Abu Khalid berkata:
"Kemudian Syeikh kami melinangkan air matanya, ku pegang tangannya dan ku bawa ia pulang, sedangkan ia adalah orang yang paling paham dengan apa yang diucapkan orang-orang tentang bela sungkawa, dan ia juga sangat hafal tentang hal-hal yang diriwayatkan tentang bela sungkawa. Hanya saja perkataan-perkataan demikian mempunyai masa yang telah menghapus maknanya atau melemahkan maknanya. Hal ini tak lain karena jiwa yang tenggelam dalam keresahan yang mendalam. Mungkin karena ketakutan akan kematian atau sebuah cinta yang dihinggapi oleh bayang-bayang kematian, atau sebuah pengharapan yang dinaungi oleh cinta atau ketegaran yang dihinggapi oleh naungan pengharapan.
Dia teramat jauh dari pembicaraan bela sungkawaku hingga akhirnya kami tiba di rumahnya kemudian kami memasukinya dan tak menemukan seorangpun di dalamnya. Dia melihat ke kiri dan ke kanan, membolak-balikkan pandangannya ke sini dan ke sana sambil mengucapkan "Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah, Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali padaNya".
***
Kemudian Syeikh berkata:
"Sekarang rumah ini turut meninggal. Wahai Abu Khalid! sesungguhnya bangunan ini menjadi hidup dengan ruh seorang istri yang terus menerus bergerak di dalamnya dan ruh itu terus menjaga istri tersebut untuk suaminya. Ruh itu di mata suaminya laksana selendang sutera yang dikenakan istri pada tubuhnya.
Lihatlah! alangkah banyaknya matamu melihat pakaian wanita di tangan para pelelang di pasar dari pada engkau melihat ia (istri) dipakai oleh suaminya dan dia (suami) dipakai oleh istrinya. Hanya saja engkau tak kan memahami hal ini sama sekali, wahai Abu Khalid. Engkau adalah lelaki yang berpegang teguh untuk tidak mendekati wanita sama sekali dan agar wanita tidak pula mendekatimu. Engkau menyelamatkan dirimu dari mereka dan memutuskan hanya semata-mata beribadah pada Allah. Seolah-olah semua wanita di dunia ini turut serta dalam melahirkanmu sehingga mereka haram untuk kau nikahi. Inilah hal yang tak aku pahami melainkan hanya sedikit saja sebagaimana engkau tak memahami apa yang aku rasakan sekarang. Itu adalah dua hal yang berbeda antara orang yang berbicara dengan alami dan orang yang mendengarkan sambil mencoba memahami secara terpaksa."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/154066133-288-k875663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Mimpi Dari Langit
Historia Corta"Sebuah Mimpi Dari Langit" Oleh : Mushtofa Shodiq Ar-Rofi'i Alih Bahasa : Imam Abdullah El-Rashied FB | IG | TW | TG | WP | YT @elrashied_imam elrashied.wordpress.com