BAGIAN 9: HAL YANG DILEWATKAN

4 0 0
                                    




"You taugh me a lor about love, even if you could not give it to me." -uknown










Sudah hampir sebulan berlalu. Perasaanku pada Raka belum berubah, tidak bertambah, tetapi juga tidak berkurang. Jadi, apa yang harus kulakukan? Malah aku sungguh peduli padanya.

Kadang otakku berkata
Memangnya dia siapa, hah?
Dan hatiku berkata
Karna kau mencintainya maka kau peduli dengannya.

Setengah jiwaku siap ia pergi. Setengahnya lagi merengek untuk bertahan. Memangnya apa bagusnya menunggu orang yang sudah tidak mungkin kembali lagi?

Namun, hujan di bulan ini belum reda. Sama seperti perasaanku yang juga belum reda. Belum redup. Kalau bisa di misalkan, mungkin bagimu aku adalah lampu. Menyinari memang, terang disaat baru, dan dapat dengan mudahnya kau ganti saat redup. Semua hanya persoalan rasa dan rasaku padamu, tidak kunjung kikis.

Lamunanku mengisi 4-5 jam pelajaran sekolah, membuatku benci bahkan rasanya ingin melarikan diri. Sebenarnya selama ini apa yang aku cari? Apa yang kuharapkan?

Aku jatuh cinta padamu, Raka.

Dan saat ini aku tenggelam.

***


Teng teng teng!
Bel sekolah berbunyi. Rasanya malas sekali melangkahkan kaki walaupun itu pulang sekolah. Kubereskan buku dengan malas, memasukkannya sembarang ke dalam tas.

Brukkk!
Satu dua buku terjatuh. Aku meraihnya dengan malas. Tanpa daya dan rasanya muak.

"Lyn!" pekik seseorang

Aku menengok ke sumber suara.

"Kau kenapa, sih? Ada yang salah denganmu, dimana Lyana yang selalu semangat dan loveable seantero sekolah?"

Ternyata itu Nessi.

"Ah, maaf Nessi, aku sepertinya tidak enak badan."

"Dasar anak bodoh! Memang selama ini aku tidak memperhatikanmu? Kau ini, hanya melulu bingung tentang Raka sampai liat matamu? Seperti panda!"

"Panda itu lucu, Ness" elakku manja

"Kau ini! Anak siapa sih?! Liat apa-apaan wajah lesu itu, ah kau tidak pakai masker akhir pekan kemarin? Sejak kapan kau jadi lusuh seperti ini?"

"Aku hanya sedang malas."

"Tadi kau bilang sakit, sekarang malas, nanti apa? Jujurlah, Lyn. Kau sakit hati, kau hanya butuh waktu untuk menyembuhkan diri. Kau butuh istirahat, ya 'kan?"

"Aha!" kataku riang

"Kau memang benar." suaraku melemah suram.

"Geez, anak yang satu ini. Ayo ikut aku!"

"Kita mau kemana?"

"Bangkit!"

"O-oke, captain!"

Lalu ia tersenyum. Ah, aku pasrah, Ness.

***

Langit kota ternyata terang siang ini. Menampakkan indahnya awan dan semerbak harum dedaunan pohon-pohon kota. Angin sepoi-sepoi sejuk menerpa. Tak kusangka, aku muram di waktu yang benar-benar indah.

Nessi menarik tanganku mengiringi kota. Berjalan di atas aspal yang kian panas. Aku hanya mengikuti langkahnya terlalu bersemangat.

"Kita telah sampai!" kata Nessi dengan bangga menunjuk Mall D diseberang jalan.

Ternyata modusnya mengajakku ke Mall D.

Kami lalu masuk dan menyusuri toko per toko yang ada. Pertama Nessi mengajakku makan. Kepiting, udang, cumi asap, soft cake, boukumchen, ayam, Nori, ramen, sushi, tunggu-tunggu..

"Ness!"

"Oi!"

"Cara kita habisin semua ini?"

"Santai, bagor available disini!" katanya dengan bangga

"Ah, aku hampir lupa."

Ia lucu sekali dengan ekspresinya itu. Tak terasa senyumku mengembang.

"Kau tersenyum!" kata Nessi dengan mata berbinar.

"Ah,...." aku lupa.

"Aku kalah, Ness" kataku sambil tersenyum simpul.

***

Pukul 6 petang kami pulang. Nessi mengantarku dan setelah itu langsung pamit pulang. Aku bahagia hari ini. Ah, seharusnya aku lebih mencintai diriku sendiri.

Nessi tadi berkata padaku:
"Kau memang mencintainya, Lyn. Tapi ingat, siapa yang mencintai? Kau! Yasudah itu urusanmu, dan jangan libatkan Raka dalam hal ini. Kau sakit hati? Itu urusanmu, itu salahmu. Kau belum bisa ikhlas karena memang kau menyalahkan Raka selama ini. Ayolah melangkah maju dan belajar menerima orang lain! Tidak perlu merasa bersalah pada Raka bila suatu saat kau mencintai orang selain dirinya. Karna bila Raka suka padamu lagi, tentu itu urusannya, jangan khawatir. Jangan libatkan dirimu lebih jauh, Lyn. Sesayang-sayangnya kau pada seseorang. Seharusnya kau lebih sayang pada dirimu sendiri, oke? Itu hal penting yang kau lewatkan. My baby girl, did you understand?"

Yes, mom. I am understand.

Ah, Nessi memang yang terbaik.

Love You SelflesslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang