x

5.3K 798 8
                                    

"Ini."

Areum mengerutkan keningnya, mendongakkan kepalanya ke arah Jungkook yang menyodorkannya es krim vanila, salah satu rasa kesukaannya.

Tangan Jungkook yang lagi satu juga memegang es krim, dan sesekali lelaki itu menjilatnya saat ada yang meleleh.

"Cepat ambil, nanti tanganku lengket semua," ujarnya.

Areum segera mengambilnya, kemudian menjilati salah satu makanan favoritnya. Rasa dingin dan manis langsung masuk ke dalam mulut gadis itu, membuat dirinya merasa lebih baik dari sebelumnya.

Mata gadis itu membengkak dan hidungnya memerah. Ia juga bisa merasakan tenggorokannya terasa serak, membuatnya enggan untuk membuat suara.

Jungkook kemudian mendudukkan dirinya di sebelah gadis itu. Gadis itu dapat melihat salah satu bagian baju Jungkook yang basah oleh air matanya. Ia menjadi merasa bersalah.

"Maafkan aku. Bajumu jadi basah," ujar Areum, dengan suara seraknya.

Jungkook mendengus, menatap gadis itu. "Kau sekarang bukan ada di kondisi untuk meminta maaf. Kau membuatku merasa buruk," ucap Jungkook.

Setelah itu mereka terdiam dalam keheningan, sibuk merasakan rasa manis dan dingin es krim yang barusan di beli Jungkook.

"Ngomong-ngomong, terima kasih," ujar Areum tiba-tiba memecah keheningan. Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah Jungkook, memberikan lelaki itu senyuman lebar dan tulusnya.

Lelaki itu terdiam melihat senyuman Areum. Ini baru pertama kalinya ia melihat gadis itu tersenyum dengan tulus seperti ini kepadanya. Jungkook terdiam di tempatnya, terlalu terpaku dengan senyuman manis yang dimiliki gadis itu. Tidak terasa jantungnya berpacu dengan cepat melihat gadis itu lama-lama.

"Jungkook? Es krimmu meleleh!" seru Areum, membuyarkan lamunan lelaki itu.

Jungkook berdeham pelan, dengan gelagapan lelaki itu menjilati es krimnya yang mulai meleleh. Melihat tingkah lelaki itu, Areum terkekeh geli, membuat Jungkook lagi-lagi terpaku mendengar suara yang diciptakan oleh gadis itu.

Areum menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghela napasnya. "Ah, sudah lama sejak terakhir kalinya aku berkunjung ke taman seperti ini sambil makan es krim. Walaupun pada awalnya, dimulai dengan diriku yang menangis seperti anak kecil. Ah, kau harus lupakan itu. Tangisanku memalukan," ujar Areum lalu tersenyum dan melanjutkan makan es krimnya.

Melupakannya? Bagaimana caranya Jungkook melakukannya? Bayangan Areum yang menangis tersedu-sedu di dalam dekapannya terus terngiang di kepala lelaki itu, dan entah kenapa setiap kali ia mengingatnya, jantungnya berpacu dengan cepat. Untuk sesaat ia merasa dibutuhkan oleh seorang gadis, dalam konteks yang 'baik'.

Jika biasanya Jungkook ada hanya untuk memenuhi hawa nafsu gadis club, untuk pertama kalinya lelaki itu merasa berguna untuk seorang gadis biasa seperti Areum. Ah tidak. Sepertinya Areum bukan sekedar gadis biasa lagi untuk Jungkook.

"Kau juga jangan mencoba-coba untuk menggodaku yang menangis dengan wajah jelek tadi. Kalau kau melakukannya, aku akan membunuhmu," ancam Areum, memicingkan matanya ke arah Jungkook yang sedari tadi diam saja.

Jungkook memperhatikan perubahan ekspresi Areum yang sangat drastis. Sekarang gadis itu bersikap kejadian tadi bukanlah apa-apa. Bahkan gadis itu terlihat seperti anak kecil saat menjilati es krimnya. Jungkook sempat terheran dengan bagaimana cepatnya gadis itu melupakan kejadian tadi.

"Ah ... waktu libur kita hampir habis. Aku tidak ingin hari ini cepat-cepat habis. Menjadi ketua pelatih sangat melelahkan. Aku ingin kau segera lulus dan aku berharap aku mendapat tugas berpatroli saja." dengus Areum.

Tiba-tiba saja gadis itu teringat sesuatu. Mata gadis itu membulat dan mulutnya terbuka lebar. "Ah, bodoh sekali diriku ini. Kenapa aku mengatakannya padamu? Ah ... ketahuan deh kalau aku tidak melatih dengan sungguh-sungguh."

Jungkook terkekeh kecil mendengar monolog Areum. Sedari tadi gadis itu tidak berhenti mengoceh walaupun Jungkook sama sekali tidak menjawabnya.

"Jungkook?" tanya Areum sembari mengerutkan keningnya, menatap lelaki itu bingung.

Jungkook menatap Areum, salah satu alisnya terangkat, penasaran dengan apa yang akan gadis itu ucapkan selanjutnya.

"Apakah kau sedari tadi mendengar ucapanku?" tanya gadis itu.

Jungkook menganggukkan kepalanya.

Areum memajukan bibirnya beberapa senti, kesal. "Kau seharusnya membalas ucapanku. Aku terdengar bodoh berbicara sendiri."

Melihat kelakuan Areum, Jungkook kembali terkekeh. Tangan lelaki itu kemudian beralih mencubit bibir gadis itu gemas, dan langsung dipelototi oleh Areum. "Kau tidak terdengar bodoh. Setidaknya aku mendengarkanmu, kau tidak berbicara sendiri."

Jungkook melepas cubitannya, membuat Areum menggosok bibirnya yang terasa perih. Gadis itu kemudian memukul lengan Jungkook berkali-kali. "YA! Sakit sialan!" umpat gadis itu.

Jungkook meringis mendapat pukulan dari Areum. "Hentikan! Aish, turunkan kekuatanmu sedikit!"

Areum menghentikan pergerakannya sebelum gadis itu menghela napasnya kasar. "Bagaimana pun juga, terima kasih."

Jungkook tersenyum. "Tidak masalah. Mulai dari sekarang kau bisa mengandalkanku. Aku ini orang yang bisa diandalkan, asal kau tahu."

Eyes On You; jjk | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang