" Perhatian yang kamu beri itu selalu tersimpan di bagian hati yang tersembunyi "
Aku membuka mataku perlahan. Ruangan yang bisa disebut kamar dan didominasi warna navy dengan garis berwarna abu-abu yang begitu asing. Aku tertidur di kasur dengan sprai bermotif kotak kotak dan garis dengan dua warna yaitu navy dan biru muda.
Ceklek!
"udah bangun?" Rizal masuk dengan membawa secangkir susu coklat dan sandwich.
"kok gue bisa ada disini?" tanyaku keheranan.
"lo gak inget dit?" ujar Rizal
"inget apa?" jawabku.
"eh dit jangan-jangan lo amnesia. Maaf ya dit ini gara-gara gue. Lo juga sih ngajakin ribut" ucapnya sambil duduk di kursi sebelah kasur.
"aku gak amnesia kok, cuma sedikit pusing. Kayaknya kepala gue luka deh" sambil memijit bagian yang pusing.
"udah gue obatin kok, lo tenang aja" ucapnya sambil tersenyum tulus.
"thanks"
"oh ya ni minum dulu nih gue bawain susu coklat sama sandwich" lalu menyodorkannya kepada ku.
"masih pusing gak?" tanyanya saat aku tengah memakan sandwich yang diberikannya tadi.
"udah mendingan kok. Makasih ya" jawabku pada Rizal yang dibalasnya dengan senyuman tulus.
Setelah menghabiskan sandwich dan segelas susu coklat aku ingin beranjak dari kasur namun tiba-tiba Rizal menahannya.
"mau kemana?"
"balik"
"aku anter ya?" tawarnya.
Aku mengangguk.
Aku dan Rizal menuruni tangga rumahnya sebab kamarnya ada di lantai atas. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.
"eh bentar deh, kok lo nolongin gue?" tanyaku. Aku teringat sebelum aku jatuh aku akan 'berperang' dengan Rizal.
"karna gue masih punya hati nurani" jawabnya.
"hm"
Alasan yang masuk akal. Pikirku.
🐣🐣🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
FERADITA
Short StoryKisah perjalanan Feradita ❤ Jangan lupa vote and comment ya guys ? (ini cerita pertamaku di wattpad jadi kasih saran dan komentar ya yang bisa buat nambah semangat nulis)