SMDL 1

542 20 0
                                    

Abu Khalid Al-Ahwal Az-Zahid berkata:

"Ketika istri guru kami meninggal, yaitu Syeikh Abu Rabi'ah seorang pakar Fiqih dan seorang Shufi. Aku pergi bersama orang-orang untuk turut menguburkan istrinya. Setelah orang-orang selesai menguburkannya dan meratakan tanah di atasnya, Syeikh kami berdiri di samping kubur istrinya dan berkata:

"Semoga Allah merahmatimu wahai istriku.
Saat ini engkau telah tersembuhkan dan aku menanggung rasa sakit, engkau telah terselamatkan sedangkan aku mendapatkan cobaan, kau tinggalkanku sedangkan aku terus mengenangmu dan engkau pergi melupakanku.
Dahulu duniaku penuh makna akan hadirmu, namun setelah kepergianmu duniaku tak kan lagi bermakna.
Dahulu kehidupanmu di sisiku adalah kekuatan hidupku, namun kematianmu telah membuat kekuatan itu melemah.
Dahulu kesedihan yang aku hadapi terasa sangat ringan dengan penghiburanmu, akan tetapi setelah hari ini kesedihan itu akan kian berlipat ganda dan terasa berat.
Dahulu keberadaanmu di sisiku menjadi tameng yang menghalau diriku dari segala kesusahan yang menghampiri, namun kali ini kesusahan itu akan kembali menghampiri.
Dahulu hari-hari yang berlalu selalu dipenuhi oleh kasih sayang dan cinta kasihmu, namun hari-hari itu akan menghampiriku dengan kehampaan dan kekosongan dari kasih dan cintamu, hari-hari yang begitu berat dan keras.
Sungguh demi Allah, tidaklah aku mendapatkan musibah darimu sebagai seorang wanita seperti wanita lainnya. Yah, hanya saja aku diuji dengan wanita yang mulia yang aku rasa wanita tersebut terus menyayangiku".

***

Sebuah Mimpi Dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang