coffe

4 0 0
                                    

"Oi Pem, pem-adam kebakaran!" seru abang nya yang diketahui masih menjomlo itu, Pema sudah di kamar mandi waktu tahu sudah terlambat ke kantor.

"Apa sih, berisik bang! Dikira tetangga kebakaran beneran loh! "Teriak Pema tak kalah heboh.

"Lo sih di panggil engga ada respon ya Gue teriakin sekalian"

"Halah to the point aja , kenapa bang?? "

"Gue nebeng hari ini aja" bisik abang nya di depan pintu kamar mandi.

"Idiiih, kagak usah bisik-bisik cem emak-emak gosipin Jedun, eh bukannya Lo alergi debu? Ntar bersin-bersin Gue yang disalahin, kenapa emangnya mobil Lo? Dicium pohon? Rusak ya? Gue bilangin Bapak ah"

Pema sudah selesai mandi dan mengambil seragam di lemari nya, sedangkan abangnya duduk di tepi ranjang.

"Lebay Lo, enggak kenapa-napa, nanti pulang di anter Anton, ada acara"

"Bensin Gue abis Lo yang bayar"

"Astaga cuma sehari Pem, 10 rebu cukup nih jangan pelit jadi orang" si Abang menyodorkan uang 10 ribu, dan hanya dilihat oleh Pema.

"Beli chitato aja kurang, yaudah kalau engga mau" jawabnya sambil lalu

"Sabar ,sabar" ucap si Abang seraya ingin rasanya mengumpat dan teriak.

------------

Efa pergi kerja lebih pagi dari rumah karena ada launching produk baru di hotel tempat dia bekerja. Tak lupa nanti membeli kopi di minimarket seperti biasa.

"Ibuuukk, aku berangkat dulu ya, doain pak Aji hari ini baik hati mau traktir kita soalnya hari ini ulang tahun" Efa meletakkan handphone, dompet, dan charge ke dalam tas.

"Iya, hati hati, artinya pulang malam lagi? Kamu berangkat pagi pulang malam terus"
kini air muka ibu nya berubah sedih dan bergegas ke dapur saat dikira air matanya akan jatuh, ibunya itu berhati lembut.

Efa menyusul ke dapur dan memeluk dari belakang. "Berarti doanya traktiran pak Aji di bawa pulang biar di makan bareng ya sama ibuk" tak terasa air mata Efa pun jatuh tapi tetap tersenyum.

Ibu pun terkekeh dan menaminkan. Efa mencium punggung tangan ibu, di susul Ayahnya.

*****

"Em-em embak, kopi yang biasanya mana? " Efa mencari kopi yang biasa dia beli.

"Oh enggak ada ya? Habis berarti" kata si embak

Biasanya indojuni punya stok banyak untuk kopi itu. Apalagi yang dia beli selain kopi kesukaannya, Efa menyudahi di minimarketnya. Saat membuka pintu indojuni Efa melihat pria meminum kopi kesukaannya itu di seberang jalan.

Dia mendesah "kalah cepet Gue padahal sudah berangkat pagi loh ini, ya ampun"

Efa memarkirkan sepeda motor dan memasuki kawasan hotel yang kini telah penuh oleh kolega dan sponsor yang datang padahal dia tidak menyukai tempat ramai seperti ini, membuatnya sesak, apalagi dia tipe yang penyendiri.

Acara launching produk baru Hotel pun di mulai. Pemimpin Hotel di persilahkan berbicara secara teknis semua mata tertuju padanya. Kecuali Efa melihat pria berkemeja hitam persis di indojuni tadi dan meminum kopi kesayangan nya.

*****

PintuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang