Hari

1 0 0
                                    

Dimulai dari hari hari biasa, berangkat kerja jam 8 pagi Efa bekerja di salah satu hotel riasan di wajahnya dan hak tinggi sudah menjadi santapan tiap hari. Bekerja dengan jam kantor standar pulang jam 6 sore, jalan jalan di waktu weekend, sebenarnya Efa sudah bosan bekerja seperti ini belum lagi teriakan atasan tentang deadline. Efa tidak punya cita cita dan berakhir menuruti ibunya bekerja kantoran.

Ibunya meminta bekerja seperti orang orang yang lain, dan karena dilihat oleh tetangga dan anak dari teman temannya. Beliau mengikuti budaya masyarakat, sekolah yang bagus, kuliah ditempat ternama, lulus paling baik, bekerja di perusahaan dengan gaji yang besar. Mungkin memang banyak orang tua menginginkan anak anaknya sukses. Dan Efa kuliah ,kerja dengan hasil yanh biasa, dia pun tidak memusingkan standar ibunya, karena beliau bilang "udah alhamdulillah kamu dapat kerja disitu sudah tiga bulan kamu belum dapat kerja,Fa" dan ditanggapi senyuman oleh Efa.

"Efa, Fa? Sudah melamar ditempat Bang Deka belum?" ujar ibunya saat Efa belum dapat pekerjaan

"Sudah bu, tapi belum ada tanggapan sampai hari ini" kata Efa sambil melipat baju.

Deka sepupu Efa bekerja di salah satu provider di Tangerang, katanya saat itu memang lagi membutuhkan pekerja administrasi. Tapi hanya pekerja di situ yang tahu ada lowongan, 'Lah gimana mau taruh kan perusahaan tidak mengiklankan, nanti dikira mengada-ada' pikir Efa saat itu. Tapi karena tidak ada jalan lain Efa tetap menaruh CV di perusahaan itu sekalian keliling meng- apply ke perusahaan yang lain. Dan berakhir bekerja di hotel ini tentu Efa sangat senang karena usahanya berbuah juga.

"Ras, Gue bosan banget hari ini" kata Efa kepada Rasmi rekan kerjanya.

"Bosan hidup? Mati aja". Ledek Rasmi dan di balas Efa dengan pukulan ringan di lengannya. "ya beginilah hidup Fa, life is suck beradaptasi lah, bersyukur Lo diterima kerja, masih banyak yang cari kerja kesana sini".

Rasa rasanya Efa pernah dengar kutipan life is suck,beradaptasilah .tapi dihiraukannya."Yah manusia emang suka kurang puas".

"Eh Lo merasa enggak sih, kita itu kadang selaluuuu mengikuti standar masyarakat - yang entah siapa yang menciptakan- ,tanpa memikirkan apa yang memang diinginkan hati kita sendiri" ujar Rasmi dengan mata yang binar.

"Waduh Lo baru sadar sekarang? Gue sih dari dulu Ibuku juga pernah bilang gitu, sebenernya Gue enggak mau Ras, tapi dunia emang kejam seakan ingin melompat dari jurang" kataku sambil menggeleng kepala

"Menurut Gue mereka sendiri yang menciptakan "budaya masyarakat " itu, karena gengsi, dan ego" ujar Hafid dengan mendekatkan kepalanya di telingaku. Hafid bekerja sebagai Head Chef di hotel.

Efa menghembuskan nafas dan memenjamkan mata sebentar.

"Iya bisa juga karena itu Fid, kalau Lo tetap ikutin standar tadi engga? " tanyaku.

"Engga dan iya, Engga di waktu Gue engga nyaman dan Iya di waktu memang Gue suka" katanya sambil menaikkan alis nya. " Kenapa Lo mikir segitunya? "

"Pertanyaan 'kenapa' itusih yang terus muter di otak" ceplosku.

"Yah, kalau Lo enggak suka atau enggak nyaman Lo bisa tinggalin Fa, daripada pusing-pusing enggak usah pikirin kata orang. Enggak ada habisnya" Terang Hafid.

"Hm, benar juga Lo, Nanti nih ya, kalau sudah berkeluarga terus punya anak, Gue harus tau kesukaan/hobi dia waktu kecil ntar Gue tanyain terus suka pelajaran apa yang bikin dia enjoy dan senang ngerjainnya, nah kalau sudah tau, waktu SMA pilih jurusan udah ga bingung" jelasku.

"Iya itu terserah masing masing, manusia kan berbeda beda, oh ya Gue lanjut ke depan dulu ya"pamit Hafid sambil tersenyum. Dan di jawab anggukan oleh dua gadis itu.

"Uwaw dia Hafid kan? Tukang masak di belakang? Yang ganteng itu? Yang sixpack itu?? "

"Kok Lo tau dia sixpack Raaasss???? Masa sih??? " tanyaEfa sambil tersenyum.

"Pernah ikut lomba futsal kan di lapangan sebelah waktu itu tim Hafjd menang trus lepas baju,rejeki sih ehehe,Lo yang engga ikut demi diskonan buku"

"Sayang kalau engga di ambil ,diskom 50% loh Ras ,taun depan baru ada lagi" yang dimaksud Efa adalah Big Bad Wolf Books.

"Taun depan deh ajak Gue lagi Fa, eh Lo tadi ngomongin keluarga, anak pacar aja belom" ledek Rasmi

"Gampang itu mah, pacar kan? Tinggal pilih mau yang mana, kaya, cakep? Ada, tinggal pilih bayar, beres, Lo mau Ras? " balas Efa.

"Lo mah! "

"Sekarang banyak pacar bayaran Ras, biar ga malu pas ke kondangan sendiri, tapi cari suami itu agak susah untuk seumur hidup ini"

"Tunggu berarti Lo ga mau pacaran Fa? Tanya Rasmi penasaran

"Ya gimana uda bukan umurnya buat pacaran ala ala, langsung nikah ajalah kalau sudah cocok, ah ya mau ke toko buku kan nanti?" Efa mencoba mengalihkan pembicaraan agar tak terlalu panjang.

"Iya mau ikut? Gue mau cari buku tentang Manusia"

"Gue juga mau beli buku biografi, tapi nanti sebelumnya makan dulu ya Ras"

"Oke Gue ngebabu dulu ya Fa"

"Iya sana"

--------

PintuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang