" Kamu udah milih kartu undangannya tadi Rey?" Adrian membuka pembicaraan setelah beberapa menit mereka berdua hanya terfokus pada makanan mereka.
" Belum. Aku bawa katalognya aja. Tetep harus keputusan kita berdua. Ini katalognya. " Rey lalu menyerahkan katalog yang tadi ia bawa ke Adrian. Adrian dengan seksama melihat-lihat katalog ini lantas memilih satu dan menunjukkan ke Rey.
" Yang ini kayaknya bagus Rey. Simple tapi elegan, gimana ? " Rey melihat pilihan Adrian. Rey tersenyum tipis mengetahui bahwa kartu undangan yang dipilih Adrian adalah kartu undangan yang menarik perhatiannya.
" Itu bagus kok. Tadi aku hampir pillih itu, tapi aku memutuskan buat tau pendapatmu dulu. "
" Kalo gitu yang itu aja. Kita setipe ternyata." Adrian tersenyum.
" Maaf banget Rey aku udah sering absen. Kerjaanku.."
" Aku tau kok Dri, aku cukup mengerti. Cuma, pernikahan butuhnya dua orang. Kalo aku yang ngurusin semuanya, itu sama aja dengan aku menikah dengan diriku sendiri, it means aku akan terlihat seperti orang gila. "
Adrian sudah menggenggam tangan Rey dengan lembut. " Iya, sayang. Aku beneran minta maaf. Kamu tau kan minggu depan aku bakal launching restoran yang di Singapore. "
" Iya, it's fine Drian. Kan tadi aku sudah bilang kalo aku mengerti. Jadi kapan kamu berangkat ke Singaporenya ? "
" Kemungkinan lusa. Kita kosongin dulu ya janji buat nyiapin pernikahan selama 2 minggu ke depan. Ngga papa kan ?"
" Kamu 2 minggu di Singaporenya ?"
" Iya. Disana kan restoran baru, jadi masih butuh aku awasi selama seminggu. Kamu mau ikut?"
" Hm..ngga usah. Aku ada project yang harus aku kerjain juga. Ada design baru yang di order. "
" Rey, menurutmu kalo aku buka cafe gitu,gimana ?"
" Bagus kok. Kalo restoran dan rumah makan kan biasanya untuk keluarga. Kalo sekedar cafe, bisa jadi tempat nongkrong buat anak kuliahan. "
" Sebenernya aku udah ada beli ruko gitu di daerah sekitar Jl Jend Sudirman. Kamu mau ngga kalo yang design interior cafe itu kamu ? I'm okay kok kalo kamu tetep minta bayaran buat ini. Gimana Rey ?"
" Aku seneng aja kok buat ngerjainnya, ngga minta bayaran sih, cuma free tiket buat nongkrok disitu sebulan. Hahaha. "
" Kalo kamu sih, tiket gratisnya kan seumur hidup. Hahaha. "
" Kapan gitu emang mau dibukanya ?"
" Rencananya Maret ini, bisa kamu kerjain sebelum itu?"
" Kok mepet banget sama bulan pernikahan kita ?"
" Aku planningnya udah lama sebenernya Rey, baru bisa cerita sama kamu sekarang. "
" Yaudah, aku usahain maret udah selesai. "
" Makasih banyak Rey."
Malam itu Adrian banyak tersenyum untuk Reylisa, senyum teduh yang selama ini mampu meluluhkan hati Rey, hanya saja entah kenapa malam itu yang Rey rasakan hanyalah rasa steak tenderloin-nya yang sedikit asin, mungkin karna ia terlalu banyak menambahkan garam.
***
" Cieee..yang ditinggal 2 minggu sama calsum, calon suami. Hahaha" Danisa sudah mulai menggodanya sejak Rey berlinang air mata sehabis mengantar Adrian ke bandara.
" Sialan. Kamu bayangin kalo Ergi pergi 2 minggu gimana ?" Rey membalas candaan Danisa menggunakan nama pacar baru Danisa.
" Hahaha. Untung aja Ergi ngga kayak calsum kamu. Lusa dia pulang ya Rey ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
married maybe
RomanceReylisa sudah ditanya kapan menikah dengan pacarnya Adrian oleh ibunya. Adrian pun ternyata begitu.Tapi apakah mereka akan benar-benar menikah, who knows?