xxxiii

3.5K 507 46
                                    

Areum duduk di sebelah Namjoon selama di mobil, tetapi gadis itu sama sekali tidak dapat melirik lelaki di sebelahnya. Areum merasa gelisah. Ia tidak tahu apapun tentang dunia ini dan tiba-tiba saja ia ditunjuk menjadi seorang pimpinan. Areum takut ia akan melakukan sebuah kesalahan dan bawahannya tidak akan menyukai keberadaan dirinya.

Gadis itu berjengit kecil saat ia bisa merasakan tangan besar dan hangat menyentuh kedua tangannya yang gelisah. Seberapa nyamannya tangan yang menenangkannya kali ini, tidak akan ada yang bisa menyandingi bagaimana nyamannya tangan Jeon Jungkook sampai membuat hati Areum berdebar tidak karuan.

Areum menolehkan kepalanya ke arah Namjoon, yang tengah menatapnya dengan lembut. Senyuman lesung pipi khasnya menghiasi wajah lelaki itu.

Areum tidak meyangka, lelaki dengan senyum manis ini ternyata adalah seorang pimpinan kelompok mafia.

"Kau baik-baik saja?" tanya Namjoon.

Areum tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya. "Aku baik-baik saja," jawab Areum, padahal sebenarnya ia tidak baik-baik saja.

"Kuharap kau memang baik-baik saja." Namjoon tahu gelagat Areum yang menunjukkan bahwa gadis itu tidak baik-baik saja, tapi lelaki itu tidak mau membahasnya lebih jauh lagi.

Mereka pergi ke dermaga tempat kapal Sevildam berlabuh bersama dengan anggota mafia lainnya, bawahan mereka. Mereka juga membawa van berukuran lumayan besar yang berisi tahanan Sevildam yang akan dijual di Cina nanti.

Dengan pindahnya semua anggota Sevildam ke Cina, bisa Areum yakinkan bahwa tidak akan ada lagi Sevildam di Korea. Semua itu karena perintah ayahnya, dan tidak ada yang berani membantah ucapan lelaki itu. Lagi pula, keberadaan Sevildam sudah mulai terancam di Korea, dan Cina lah menjadi pelarian yang paling cocok untuk melanjutkan kelompok mereka.

Areum bisa merasakan mobilnya berhenti. Mereka telah sampai di dermaga tempat kapalnya berlabuh. Dermaga ini sudah lama tidak digunakan, karena memang beberapa bagiannya sudah hancur dan tidak diperbaiki. Tapi mau tidak mau mereka harus berlabuh di sini demi bisa berangkat ke Cina dengan aman.

Areum turun dari mobil, diikuti oleh Namjoon di belakangnya. Gadis itu bisa melihat beberapa tahanan pasrah digiring masuk ke dalam kapal dengan paksa oleh anggota Sevildam yang memiliki badan besar dan kekar.

Melihatnya, Areum entah kenapa merasa iba. Ia tentu saja tidak tega melihat para tahanan itu digiring masuk ke dalam kapal dengan rantai yang mengunci tangan mereka. Areum tahu bagaimana sakitnya pergelangan tangan mereka diikat menggunakan rantai yang kasar dan dingin itu.

Areum yang hanya diam saja melihat para tahanan itu langsung tersadar saat ia bisa merasakan Namjoon melingkarkan tangannya di bahu gadis itu. "Ayo kita masuk. Waktu kita tidak banyak lagi."

Areum menganggukkan kepalanya, dan mengikuti langkah Namjoon yang membawanya untuk masuk ke dalam kapal.

Tapi baru saja Areum menginjakkan kakinya di jembatan besi penghubung kapal dengan dermaga, sebuah peluru melintas tepat di depan gadis itu, membuat sebuah lubang tepat di badan kapal.

Areum menahan napasnya, gadis itu terlalu takut untuk bergerak. Namjoon yang menyadari peluru itu juga terdiam. Tangannya melingkar protektif di bahu gadis itu. Wajah Namjoon menunjukkan bahwa lelaki itu sedang murka.

"Siapa itu?!" panggil Namjoon kesal. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat. Tidak ada orang. Semua bawahannya sudah masuk ke dalam kapal. Mereka adalah orang terakhir yang memasuki kapal tersebut.

Panggilan Namjoon kembali dibalas dengan tembakan peluru yang lagi-lagi meleset, membuat lubang di badan kapal. Namjoon tahu, mereka sengaja melakukannya.

Eyes On You; jjk | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang