Wanita baik-baik pasti ingin pasangannya menjadi pribadi yang baik dan tidak salah memilih pergaulan
-Putuechathia
Becca mondar-mandir mengelilingi seluruh ruangan yang ada di SMA PC. Semua sudut sudah ia periksa. Mulai dari halaman depan, halaman belakang hingga ruangan lantai 4 sudah ia kunjungi.
Becca melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 07.00. Lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Dari lantai tiga, Becca, melihat Paskibra akan melakukan penaikan bendera.
Doa bersama telah usai juga dilakukan di halaman. Becca harus menemui Andre sebelum bel masuk.
Masih ada waktu sebentar lagi untuk menemui kekasihnya itu. Ia memutari ulang lagi semua tempat yang ada di SMA Pelita Cahya. Hasilnya sama. Nihil.
Becca khawatir. Panik. Gelisah. Karena keadaan Andre yang hampir pingsan tadi malam. Ia harus mengetahui bagaimana keadaan kekasihnya sekarang.
Butiran keringat mulai membasahi pelipisnya. Ia duduk sejenak di teras depan kelas. Entah kelas berapa Becca tidak mengetahuinya karena saking lelahnya.
Becca memperhatikan tempat di sekitarnya. Tunggu dia tidak asing dengan tempat ini. Benar, ini kelas Andre-- XI IPS 4.
Bodoh, kenapa gue nggak nyari ke kelasnya? Gumam Becca.
Becca menepuk jidatnya, ia meratapi kebodohan yang telah di lakukan.
Tanpa pikir panjang, Becca masuk ke dalam kelas Andre. Ia mendorong pintu yang tidak dikunci, membuat para penghuninya terdiam dan menjadikan Becca sebagai pusat perhatian. Ada yang sedang mengerjakan tugas, duduk di meja, duduk di kursi guru dan ada yang sedang bergosip.
"Ada Andre?" Sahut Becca to the point sekaligus mencairkan suasana.
Semua melanjutkan aktivitasnya kecuali Ratu and the geng yang sedang ngerumpi.
"Cih, dasar adik kelas nggak tau tata krama. Masuk kelas orarang tanpa permisi." Sindir Ratu yang berniat bercanda.
"Tau tuh. Huh." Tambah Fanny.
Becca berdecak seraya memutar bola matanya malas. Ia menutup pintu kembali membuat Ratu bingung.
Ketukan pintu kembali terbunyi.
"Permisi kak. Andre hari ini masuk nggak?" Tanya Becca sopan.
"Sok manis," celetuk salah satu dayang-dayang dari Ratu seraya tersenyum.
Tiga laki-lagi tampan nan gagah menghampiri Becca yang ada di depan pintu. Mereka adalah Justin, Lintang dan Jose.
"Ehh, Cha. Lo nyari Andre?" Tanya salah satu dari ketiga laki-laki itu Justin. Yang sudah dikenali oleh Becca.
Becca mengangguk antuaias dengan senyumannya.
"Dia nggak sekolah. Kita nggak tahu kenapa. Bukannya kemarin dia jalan sama lo ya?" Tanya Lintang pada Becca.
Seketika raut wajah yang gembira di muka Becca berubah menjadi murung.
"Iya kak, kemarin jalan sama Caca tapi nggak tau kenapa kemarin pas minum air putih di tempat kek cafe gitu dia sempoyongan gitu. Caca nggak ngerti," tutur Becca polos.
Jose yang berada di tengah-tengah Justin dan Lintang hanya terdiam.
"Gini aja. Sekarang Caca ke kelas belajar dulu. Nanti pulang sekolah kita sama-sama ke rumah Andre. Gimana?" Tawar Justin.
Becca tersenyum lagi, ia manggut-manggut setuju dengan perkataan Justin.
"Yaudah kak, Caca balik ke kelas dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD
Teen FictionHidup seperti dingin bertemu dengan panas. Jika kamu tidak kuat, maka kamu yang akan lenyap. -COLD- Lo itu takdir gue dan akan tetap jadi milik gue. Dan gue nggak akan ngelepas apa yang udah jadi milik gue. -Andre Pratama- Jangan berfikir gue akan p...