part 5

406 60 8
                                    

Warna tebal hari hujan diseoul, mobil - mobil balap, payung menggeliat disemua tempat, udaranya dingin. Disinilah hoseok berada ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang berteduh dihalte, sesekali manik cokelatnya melirik pada beberapa pasangan disebelahnya. Sungguh dimata hoseok bisa berduaan saat hujan dengan kekasih adalah sebuah hal yang sangat romantis.

Apalagi jika bisa berbagi payung bersama dengan seseorang yang dicintai, ah mungkin akan terlihat lebih romantis lagi jika bisa saling menghangatkan lewat sebuah ciuman.

"Hum, andai jika ada jungkook- ssi disini mungkin aku bisa berbagi ciuman dengannya seperti malam itu lagi, jika dipikir lagi bibir jungkook ssi sangatlah manis dan aromanya juga menyegarkan seperti daun mint. Eh- tunggu"

" aish- jinjja kenapa aku harus memikirkan jungkook sshi ". Hoseok memukul kepalanya pelan, mencoba mengenyahkan pikiran kotornya tentang jungkook.

" apa kau sedang berpikiran kotor tentangku? " terdengar suara husky yang begitu familiar tepat disebelah telinga hoseok.

" ah, bahkan suara jungkook ssi terdengar begitu nyata. Aish, menyebalkan sekali! "

" jadi aku menyebalkan begitu, maksudmu? "

" wah, kurasa otakku sudah lebur bersama rintik hujan, bagaimana ini kenapa suaranya sekarang terdengar amat sangat nyata ditelingaku? "

" apa kau tak mau membuka matamu? "

" eh- " hoseok reflexs membuka kedua bola matanya dan begitu kaget saat wajahnya hanya tinggal beberapa centi lagi dari wajah jungkook sehingga membuat hidung macungnya bergesekan secara tidak langsung dengan hidung runcing milik jungkook.

" h-hah apa ini benar-benar jungkook ssi? "

" apa kau masih tidak percaya manis? Kau mau aku cium lagi untuk membuktikannya? "

" d-dari kapan jungkook ssi disini? "

" dari semenjak kau berbicara dan berpikiran kotor tentangku. Wah, ternyata kau mesum juga yah manis?"

Seketika wajahnya memerah karena Malu. " t-tidak, i-itu tidak seperti yang kau pikirkan Jungkook ssi. A-aku tidak memikirkan hal yang kotor tentangmu " ujar Hoseok gelagapan dengan pipinya yang sudah semerah tomat.

Polos. Batin jungkook, ia langsung menjauhkan wajahnya dari hoseok dan mulai membuka payung yang ia bawa. Hoseok hanya menunduk, ia tak berani bertatapan langsung dengan jungkook karena ia sedang malu. Sementara itu jungkook mulai mendekatkan tubuhnya pada hoseok.

" hujannya makin lebat, jika kau terus berdiri disini maka kau akan mati kedinginan. "

" ta-tapi aku tak membawa payung. " hoseok mengerecutkan bibirnya lucu, membuat jungkook tak tahan untuk tak mencium bibir ranum tersebut. Hey, bahkan dimata jungkook tingkah hoseok sekarang ini seperti sedang mengundangnnya untuk diterkam. Astaga, pikiran jungkook mulai kemana-mana.

" aku membawa payung dan payung ini cukup untuk kita berdua, apa kau mau pulang bersamaku? "

Puja dewi fortuna yang hari ini sedang ada dipihak hoseok, karena dengan tidak tahu malu ia mengangguk untuk menyetujui ajakan jungkook barusan.

" ne, aku tidak mau mati muda hanya karena kedinginan . lagi pula sebelum mati aku ingin merasakan yang namanya menikah dulu, kata mendiang eommaku menikah itu enak. ".  Lagi dan lagi pikiran jungkook malah melimpir kemana-mana. ' apa itu sebuah kode untukku? Apa dia minta kuterkam, setelah itu ia hamil dan memintaku untuk bertanggung jawab dan pada akhirnya kami me- ' heol, apa-apaan itu? Pria sejati tak akan pernah melakukan hal sebejat itu pada orang yang ia cintai? Tunggu, seperti ada yang aneh...

" hah cinta? "

" ne, ada apa jungkookie ssi? "

" e-eh hah? Ada apa, hoseokie? " jungkook tersentak kaget saat mendengar suara hoseok, ia terlalu larut kedalam pikirannya sehingga lupa dengan namja manis yang ada disampingnya.

" kau aneh jungkook ssi. "

" aniya-aku ini tampan, sudahlah ayo pulang! "

Jungkook menarik hoseok untuk mendetak padanya, lalu ia membuka payung yang sedari tadi hanya diabaikan oleh pemiliknya.

" flatmu masih disana? "

" a-ah iya. " jungkook lalu menggenggam erat tangan hoseok. Sumpah, saat ini jantung hoseok berdegup 2 kali lebih kencang dari biasanya, berdoa saja agar jungkook tak dapat mendengarnya.

Tak terasa kini mereka sudah ada dihadapan flat kecil milik hoseok. " mau mampir? " hoseok berdiri dihadapam jumgkook yang masih memegang payung. Jungkook menggeleng kecil, lalu tersenyum " lain kali saja, ini sudah hampir malam. Cepatlah masuk, jangan lupa mandi air hangat, dan ganti pakaianmu dengan pakaian hangat juga. " jungkook mengulurkan tangannya untuk mengelus surai hitam milik hoseok.

" aigo- aku serasa jadi punya kekasih. Baiklah, kau juga cepat pulang biar tak mati kedinginan disini. "

hoseok tersenyum manis, jungkook lalalu mendekatkan tubuhnya pada hoseok dan-

Cup!

Sebuah ciuman hangat mendarat dikening hoseok. " aku pulang, jika ada apa-apa kabari aku. Cepat masuk dan sampai jumpa, manis. " hoseok masih tak bergeming ditempatnya, ciuman jungkook masih terasa dengan jelas dikeningmya sampai membuat ia tak sadar bahwa pria jangkung dihadapannya sudah pergi beberpa detik yang lalu dari hadapannya.

" ASTAGA, JUNGKOOKIE MEMBUATKU GILA EOMMA... "

Dengan wajah yang memerah padam, hoseok langsung berlari kedalam rumahnnya. Jika diluar terus akan berefek buruk pada kesehatannya dan jangan lupakan jantungnya yang masih berdebar dengan cepat akibat ulah sikelinci bongsor barusan.

*********

" hyung, bagaimana jika transaksinya kita undur saja. Rasanya tubuhku masih mati rasa. "

" hm, baiklah. Nanti aku bicara dengan jimin. "

" yuhu, gomawo hyung! "

" ya, dasar anak manja! "

Taehyung memanyunkan bibirnya tak terima disebut anak manja oleh kakak sulungnya tersebut, ia bahkan masih terbaring lemah dikasur rawat miliknya.

" kau tak ada niatan untuk pindah ke rumah sakit besar tae? "

" aku tidak mau, hyung! "

" wae? "

" aku sedang menunggu malaikatku disini, hyung! "

" w-wah kau mau menunggu malaikat kematian disini tae? "

" bukan malaikat kematian hyung, tapi malaikat penolongku. "

" terserahlah, kalo begitu aku mau keluar dulu menemui kakak iparmu. Kau istirahat saja dulu. "

Namjoon keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan taehyung yang sedang tersenyum aneh pada jendela.

" aku menunggumu, malaikatku. "

.

.

.

.

.

.

TBC

HOPE AGAINST HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang