Matahari sedang panas-panasnya ketika sebuah keluarga kecil memasuki sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kotanya.
"Papa, aku ingin ice cream strawberry" ujar anak dalam gendongan seorang pria, yang tidak lain adalah orang tua si anak.
"Apapun yang princessku ingin" jawab ayah si anak dengan senyum manisnya yang mungkin jika para kaum hawa tidak melihat si pria menggendong anak dan menggandeng pasangannya maka mereka akan membuat sebuah barisan untuk mengantri merebut hati pria berkulit tan itu.
Seperti keinginan sianak ia mendapatkan ice cream kesukaannya, anak perempuan itu turun dan berjalan didepan orang tuanya.
Karna terlalu sibuk dengan ice cream ditangannya ia bahkan tidak melihat seorang pria dewasa didepannya dan ia tidak sengaja mengotori baju si pria dewasa dengan ice cream ditangannya.
"Maafkan aku paman, aku tidak sengaja" ujar anak itu dengan wajah takut bercampur sedih.
Orang tuanya menyusul dibelakang dan langsung menghampiri si anak yang saat ini seperti akan menangis.
"Heyy, jangan menangis, aku tidak marah" ujar si pria dewasa menenangkan gadis kecil didepannya.
"Tapi baju paman kotor" jawab si anak.
"Sayang ada apa ?" tanya ayah si anak begitu sampai dimana anaknya berdiri bersama seseorang.
"aku mengotori baju paman ini pa" tunjuk si anak pada baju si pria dewasa.
Pandangan mata itu bertemu mengantarkan getaran yang menyentil rasa senang sekaligus rindu terpendam dihati keduanya.
"P'Sing"
"Krist"
Keduanya saling menyebut nama satu sama lain.
"Kalian saling kenal ?" tanya wanita disamping Singto.
"Iya, dia juniorku dulu di sekolah" jawab Singto dengan wajah dingin.
"Ahhh, begitu,,, khun Krist, maaf putri kami mengotori bajumu" ujar si wanita dengan nada menyesal.
Krist berdiri membeku ditempatnya, kalimat wanita barusan seperti sebuah sengatan beracun yang mampu membuatnya tidak bisa bergerak.
"Khun Krist" panggil si wanita yang tidak mendapat respon dari pria didepannya.
"Paman" Krist merasakan sebuah tangan mungil menarik-narik ujung kemejanya dan ia melihat kebawah.
"Ahhh iya" jawab Krist pelan.
"Paman tidak apa-apa ?" tanya gadis kecil itu.
"Tidak apa-apa, paman tidak apa-apa kok sayang,,, siapa namamu kalau paman boleh tau" ujar Krist panjang lebar mengenyahkan rasa sakit dihatinya.
"Praya" ujar si gadis kecil riang.
"Peraya ? Apa ini ?" tanya Krist pada pria tan yang memeluknya dari belakang setelah melihat ukiran nama yang dia tidak tahu milik siapa di cincin yang disodorkan pria tan.
"Perawat dan Prachaya" ujar pria yang bernama Prachaya sambil mengecup pelan potongan leher Krist.
"Praya ?" ulang Krist yang tidak mempercayai pendengarannya.
"Iya, Praya Ruangroj, namaku diambil dari gabungan nama papa dan mama" jelas si kecil dengan suara lucunya.
"Hussshhh, apa yang kau bicarakan sayang" ujar ibu si anak yang sedikit malu mendengar celetukan anaknya pada orang yang dikenal oleh Singto.
"Iya Krist. Perkenalkan, ini putriku namanya Praya dan ini..." Singto merengkuh pinggang siwanita mendekatinya.
"Primprapa Ruangroj,,,ISTRIKU" ujar Singto penuh penekanan ditiap kata yang ia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot
FanfictionHanya kumpulan oneshot peraya yang dibuat kalo ada waktu senggang Selamat menikmati