The Ribbon

181 32 8
                                    

The Ribbon (America)

With

Johnny Seo

><><><><><

Johnny Seo, siapa yang tidak mengenal pemuda tinggi dengan wajah tampan itu. Setiap wanita pasti akan dengan senang hati memberikan tubuhnya pada Johnny, tapi Johnny bukanlah pria brengsek yang mau menerima sembarangan wanita hanya untuk menidurinya.

Namun untuk kali ini berbeda, gadis yang kali ini mendekati dirinya mampu membuat jantungnya berdebar. Wajah manis dan tubuh mungil si gadis itu benar-benar tipe Johnny, jadi Johnny untuk kali ini akan menerima si gadis dengan senang hati.

Johnny memberi si gadis kontak media sosialnya dan tak perlu menunggu lama sudah ada saja permintaan pertemanan dari si gadis.

Kim Kei add you as Friend by id

Johnny mendengus, ia baru tau nama si gadis ketika gadis itu mengadd kontaknya. Dirinya sebelumnya lupa untuk menanyakan nama si gadis itu semua karena atensinya tertuju pada satu hal.

Wajah Kei dan suara bak bidadarinya.

Waktu terus berlalu, hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ini sudah 2 bulan mereka mengenal dan Johnny sudah membulatkan tekadnya untuk langsung melamar Kei.

Walau jauh dalam dirinya takut jika Kei akan menolaknya, berhubung banyak rumor yang beredar tentang Kei yang berpacaran dengan Jimin. Rivalnya di SMA dulu.

Kini Johnny dapat melihat Kei yang sedang duduk manis dicafe, sesekali gadis manis itu menyeruput milkshake miliknya.

Johnny memperhatikan Kei dari atas sampai bawah. Rambut hitam legamnya yang dibiarkan tergerai dengan poni yang menutup dahinya, blouse peach yang dipadukan rok berwarna ungu pudar. Tak lupa sebuah pita ntah choker yang selalu berada dilehernya.

Johnny sebenarnya penasaran kenapa Kei selalu menggunakan choker, apakah karena Kei yang senang dengan choker atau karena ada bekas luka dilehernya.

Johnny menggeleng, tak seharusnya ia memikirkan hal tidak penting ini maka ia dengan cepat menghampiri Kei yang ternyata sudah melambai sembari tersenyum manis.

Johnny mulai pembicaraan dengan basa-basi, sampai dirasa waktu tepat ia mengeluarkan sebuah kotak merah dan membukanya tepat dihadapan Kei.

"Kei, menikahlah denganku."

Kei menutup mulutnya, wajahnya berbinar.

"Ini serius?"

Johnny mengangguk, matanya menatap tajam Kei walaupun sebenarnya ia gugup setengah mati. Ia juga takut, takut jika Kei malah menolaknya metah-mentah dan menjauhinya.

Namun sesuai harapannya, Kei mengangguk dan mengambil cincin itu lalu memasangnya ditangannya.

Johnny tersenyum lebar, memeluk gadis itu dan mencium bibir tipisnya.

Sudah 3 minggu berlalu, hari ini Johnny dan Kei sedang membereskan apartemen yang akan mereka gunakan untuk beberapa tahun kedepan.

Kei memasukan pakaian ke dalam lemari sedangkan Johnny  menatap punggung kekasihnya, senyum mengembang diwajahnya.

Johnny memeluk tubuh mungil itu dari belakang, "Sayang, bagaimana jika kita menikah 2 bulan lagi?"

Johnny mengecup puncak kepala Kei, wangi vanila menguak. Ia menyukai wangi wanita ini, sungguh.

Kei mengangguk, "Terserah kau saja."

Johnny bergumam tak jelas, tubuhnya ia rendahkan agar sejajar dengan tubuh Kei. Ide jahil terbesit dikepalanya, ia mendengus leher Kei.

"John, aku sedang merapihkan lemari. Tolong jangan seperti ini." Ujar Kei.

"Kalau aku menarikmu ke kasur bagaimana?" Tanya Johnny dengan seringai mesumnya, Kei mendelik. "Bercanda sayang."

Malam tiba, Kei dan Johnny kini sedang berbagi kehangatan diatas kasur. Saling mengenggam dan bercanda. Entah kenapa mata Johnny kembali menatap leher Kei.

Lagi-lagi choker merah masih melekat dilehernya.

Ide jahil kembali muncul, Johnny meminta Kei untuk memunggunginya. Tangan kekar Johnny memegang leher Kei.

"John, kau sedang apa?"

Johnny tidak menjawab, ia mencoba melepas choker itu. Kei panik.

"John ku peringatkan jangan melepas chokerku, atau kau akan menye--"

Tak..

"Sal."

Kepala Kei menggelinding tepat ketika Johnny berhasil melepas chokernya.

.
.
.

Urban Legend || NCT, WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang