pun bisa dibilang tidak...