Prolog

167 15 0
                                    

🎵- Pupus - HaninDhiya version 🎵

'Ternyata, dihati kamu bukan aku. Tapi dia. Dan aku tidak akan pernah menjadi dia'

..

Semua teman-teman nya sudah masuk ke dalam tenda. Hari sudah malam, tapi tak membuat Shinta bergerak dari tempat duduknya. Ia melihat ke atas langit dan menghembuskan napasnya.

"Kenapa?" tiba-tiba Arka datang dan duduk di samping Shinta.

"Gapapa" jawab Shinta sambil menggeleng.

Mereka duduk dengan hening. Hanya suara alam yang terdengar. Tiba-tiba Shinta tersenyum, ia mengambil tangan Arka dan menggenggamnya. Tangan yang sudah ia genggam sejak tiga tahun lalu. Arka diam saja, matanya menatap lurus pada api unggun di depan mereka.

Shinta menengadahkan kepalanya ke atas, melihat bintang-bintang.  Pikirannya melayang mengingat percakapan yang didengarnya seminggu yang lalu.

"Kamu tau arti FIM?"

Tiba-tiba Shinta berucap. Arka menoleh pada Shinta dan menggeleng.

"FIM itu bahasa Portugis"

Arka mengangguk mengerti. "Artinya?"

"Akhir"

"Akhir?" Arka bertanya dengan nada heran. Kali ini, ia melihat ke arah Shinta.

Shinta mengangguk. Lalu ia tersenyum dan melepaskan genggamannya. Kemudian Shinta berdiri di depan Arka.

"Ayo putus"

Setelahnya, Shinta berlalu dari depan Arka. Ia masuk ke dalam tendanya. Sedangkan Arka hanya mampu terdiam mencerna ucapan Shinta.

"Putus?"

________________________________

FIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang