' Chp 002 ' ‐ Real

4.5K 170 1
                                    

Wanita cantik itu mengerjapkan matanya. Mata indahnya itu menyelusuri ruangan yang ditidurinya itu.  Dinding berwarna putih serta ada garis horizontal bewarna abu-abu di sudut dinding. Ada lukisan abstrak yang berukuran sedang di sudut kamar sebelah kiri dan dekat jendela. Lukisan itu unik menurutnya. Tapi, dia baru tersadar bahwa yang dialaminya kemarin malam itu bukan hanya mimpi, ini nyata. Dan nyatanya dia bangun di kamar tidur yang bukan miliknya.

"Itu sungguh nyata? Astaga.. hidupku tak akan tenang" keluh wanita itu.

Ia melirik nakas yang terdapat jam berbentuk persegi panjang bewarna putih yang sangat kontras dengan nakas yang bewarna hitam elegan dengan sedikit ukiran bewarna putig di pinggirannya. Waktu menunjukkan pukul 06:47. Dia menghela nafas. Ia berfikir untuk mencoba melarikan diri. Ia berjalan menuju jendela yang lumayan besar. Tapi ternyata ada besi  pipih  dan bentuknya yang seperti ukiran bunga yang memenuhi jendela .

"Aku bisa gila, kenapa jendelanya modelnya seperti ini? Sungguh menyebalkan"

Pintu berderit terbuka, tapi wanita itu tidak mendengarnya karena sibuk memikirkan ini semua.

"Kau sudah bangun rupanya" ujar pria itu dengan melangkah pelan menuju wanita itu.

"Kau kenapa membawaku kemari? Dasar brengsek" marah wanita itu.

"Nona Sessya, apa kau melewatkan perkenalan kita kemarin? Aku bukan brengsek, namaku Reddlov Fredzeeon. Kau bisa memanggilku Ed or Fred,  whatever."

"Terserah padamu, bisa kah kau membiarkanku pergi? Aku tak akan melaporkan mu pada polisi jika kau membebaskanku"

"Sama saja, jika kau disini kau tak akan melaporkanku pada polisi karena apa? kau tak bisa lepas dariku begitu saja. Tidak bisa dan tak akan bisa" ucap Ed dengan smirknya.

"Sialan"desis Sessya

"Sekarang kau harus mandi" ucap Ed sambil menunjuk ke arah pintu yang bewarna hitam.

"Setelah mandi aku butuh penjelasan"

"Memangnya kau siapa mengatur-mengaturku. Sekarang, yang berhak mengatur adalah aku. mengerti" balas Ed sambil berjalan keluar sembari menutup pintu dengan keras.

"Huh... tenang Sya, kau bisa membujuknya untuk menjelaskan ini semua"

Ujar Sessya sambil memasuki kamar mandi. Sessya mengedarkan pandangannya di kamar mandi ini. Sangat mewah, bahkan ukurannya seperti luas apartemennya. Dan tentang apartemennya, bagaimana nasibnya nanti.

Sessya menghembuskan nafas kasar, ia lalu bergegas mandi agar bisa menanyakan ini semua.

Setelah memakan waktu selama 15 menit,  ia telah menyelesaikan mandinya. Ia keluar dengan bathrobe dan ia menuju kesalah satu lemari besar yang bewarna hitam. Ia berfikir, kenapa disini warnanya hitam, hitam, dan hitam walaupun ada putih menurut Sessya itu monoton. Sessya memilih baju berlengan panjang bewarna abu-abu, dan celana jeans hitam.

Setelah memakainya ia menuju ke pintu kamar. Namun nihil, ternyata terkunci. Dan dengan terpaksa Sessya harus bersabar untuk mengajukan semua pertanyaan yang memenuhi kepalanya itu. Saat ketemu Ed ia akan menerjangnya dengan semua pertanyaan-pertanyaan itu.

⚫⚫⚫

maaf updatenya pendek;''' lagi dikejar tugas):
see u ya

Psycopath LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang