Stay

125 13 4
                                    

"Dari siapa?" Helena membalutkan perban ke tangan kanan Gerard dan mengikatnya.

"Joy." Gerard menghela napas.

"Kenapa kau tidak membalas pesannya?" Helena mengusap tangan Gerard, berusaha membuatnya nyaman. "Itu tidak baik, Gee."

Gerard tersenyum. Merasa hidupnya kembali berarti.

Dia teringat perkataan kasar dari kekasihnya kepada Helena. "Helena, aku minta maaf atas semua yang terjadi."

"Tidak usah dibahas, Gee. Aku baik-baik saja, semua omongannya tak akan mempengaruhiku." Helena berdiri dan menggapai kotak P3K, berjalan mengembalikannya ke lemari obat di kamar mandi. Helena berteriak dari dalam, "Aku akan membereskan semua kekacauan ini, lain kali jangan melempar botol kaca, serpihannya hanya akan melukaimu."

Gerard tertawa kecil di tempatnya. Untuk sekejap dia dapat melupakan panic attack yang baru saja dialaminya. Terdengar suara dari dalam kamar Helena beberapa kali.

Gerard ragu awalnya namun akhirnya dia masuk ke dalam kamar Helena dan mencari sumber suara. Dia melihat handphone Helena di meja berkedip beberapa kali. Gerard meraihnya dan melihat tulisan di layar.

16 missed calls from Beebo❤


Gerard menelan ludahnya dan larut dalam pikirannya. Siapa orang aneh bernama Beebo ini?

Ting!!

Gerard bisa membaca sebuah pesan dari notifikasi yang membuat matanya melebar.

Beebo❤ : BABE!!

"Gerard, kenapa kau berada di kamarku?"

🌹🌹🌹

Joy mengetuk-ngetuk pintu kamar Frank, tak mendapat respon, dia memanggil namanya beberapa kali.

"Frank!! Apa kau sudah mati?!"

Pintu terbuka dan menampakan wujud Frank dengan lingkaran hitam di bawah matanya.

"Fuck, aku sedang berusaha mendapatkan tidur yang nyenyak, Joy. Ada apa?" Frank menyandarkan tangannya di tembok.

"Seseorang mengetuk pintu rumahmu beberapa kali dan memanggil namamu. Seharusnya kau berterimakasih padaku." Joy memutar matanya.

"Holy fuck, jam berapa ini?"

"Delapan malam."

"Shit.. shit.. itu pasti Jamia!!" Frank mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi.

"What the fuck is wrong with you?" Joy menatap pria di depannya dengan aneh.

"Pacarku datang dan kau sekarang berada di rumahku, Joy."

"Dan?"

"Dan? Did you lose your mind? Sepasang wanita dan pria berada di satu rumah yang sama dan apa yang akan pacarku pikirkan?" Frank memandang wanita berambut biru dengan amarah. "Maaf telah meninggikan suaraku."

Joy benar-benar kesal karena pria penuh tato ini. Dia sudah biasa dengan orang yang berteriak padanya, namun kali ini dia sedang marah dan teriakan Frank membuatnya sangat ingin menonjok hidung lelaki di depannya dengan keras.

Frank berjalan menuju pintu depan dan membukanya. Gadis manis bernama Jamia memasang raut muka marahnya, menunggu penjelasan Frank yang membuatnya menunggu lama.

"Hey babe." Frank mencium dahinya dan memeluknya. "Aku minta maaf telah membuatmu menunggu, ayo masuk."

"Aku tidak ingin hal ini terjadi lagi Frank. Kau tahu aku tidak suka menunggu lama."  Ujar Jamia, merangkul lengannya di pinggang Frank.

Jamia berhenti, menatap wanita yang berdiri di depan kamar pacarnya. Frank menyadari hal itu dan mengutuk dirinya beberapa kali.

"Oh. Dia Joy, kau tahu dia kan?" Frank berusaha mendinginkan suasana.

"Iya, aku tahu dia pacarnya Gerard. Tapi aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sini." Jawab Jamia, memberikan tatapan tajam pada Joy.

"Calm your tits down, aku hanya ingin menginap satu malam di sini. Tapi ternyata kau datang, aku akan pergi." Joy menggapai handphone miliknya dan berjalan menuju pintu depan. Frank memijat pelipisnya beberapa kali, merasa tidak enak kepada pacar sahabatnya itu.

"Maaf, Joy."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Helena || G.WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang