"KALIAN ?!" Teriak Bella, Kristall dan Najla bersamaan saat mereka ber-3 mengetahui siapakah manusia yang sedang merokok di rooftop sekolah.
"Apa ?" Tanya salah satu manusia yang sedang menghisap racun itu kepada mereka ber-3, dengan santainya.
"Yaampun Rendy ! Gila lo ya ?! Kalian juga ! Ngapain sih pake nge rokok segala ?! Rokok itu racun." Omel Najla.
"Terus ?" Tanya Akhil dengan santainya. Yap, para manusia yang sedang merokok itu adalah Rendy dan kawan-kawannya.
"Aishh ! Ya bahaya bego !" Jawab Bella emosi.
"Lo pada khawatir sama kita ?" Goda Valen yang membuat Bella, Kristall dan Najla bergedik ngeri.
"Amit-amit deh. Kita tuh kesini cuman karena kita ke ganggu sama bau rokok itu. " Ucap Kristall.
"Kalian sendiri ngapain di sini ?" Tanya Valen kepada mereka ber-3.
"Bo--" Jawaban polos Kristall terpotong karena tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu rooftop.
"OH DISINI KALIAN....PANTAS DI KELAS SEPI YA ?" Bentak Pak Tresno, guru matematika yang kebetulan sedang mengajar di kelas Kristall. "KALIAN SEMUA ! IKUT BAPAK KE RUANG BP." Lanjutnya. Mereka semua pun tanpa babibu lagi langsung mengikuti arah Pak Tresno menuju ruang BP. Tak lupa rokoknya mereka buang terlebih dahulu.
***
"Maaf bu..."
"Bella, Kristall, dan Najla. Kalian Ibu hukum ! Sekarang kalian ber-3 bersihkan taman belakang sekolah. Dan tambahan untuk kalian laki-laki yang merokok, setelah membersihkan taman belakang bersihkan gudang. Mengerti ?" Jelas Bu Vivi, guru BP di SMA Wira pertiwi.
"Iya bu, sekali lagi kita minta maaf." Ucap mereka lagi. Dibalas dengan anggukan oleh Bu Vivi.
"Yasudah ibu maafkan. Tapi sekali lagi kalian berbuat ulah, ibu akan laporkan kalian kepada orangtua masing-masing." Ancam Bu Vivi.
"Iya bu." Jawab mereka semua. Setelah itu, mereka langsung keluar dari ruang BP untuk melaksanakan hukuman mereka masing-masing.
"Lo sih Kris, ngajak kita bolos." Protes Bella sembari menyapu taman belakang sekolah yang dipenuhi oleh daun-daunan kering.
"Aku ? Kalian kali yang mau ikut-ikut Kristall ke rooftop." Bela Kristall. Ya memang benar, Bella dan Najla sendiri-lah yang ingin ikut membolos bersama Kristall.
"Cih. Eh, ngomong-ngomong Kristall lo kan bukan anak alim... tapi kenapa ngomongnya masih 'aku-kamu' ?" Tanya Bella.
"Engg... gak terbiasa." Jawab Kristall sekenanya.
"Dasar sok polos !" Sahut Kano tiba-tiba yang entah kapan sudah berada di dekat mereka ber-3.
"Emang. Kristall masih polos dan gak punya dosa. Gak kayak kamu yang ngerokok." Jawab Kristall kesal.
"Eh Bella, Najla. Temen lo yang satu ini udah puber belum sih ? Kok gayanya masih kayak bocah ?" Tanya Kano kepada Bella dan Najla. Setelah itu Kano langsung berlalu pergi menuju teman-temannya.
"Entah." Jawab mereka berdua. Kristall terkejut dengan jawaban yang dilontarkan oleh kedua sahabatnya itu. Bukannya nge bela Kristall malah ngebela orang gila itu batinnya. Kristall-pun mengercutkan bibirnya kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
sentimientos
Teen Fiction"Tolong hilangkan aku dan kembalikan aku saat dimana aku belum mengenal yang namanya cinta." . . . . Kristally graciella aurelly, gadis yang hampir terbebas dari kutukan ruang cinta kini harus ditarik masuk lagi oleh seorang laki-laki yang sangat ia...