Hari hari Jingga terasa lebih hidup dengan Dimas. Setiap saat, bahkan 24 jam Dimas siap menampung sedihnya dan rasa sepi yang ia rasa.
Hari ini anggota jurnalis rapat kembali, dan lebih serunya ini ulang tahun Fahri. Terkadang perasaan itu hadir sejenak lalu hilang. Apa yang bisa Jingga lakukan, sekarang ia sudah memiliki Dimas yang menampung lelahnya.
Kali ini yang dibahas adalah siapa saja yang akan mengikuti perkemahan antar siswa baru. Tim jurnalis yang mengikuti akan meliput dan memberikan informasi kepada tim yang bertugas di sekolah sebagai distributor berita entah di mading ataupun media sosial.
Telah terpilih siapa saja yang akan mengikuti perkemahan tersebut, tak lain Jingga dan Dimas, tidak lupa ada Fahri, Radita serta Leon.
Jingga senang bisa mengikuti perkemahan bersama Dimas, namun sayangnya ia bertugas bersama Fahri. Ia akan membantu Fahri dalam proses editing dan penulisan serta pengiriman berita ke tim yang ada di sekolah.
Dimas bertugas sebagai dokumentasi beserta Radita. Sedangkan Leon sebagai koordinator tim.
Perkemahan dilaksanakan kurang dari dua minggu lagi. Namun banyak yang harus mereka siapkan.
"Dugong nya acuu." Ucap Dimas.
"Mas sejak kapan kamu mulai alay." Ketus Jingga.
"Sejak kamu jadi dugong nya acu."
"Hadeuh, dah deh aku mau ke kantin dulu."
"Ikut."
"Kumat manja nya hadeuh."
Ya, seperti itulah Dimas, manja pada Jingga. Sejak menjadi sepasang kekasih mereka tak bisa dipisahkan dan mereka adalah pasangam yang serasi.
Di sisi lain pula, walau Jingga sangat menikmati segalanya. Tetap saja ada perasaan padanya, cinta pertamanya.
Tak pernah terdengar kabar apapun tentang hubungan Viola dan Fahri. Hanya desas desus hubungan Reza dan Viola yang seperti mulai menunjukkan kemesraan mereka.
Sesampainya di kantin, Jingga langsung menuju ke warung mas Purnomo, dengan mie ayam kesukaannya.
"Mie Ayam nya satu mas." Ucap Jingga.
"Saya juga mas." Terdengar suara tak asing bagi Jingga. Suara khas seseorang.
Jingga menengok dan betul saja dia Fahri. Semenjak jadian dengan Dimas, Jingga tak pernah lagi menyapanya, entah takut jatuh hati kembali atau takut menyakiti perasaan Dimas. Semoga waktu segera menjawabnya.
Langsung saja Jingga berpaling.
"Mas saya duduk di sana. Ini uangnya makasih." Sebelum sempat pergi tangan Jingga ditarik Fahri.
Jingga pun menengok.
"Ada apa kak?" Santai Jingga walau sebenarnya ia takut Dimas melihatnya.
"Boleh bicara sebentar?"
Jingga pun mengangguk dan bingung.
"Di belakang aja, takutnya ada yang salah paham." Ucap Fahri seolah tahu apa yang dipikirkannya tentang Dimas.
Mereka menuju ke taman belakang, yang hanya beberapa meter jaraknya dari kantin.
"Bisa langsung aja kak?"
"Oke. Jadi sebelumnya aku mau nanya. Kamu pacaran sama Dimas?" Tanya Fahri serius.
"Kalo iya kenapa, bukan urusan kakak." Ketus Jingga.
Fahri Diam.
"Kalo cuma gitu aja aku duluan." Jingga pergi. Namun sekali lagi Fahri memegang lengannya. Dan Fahri menariknya, sehingga kini Jingga berada dalam pelukan Fahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Love Story
Teen FictionTentang aku , kamu dan mereka yang merupakan bagian pelengkap kisah kita. Aku bisa merasakan cinta karenamu . Dan segala kemunafikan yang aku lakukan demi menutupi rasa itu. Cintaku tak berujung layaknya lingkaran.