COLD-4 RAFFA

29 3 5
                                    

Gue bersyukur. Meskipun yang lain nggak peduli sama gue. Seenggaknya ada mereka yang ada disisi gue saat gue butuh.
-Raffael Mahesa




Remang-remang lampu di tempat ini bersahutan. Tempat yang agak gelap namun diterangi oleh sedikit cahaya lampu remang-remang. Suara musik bersahutan jelas hingga menusuk ke telinga. Banyak sepasang muda mudi berdisko mengikuti alunan musik yang dibunyikan. Dunia malam yang sangat asik dinikmati oleh anak muda seusia mereka.

Tidak ada kata malu bagi mereka untuk berdansa dengan pasangannya. Tempat melepas semua masalah bagi mereka dengan berdansa. Hanya sementara, mereka melupakan semua masalah mereka disini.

"Raff, udah oyy lo gila. Udah berapa gelas lo minum?" Teriak Satria berusaha menyadarkan Raffa yang terus menerus memasukkan minuman itu ke dalam mulutnya.

Raffa membalasnya hanya dengan gumaman saja. Ia sudah tidak kuat lagi. Kepalanya terasa pening, menghabiskan beberapa gelas minuman keras di tempat ini.

"Kayaknya dia nggak bisa pulang," sahut Blend.

"Daripada diomelin bokapnya, biar dia nginep di rumah gue. Sekalian kalian semua nginep dirumah gue sepi bonyok gue lagi ngurusin kerjaan di luar kota." Ucap David seraya menghisap batang rokoknya. Iya, teman-teman Raffa masih sadar. Mereka tidak minum sedikitpun. Hanya Raffa yang minum, untuk melepaskan masalahnya sebentar.

Tugas mereka hanya menemani Raffa yang tidak terkendali jika memasuki tempat ini.

"Boleh juga."

"Kalo besok dia nggak kuat, kita bolos," ucap Blend.

"SETUJU." Sahut Satria dengan semangat 45.

Yang lain hanya memutar bola matanya malas mendengar jawaban temannya yang satu ini. Kecuali Raffa dia sudah tidak kuat lagi, kepalanya sudah tergeletak diatas meja tempat mereka duduki.

"Yaudah bantu dia masuk mobil. Sat, lo yang bawa mobilnya dia udah nggak sadar." Satria merogoh saku celana milik Raffa.

"Ati-ati salah pegang," celetuk David.

Satria langsung mendelik dan menoyor kepala David.

"Gue nggak doyan batang," desis Satria.

"Siapa tau berubah pikiran?"

"Bodo."

"Si setan gercep bego udah malem ini malah ribut," umpat Blend yang melihat jam tangan yang melingkar di tangannya jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.

"Udah nih dapet kuncinya." Satria menunjukkan kunci mobil Raffa yang berhasil ia dapatkan.

"Dave, lo bantu Satria angkut Raffa. Gue mau ambil mobil gue diparkiran. Nanti lo semobil bareng gue." David mengangguk mengiyakan dan langsung membantu Satria memapah Raffa keluar dari tempat ini.

Sesampai diparkiran David membantu Raffa masuk ke dalam mobil di bagian jok belakang. Satria yang akan mengemudi sudah siap di jok mobil bagian depan.

"Lo nggak minum kan tadi?" Tanya David memastikan.

"Gila ya nggak lah," jawab Satria.

"Yaudah hati-hati," pesan David yang menutup pintu mobil bagian belakang. Setelah itu, mereka menuju rumah Blend yang katanya sepi.

***

Sesampainya di rumah David, mereka semua turun dari mobil untuk membantu Satria memapah Raffa.

Rumah David benaran sepi, Blend langsung membuka pintu rumah. Syukurnya, ia tak lupa selalu membawa kunci rumah sebelum pergi lagi.

Perempuan tua keluar dari kamarnya melihat siapa yang datang. Ia berjalan menghampiri Blend dan teman-temannya.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang