SMDL 7

126 8 0
                                    

Abu Khalid berkata:

"Tiba-tiba di telingaku terdengar suara dengungan karena rasa takut yang berlebihan seperti suara tiupan sangkakala. Kemudian rasa lelapku menghilang, akupun terbangun sangat terkejut dengan hati yang berkeping-keping seperti orang yang terbangun dari pingsannya kemudian melihat dirinya berada di dalam kafan, di dalam kubur yang telah menutupinya.

Aku tak begitu melihat apa yang ada di sekitarku hingga cahaya Shubuh telah menerangi rumah dan aku melihat Abu Rabi'ah berbalik-balik seperti ada tangan yang menggulingkannya. Kemudian ia terbangun dengan hati penuh gelisah karena terkejut seraya berkata: "Apakah engkau ingin membunuhku wahai Abu Khalid, demi Allah apakah engkau ingin menghancurkanku?".

Aku pun berkata: "Apa yang terjadi padamu? Semoga Allah merahmatimu".

Dia menjawab: "Aku telah tidur malam ini dengan niat tersebut (tidak menikah lagi) sebagai mana yang telah engkau ketahui. Yah untuk mengumpulkan hati ini hanya untuk beribadah dan melepaskan diri dari perempuan dan anak, serta terlepas dari kesusahan karena mengurus mereka dalam pahitnya kehidupan, terlepas dari kesibukan mebuat adonan roti setiap hari. Aku ingin berlepas diri dari kesusahan, kepayahan dan musibah mereka agar aku bisa mengosongkan diri hanya untuk beribadah kepada Allah sendirian.

Akupun meminta kepada Allah agar memberiku petunjuk dalam tidurku.
Aku melihat dalam tidurku seolah-olah pintu-pintu langit telah dibuka. Aku melihat orang-orang turun dan berjalan di udara satu-persatu dengan sayap mereka. Setiap orang yang turun dari mereka menatap kepada diriku dan berkata kepada orang yang di belakangnya: "Dia adalah orang yang sial". Kemudian yang lainnya turut berkata:
"Ini adalah orang yang malang". Orang yang lainnya ini juga melihatku kemudian menoleh ke belakangnya dan berkata: "Ini dia orang yang tertimpa sial". Kemudian lain lain turut menimpali: "Ia, memang dia orang yang tertimpa sial".

Kata "malang, sial" itu terus terucapkan hingga mereka berlalu, tak ada kata lain yang mereka ucapkan dan aku pun tak mendengar selain kata-kata itu saja. Saat itupun aku takut menanyakan mereka karena takut dari kesialan itu, akupun berharap orang sial yang mereka maksud adalah orang di belakangku yang mereka lihat namun aku tak melihatnya. Kemudian yang terakhir dari mereka berlalu di hadapanku, dia masih muda.

Aku bertanya padanya: "Wahai pemuda, siapa yang mereka maksud dengan orang sial itu?"

Dia menjawab: "Kamu!"

Aku : "Kenapa aku?"

Dia : "Dahulu setiap harinya kami mengangkat amalmu sebagai amalnya orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Kemudian setelah istrimu meninggal dan engkau bersedih hati karena belum bisa memenuhi haknya secara penuh. Kemudian kami mengangkat amalmu pada derajat lainnya.

Namun pada malam ini kami diperintahkan untuk menempatkan amalmu bersama amalnya orang-orang yang lemah dan lari dari peperangan".

***

Sesungguhnya kemuliaan seseorang dengan dirinya sendiri tanpa seorang istri dan anak adalah penerbangan ke atas. Akan tetapi penerbangan itu menggunakan sayap setan. Sebuah penerbangan yang dilakukan oleh seseorang ke kawah larva di tempat yang tinggi.

***

Catatan:

• Artikel ini adalah bagian ke-6 dalam pembahasan nikah dengan maknanya yang tinggi. Menjadikan pernikahan sebagai pintu jihad untuk kebahagiaan manusia. Dalam artikel ini terdapat beberapa pandangan, ringkasan sebuah pemikiran dan kesan amal batin. Di mana tulisan tentang pernikahan ini telah berlangsung selama 2 bulan. Artikel ini seolah-olah menjadi penjelasan terhadap materi pernikahan tersebut.

• Artikel ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Prancis oleh seorang satrawan yaitu Felix Paris. Dan artikel inilah yang menjadi penyambung antara dirinya dengan Mushtofa Shodiq Ar-Rofi'i.

• Mushtofa Shodiq Ar-Rofi'i (1880-1937) adalah seorang sastrawan Mesir yang hidup semasa dengan Sastrawan besar Lebanon yaitu Khalil Gibran.

• Disadur dari Kitab Wahyu Al-Qolam karya Mushtofa Shodiq Ar-Rofi'i, hal. 300-308 jilid 1, cet. Dar Al-Qolam, Damaskus th. 2014.

• Ditulis di Tarim, Hadhramaut - Yaman, Jum'at 5 R. Tsani 1437 H - 15 Januari 2016.

Sebuah Mimpi Dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang