TIING-
Ponsel Yerin berbunyi, menandakan bahwa ia baru saja mendapatkan pesan. Yerin, yang daritadi bergulat dengan tugasnya, kini memutuskan untuk memeriksa barang elektronik kesayangannya itu.
Taehyung:
Yerin-aaaahhh
Aku sudah tidak kuaaaaatttt
Tolong bantu teman tampanmu iniiiiii
😭😭😭😭Dahi Yerin berkerut, bertanya-tanya di dalam hati; bagaimana Taehyung mendapatkan id linenya? Bisa saja Sojung yang memberikannya, namun Yerin tetap penasaran. Ia pun mengetik hal tersebut.
Dari mana kau dapat kontakku?
Taehyung:
Sojungie! Hehe"'Hehe', katanya." Yerin mendengus. "Kekanak-kanakan sekali."
Si tua bangka itu....
Memangnya kau butuh bantuan apa?Taehyung:
Hey!!! Kau secara tidak sengaja memanggilku tua bangka juga tahu!!! Aku dan Sojungie lahir di tahun yang sama!! 😤😤
Itu
Tugas estetikaYerin mengerjapkan kedua matanya. Kebetulan sekali, ia sedang mengerjakan tugas estetikanya juga.
Oh, aku sedang mengerjakannya sekarang
Taehyung:
!!!!! Pas sekali!!!
Hey aku punya ide
Bagaimana kalau kita ke kafe XX dan mengerjakannya bersama sekarang?Yerin melirik jam di dinding—Refleks, padahal di ponselnya pun ada jam. Jarum kini menunjukkan pukul sebelas siang, dan ia ingat ia belum makan apa-apa semenjak ia bangun pukul delapan tadi. Sedari ia mulai mengerjakan tugas, ia hanya ditemani segelas es teh manis buatannya.
Boleh saja
Aku segera ke sana.
"'Apa itu kebahagiaan?'"
Yerin mendongakan kepala ketika Taehyung membacakan salah satu pertanyaan tugas estetika mereka.
Mereka sudah berada di kafe XX, sudah cukup lama, bisa dibilang. Mochaccino milik Taehyung kini tersisa setengah cangkir, sedangkan Ice Chocolate milik Yerin sudah habis.
"This is such a broad question... Pada dasarnya, kebahagian itu merupakan hal subjektif," Yerin menghela nafas, lalu ia menemukan Taehyung yang hanya melongo di hadapannya, "S, setidaknya menurutku." Lanjut Sang gadis.
"Kebahagiaan ya..." Taehyung mulai berpikir keras, kemudian menambahkan, "Dapat membuat Yerin-ah tersenyum sudah jatuh di kategori kebahagiaanku!"
Yerin merasakan pipinya yang perlahan menghangat, "H, hah!?" Pekiknya dengan rasa terkejut bukan main, "Jangan aneh-aneh! Kenapa aku yang kena pula!? Bukankah kau lebih senang kalau bisa mengencani perempuan-perempuan yang telah mengikutimu!?"
Taehyung tertawa pelan melihat respon Yerin yang begitu kalang-kabut, "Kan menurutku," ucapnya, "Dan hey! Jangan asal bunyi begitu! Siapa bilang aku senang dengan perempuan-perempuan itu!?"
"Memangnya tidak?" Tanya Yerin sembari memainkan sedotan di gelas kosongnya. Taehyung di sisi lain segera menjawabnya dengan tegas, "Mana ada! Bersamamu jauh lebih menyenangkan."
Jika Yerin sedang menyeruputi Ice Chocolatenya, ia bersumpah ia pasti sudah tersedak. Dengan sekuat tenaga, ia pun bertanya kembali; atau lebih tepatnya ingin meyakinkan diri, "A, apa?"
"Bersamamu jauh lebih menyenangkan," Taehyung mengulang kalimatnya, "Aku dapat menjadi diriku sendiri, perempuan-perempuan itu hanya menyukaiku dari luar." Sebuah senyuman lebar terpampang di wajahnya.
Sementara itu Yerin tidak dapat berkata apa-apa. Seolah-olah mesin suaranya rusak akan respon Taehyung yang tanpa basa-basi tersebut. Malukah dirinya? Tentu. Memerahkah wajahnya? Mungkin saja. Namun seorang Jung Yerin tidak akan pernah percaya dengan ideologi seseorang akan menyukainya (secara platonik maupun romantis) karena hey, tidak ada manusia yang tidak berhati busuk.
Jika memang euforia ada, maka manusia tidak mempunyai panggung untuk kegiatan melakonnya; tidak dapat melakukan kegiatan menipunya terhadap individu lain; kejatahan tidak akan pernah ada.
Dan Yerin tahu, seseorang berhati suci tidak akan pernah ada.
Namun muncullah Kim Taehyung dengan aura hangatnya dengan senyuman cerahnya yang tergores di wajah. Menenangkannya pada tempo hari. Lembutnya suara yang ia keluarkan ketika mereka berbicara; Yerin bisa gila dan merubah pikirannya.
"B, bodoh," Cicit Yerin, kemudian memalingkan wajahnya, sebuah usaha agar semburat merahnya tidak terlihat, "Jangan membuatku berpikir yang-"
"Yang apa?"
Gadis berlandang itu membisu ketika mendapati Taehyung yang tiba-tiba mengikis sedikit jarak diantara mereka berdua.
"B, be-" Nafas Yerin kini tersenggal-senggal; dada sesak karena perlakuan dari Taehyung.
"Hei," Yerin tahu Taehyung mempunyai suara yang berat. Namun yang barusan tergelincir dari mulut Sang lelaki merupakan suara yang lebih berat dari biasanya.
"Jawab aku."
Kepala Yerin serasa akan meledak.
"BERISIK!"
Lalu hening menemani mereka. Sampai detik dimana tawa Taehyung menggelegar.
"Ya ampun! Reaksimu hebat sekali!" Ucap Taehyung dengan tawa di ujung kalimatnya. "Dan kau masih ragu kalau aku berpikir bersamamu jauh lebih menyenangkan dibanding perempuan-perempuan yang mengejarku? Kau gila, Jung Yerin."
Di sisi lain gadis yang disebut itu masih belum berkata apa-apa. Ia masih tidak percaya dengan kejadian yang menimpanya tadi. Geram perlahan melahar didalam tubuh, dan Yerin pun berseru kepada Taehyung;
"Kebahagiaanku, yang pasti bukan saat bersamamu!"
(Hal tersebut tidak membuat Taehyung kecewa, ia justru menganggap Yerin menggemaskan dan kembali tertawa kecil.)
07 / tbc
HALOOOO akhirnya aku update lagi huhu maaf ya aku baru nemu mood buat ngelanjutin ini sekarang hehe semoga kalian suka ya! Dan krisar sangat diperbolehkan!! Aku butuh opini kalian untuk berkembang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation || kth + jyr
Fanfiction"Kehidupan itu merupakan suatu anugerah, tidakkah kau memikirkan hal yang sama?" [Start: 18.11.17] #157 in Taerin