"Meeting you was like listening to a song for the first time and knowing it would be my favorite." -uknown
Hari ini aku lebih bahagia dariada hari-hari sebelumnya. Aku terlalu bersemangat hingga lupa sosok ku kemarin dan hari-hari yang lalu. Indah benar rasanya. Hingga aku berlari menuju kelas, senyum-senyum sepanjang perjalanan hingga diperhatikan banyak orang. Seperti orang berhalusinasi, ya? Ah biarlah benar-benar indah.
"Nes! Kay!" sapa ku,
"Oi," jawab mereka bersamaan
Aku terengah-engah sampai depan kelas. Nessi dan Kayra menatapku heran. Aku mendekat dan berbisik kepada mereka. Menceritakan apa yang kualami kemarin. Mereka antusias dan gembira mendengar ceritaku.
"Oh, Tuhan. Bukankah dia Raka? Jagoan basket kelas 7. Lyn, kau tahu Deon? Pacarku. Kurasa Deon dan Raka satu geng. Mereka berteman." ucap Nessi
"Benarkah?" Aku benar-benar antusias saat itu.
"Dia kelas 7-4 kan?" tambah Kayra
Aku menggangguk perlahan. Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang Raka. Dan baru tahu namanya saat Nessi mengucapkannya. Jagoan basket? Selama aku mengikuti pelatihan basket pun aku tidak melihatnya. Bahkan satu geng dengan Deon. Takdir seolah bermain-main denganku. Entah mengapa semua seperti berhubungan.
Lalu Nessi mengajakku untuk datang ke rumah Deon bersamanya akhir pekan. Ia juga mengatakan teman-teman Deon juga akan datang. Aku bisa bertemu Raka tentunya. Saat itu aku mulai berpikir, apakah aku bisa bersama dengannya? Apakah rasa suka ku berbalas?
Ah, aku benar-benar tidak sabar.
***
Hari itu pun tiba, aku mengenakan casual shirt berwarna putih sleeveless dan rok jeans diatas lutut. Rambut sebahu ku gulung ke atas dengan gaya messy bun. Lalu mengenakan sandal straps tipis dan ringan. Aku harus berkata apa saat bertemu Raka nanti. Apakah penampilanku menarik? Atau ada yang kurang?
Apa begini rasanya suka pada orang? Kenapa terasa indah dan begitu membingungkan? Bahkan aku jadi tak yakin pada diriku sendiri.
Aku dan Nessi bertemu di halte dan kita berangkat dan sampai tepat pukul sepuluh. Disana Deon dan teman-temannya sudah berkumpul. Saat aku dan Nessi datang mereka sedang berebut main PSP dan aku melihat Raka tertawa dan sangat bahagia.
Dia benar-benar indah.
Deon kembali dari belakang dan menyadari kami sudah datang. Lalu menyambut kami,
"Selamat datang di Jackass, ladies." ucap Deon sedikit menyeringai sombong
"Apa-apaan kamu," kata Nessi geli sambil mendorong Deon pelan.
Mereka mesra. Aku senang melihat sahabatku begitu nyaman dengan Deon. Seketika teman-teman Deon menoleh. Beberapa berbisik, yang lain menatap jahil. Lalu Nessi merangkul ku.
"Namanya Lyana. Panggil aja Lyn. Dia sahabatku, bro. Jangan macam-macam."
Mereka tertawa. Kecuali Raka. Apa Raka tidak suka ya denganku? Apa yang salah ya?
"Woy, ayo lanjut main" Raka berkata sambil membelakangi kami. Menatap layar yang ada didepannya.
"Ada cewek cantik, Raka. Sini balik badan dulu." kata Kimbo salah satu teman Deon. Aku tidak tahu nama aslinya. Tetapi teman-temannya memanggil dia Kimbo.
"Aih cewek cantik mah banyak" kata Raka cepat, ia terlihat kesal.
Apa benar Raka tidak suka aku? Inikah yang namanya ditolak sebelum berjuang? Ah, aku sedikit kecewa. Secara tak sadar aku menundukkan wajah, diantara rangkulan tangan Nessi.
Lalu Deon menepuk pundak ku, dan berkata: "Jangan dipikirkan" lalu tersenyum kecil dan berlalu.
Hari itu menyenangkan, aku mengenal lebih banyak orang. Lalu tahu bahwa geng Deon dan teman-temannya bernama Jackass. Bukankah Jackass itu jenis pinguin? Saat kutanya seperti itu, Kimbo menjawab karena mereka suka serial kartun Pinguin and the Madagaskar. Ah, aku tertawa geli mendengarnya. Namun, sangat disayangkan Raka tetap diam. Ia hanya sekali menatapku dan setelah itu makan keripik dengan tergesa-gesa seperti kesal.
Ah, sudahlah.
Mungkin butuh lebih banyak waktu untuk membuatnya suka padaku. Batinku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Selflessly
RomanceLyana Natascha, seperti kebanyakan remaja, tidak ada yang spesial. Menyukai film, restoran fast food, hewan peliharaan yang lucu, aksesoris, game center, dan masih banyak lagi. Menaruh hati dengan seseorang yang tak terduga. Terbatasi dinding, sala...