sesuatu...

104 5 0
                                    


-Raafi pov-

Hari ini aku ingin bersilaturahmi ke rumah Pak Zaidan teman Abi ku sewaktu Sd. Aku sudah menganggap mereka seperti orang tuaku sendiri.

Aku mengeluarkan motorku. Matahari mulai terik tapi tak menghalangi ku untuk bersilaturahim dengan keluarga pak Zaidan.

"Rumah pak Zaidan yang ini atau yang itu ya. kesana dulu deh tanya" pikirnya.

Dia menghampiri seorang perempuan yang sedang menyapu.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" sapa Raafi pada perempuan itu.

"Wa'alaikumssalam warahmatullahi wabarakatuh" jawabnya

"Apa benar ini rumah pak Zaidan?" Tanya ku.

"Afwan,ini memang rumah pak Zaidan. Apa anda ada perlu?" Tanyanya dengan terus menundukkan pandangan nya.

"Subhanallah,jadi ini akhwat yang sejak dulu saya cari" kata Raafi dalam hati.

"Iya saya ada perlu dengan beliau,apakah beliau ada dirumah?"

"Em saya panggil umi dulu ya. Takutnya ada fitnah jika kita berdua disini" kata nya sambil berlalu dari hadapanku.

Sudah berapa kali Raafi mengucapkan subhanallah dalam hatinya. Dia sangat kagum dengan wanita itu.

Akhwat tadi datang lagi,tapi dia tak sendiri di samping nya ada wanita yang ia yakini umi nya.

Langsung saja aku menanyakan maksud kedatanganku kesini. Aku dan umi memang sudah saling mengenenal.

Banyak sekali obrolan ku dengan umi.

Tak terasa waktu sudah mulai siang. Aku bergegas pulang. Takut menganggu keluarga umi.

"Yasudah saya pulang dulu ya. Assalamu'alaikum umi" kataku sambil berlalu.

"Wa'alaikumssalam" jawab umi.

Aku sempat melihat wajah akhwat yang kelihatan bingung itu. Ah sungguh menggemaskan sekali dia.

Tak terasa ada lengkungan kecil dari mulutku. Apa aku tersenyum karena dia? Sangat jarang seorang Muhammad Fizri Raafi' tersenyum karena perempuan. Sangat jarang .

Dia berusaha membuang jauh-jauh pikiran nya itu.

Sekarang sudah jam 12 siang.

"Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar"

Itu suara merdu milik Raafi ketika adzan.

Raafi' memiliki suara yang merdu. Suara Abi dan umi nya menurun pada dirinya.

💦💦💦

Kurebahkan badan ini diatas kasurku. Aku berniat istirahat sebentar saja.

Pandangan ku mulai kabur,mataku menutup dan akhirnya gelap.

Tidur siang hari di bulan Ramadhan saja mendapat pahala. Jadi kesempatan itu tidak pernah aku sia-siakan.

Menambah pahala itu murah dan gampang.Tapi pada zaman sekarang mencari dosa lebih muda dan mereka rela membuang duit hanya untuk membeli obat-obatan,minuman khamr dan sejenisnya. Nau'dzubillah.

Cuaca kali ini sangat panas,hingga membuat tidurku terganggu.

"اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ" baca ku setelah bangun tidur.

Aku langsung ke kamar mandi mencuci muka.

Kulihat jam sudah pukul setengah 3. Lebih baik aku ke mushola saja .

Kini aku sudah duduk di mushola. Aku menikmati udara khas mushola ini.

Ku buka al-quran, aku mulai muroja'ah hapalanku sambil menunggu waktu ashar.

------------

Jangan lupa vote💙✔

Cintaku Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang