xxvi

4K 603 26
                                    

Jungkook menggeliat di dalam tidurnya. Lelaki itu hampir tidak tidur semalaman karena terlalu banyak hal yang mengganggu pikirannya. Alhasil lelaki itu baru bisa tertidur pukul empat pagi.

Jungkook bisa merasakan ada hawa dingin yang memeluknya, jadi ia mengeratkan pelukannya pada Areum. Namun kedua mata lelaki itu langsung terbelalak lebar saat ia tidak bisa merasakan persensi Areum di sebelahnya.

Dengan segera ia terbangun dari tidurnya, melompat dari kasur, hendak mencari Areum. Baru saja ia ingin keluar dari kamar, seseorang sudah membuka pintu kamar dan menampilkan Areum yang hanya menggunakan handuk di tubuhnya. Rambut gadis itu dibungkus oleh handuk dan handuk di tubuhnya hanya menutupi bagian dada hingga setengah paha.

Melihat Jungkook yang berdiri di depannya segera membuat wajah Areum memerah. Berbeda dengan Areum, Jungkook menyeringai.

"YA! Kenapa kau sudah bangun?!" pekik Areum. Ini bukanlah skenario yang ada di dalam otak Areum tadi.

Gadis itu benar-benar lupa bahwa ia tidak sendirian di apartemen, sehingga ia lupa membawa baju ke kamar mandi. Ia pikir Jungkook masih tertidur, mengingat Jungkook tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan bangun sebentar lagi.

Jungkook terkekeh mendengar pekikan gadis itu. "Pemandangan yang bagus setelah bangun pagi."

Areum menepuk dada Jungkook kesal. "Menyingkir. Jangan lihat-lihat."

Jungkook segera memberi Areum jalan untuk lewat, tetapi mata lelaki itu tidak pernah lepas dari Areum.

"Aku bilang jangan lihat-lihat!" seru Areum kesal.

Jungkook lagi-lagi tertawa, membuat Areum yang mendengarnya kesal. "Baiklah, aku tidak akan melihat." Jungkook segera keluar dari kamar Areum dan dengan segera gadis itu mengunci pintunya.

Setelah menggunakan bajunya, gadis itu segera ke dapur untuk memasak sesuatu. Setidaknya mereka harus memakan sesuatu sebelum memulai hari yang panjang ini.

Di tengah-tengah acara masaknya, gadis itu berjengit kecil saat bisa merasakan dua tangan kekar memeluknya dari belakang, ditambah dengan kecupan-kecupan kecil di ceruk lehernya. Areum memutar bola matanya mengetahui siapa yang melakukannya.

"Berhenti mengecupinya, Jung, kau akan membuat makanannya gosong."

Jungkook menghentikan aksinya. Bibirnya langsung cemberut. "Kecupanku tidak akan membuat makanannya gosong. Nasib makanan itu ada di tanganmu, bukan kecupanku."

"Tapi kau menggangguku."

Jungkook tidak membalas ucapan Areum. Lelaki itu hanya mengistirahatkan dagunya di bahu Areum dengan matanya yang ikut fokus pada makanan yang Areum masak.

"Lain kali kau tidak boleh bangun sebelum aku bangun," ucap Jungkook tiba-tiba. Ekspresi lelaki itu tiba-tiba berubah murung.

Areum mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Kau membuatku khawatir. Aku kira kau hilang tadi."

Areum tertawa mendengar alasan Jungkook. "Tenang saja, aku tidak akan kemana-kemana."

"Tapi tetap saja. Pesan-pesan yang kau dapatkan setiap hari membuatku merasa takut."

Bukannya menjawab, Jungkook malah mengeratkan pelukannya dengan Areum. Membuat Areum langsung mematikan kompornya, dan segera membalikkan badannya menghadap ke arah Jungkook.

Gadis itu menangkup kedua pipi Jungkook, menatap mata lelaki itu lembut. "Aku bilang tenang saja. Kenapa kau masih memikirkan pesan-pesan itu? Lagi pula mereka tidak melakukan apapun padaku. Berhenti khawatir, hm?"

Eyes On You; jjk | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang