xxviii

3.7K 584 50
                                    

Entah kenapa, setelah gadis itu bertemu dengan Namjoon, sticky notes itu berhenti datang. Membuat Areum terheran-heran. Tapi Areum tidak mempermasalahkannya, karena sepertinya orang itu sudah lelah menempelkan sticky note ke pintu gadis itu dan mungkin ia hanya kehabisan kata-kata gombalnya.

Areum menggigit bibirnya. Matanya tidak pernah lepas dari pesan yang baru saja dikirimkan oleh Namjoon.

Sudah dua hari lamanya sejak Areum bertemu dengan Namjoon. Mereka sudah berkali-kali bertukar pesan satu sama lain dan Areum tidak masalah soal itu. Namjoon adalah teman baiknya, dan tidak salah untuk mengejar apa yang mereka tinggalkan selama beberapa tahun belakangan ini.

Namun kali ini isi pesan yang Namjoon kirimkan membuat jantung Areum berpacu dengan cepat. Ia menatap isi pesan tersebut dengan cemas.

Akhirnya.

Akhirnya Namjoon mengatakan bahwa orang tua Areum ingin bertemu dengannya. Lelaki itu sudah memberi tahu kapan makan malam akan dilaksanakan. Ia juga menyertakan alamat rumah yang mereka tinggali. Anehnya, Areum tidak mengenali rumah yang Namjoon kirimkan. Gadis itu berasumsi bahwa mereka membeli rumah baru di Busan.

"Apa yang kau lihat? Kau tidak tampak baik-baik saja," ujar Jungkook tiba-tiba, memecah lamunan Areum.

Dengan seenaknya Jungkook mengambil ponsel Areum dari tangan gadis itu. Lelaki itu mengernyit saat membaca pesannya.

"Siapa Namjoon? Dan kau bertukar pesan dengannya selama ini dan aku tidak tahu?" tanya Jungkook.

Areum segera mengambil ponselnya dengan cepat, menghentikan Jungkook untuk membaca pesannya lebih jauh.

Jungkook mendenguskan napasnya sebal. Kedua tangannya ia lipatkan di depan dada. "Aku butuh penjelasan, Yoon Areum-ssi. Siapa Namjoon?"

"Dia temanku," jawab Areum pendek.

"Teman? Teman apa yang mengirimimu pesan setiap jamnya? Teman apa yang mengajakmu untuk bertemu di sebuah rumah malam-malam?"

Areum memutar bola matanya. Gadis itu sangat sadar akan sikap Jungkook yang terlalu protektif kepadanya. "Dia teman masa kecilku. Kami berpisah lama dan aku tidak sengaja bertemu dengannya dua hari yang lalu. Dan ia memintaku untuk datang dan makan malam bersama—"

"Dia memintamu untuk makan malam bersama?!" potong Jungkook cepat. Lelaki itu menunjukkan ekspresi tidak sukanya.

Areum berdecak pelan. "Bisakah kau tidak memotong ucapanku dan dengarkan saja?"

Jungkook menghela napasnya. "Baiklah."

"Dia memintaku untuk datang ke rumah orang tuaku dan makan malam bersama orang tuaku."

Jungkook mengerutkan keningnya. "Bukankah kau bilang bahwa orang tuamu sudah meninggal?" tanya Jungkook bingung, ia kembali teringat dengan percakapannya bersama Areum di sungai Han waktu itu.

Areum menggelengkan kepalanya. "Tidak. Mereka tinggal di Jepang selama ini. Dan akhirnya mereka kembali."

"Apa kau perlu aku mengantarmu? Melihat alamatnya tadi, tempatnya cukup jauh. Oh tidak, bagaimana kalau aku ikut menemui orang tuamu juga? Aku sudah siap."

Areum menggelengkan kepalanya kuat secara cepat. Jungkook menemui orang tuanya adalah ide yang buruk. Sangat-sangat buruk. Ia tidak tahu apa yang akan orang tuanya lakukan jika ia datang bersama Jungkook.

"Tidak apa. Aku akan kesana sendiri."

"T-Tapi ..."

"Tidak, Jung. Biarkan aku sendiri. Biarkan aku menghabiskan waktuku bersama orang tuaku saja, hm? Sudah lama aku tidak menemui mereka." Alasan yang sungguh-sungguh buruk. Areum bahkan sama sekali tidak merindukan mereka.

Eyes On You; jjk | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang