The Sadist and The Masocist(2)

27 4 2
                                    


--Flash back

    "pokoknya sekarang jadilah budakku." Adam mengatakannya dengan kepala yang terangkat.

    Apa yang orang ini bicarakan? Lagian, sejak kapan dia menjadi tukang suruh seperti ini? Perasaan campur aduk seperti itulah yang mucul di kepala Ria. Sekarang, dia tidak tahu apa manfaat dirinya susah payah datang ke perpustakaan pada jam istirahat ketika mendengar bahwa dia dipanggil oleh si pangeran kejam. Pikir Ria, sang pangeran kejam mungkin telah jatuh cinta padanya dan ingin menyatakan cinta di ruangan tenang dan tempat banyak buku berjajar ini. Tapi kalau saja dia tahu orang disebut pangeran kejam ini hanya akan menjadikannya budak, mungkin dia tidak akan datang.

    Adam merasa puas dengan apa yang dikatakannya. Dia bisa mendapat seorang pesuruh sekaligus bisa membalas dendam pada gadis yang telah mempermalukannya. Karena gadis ini, tadi pagi Adam sudah diserang oleh berbagai siswi yang telah mendengar rumor bahwa dia menolong seorang gadis. Karena itu, akan banyak pengganggu lagi yang akan mendekatinya.

    "karena sudah menjadi budakku, kau harus mengikuti setiap perintahku."

    Tiba-tiba Adam langsung menarik lengan Ria. Siswi itu tidak tahu harus berkata apa, karena situasi ini terlalu cepat terjadi. Ria menyadari bahwa Adam sedang berusaha menyeretnya keluar dari perpustakaan. Dia sendiri tidak megerti kenapa Adam menginginkannya sebagai budak. Dan juga, kenapa harus Ria dari antara banyak siswi lain yang mau mendekatinya?

    Adam yakin sekali telah banyak orang yang menunggu di depan perpustakaan. Para siswi tidak jelas itu Sudah pasti akan menyerangnya begitu dirinya melangkah keluar dari ruangan ini. Karena itu, dia membutuhkan budak barunya ini untuk selalu berada di dekatnya sebagai pertahanan.

    "hei! Pelan-pelan dong, sakit!" keluh Ria.

    Bagaimana tidak, orang yang sepertinya- tidak, orang yang memang sedang memaksanya untuk berjalan ini menarik lengannya dalam posisi yang tidak benar dan itu sangat menyakitkan. Ria memang masokis, tapi dia tidak suka sakit fisik. Yang dia inginkan adalah mencoba varian rasa dari sakit hati, tapi malah terkena sakit yang seperti ini. Bisa-bisa Ria menjadi masokis sejatinantinya.

    Meski begitu, Adam tidak peduli dengan keluhan yang diberikan Ria. Dia tetap saja menarik gadis itu dengan paksa. Begitu mereka keluar dari perpustakaan, Adam sudah bisa melihat gerombolan siswi yang tidak jauh dari tempatnya berada. Seperti yang diduga, gerombolan itu melihat ke arahnya dan mulai mendekat. Mereka terlihat sedang memanggil-manggil Adam dengan senyum terpasang pada wajah masing-masing dari mereka.

"itu dia!"

"Adam ada disana!"

"hei! Tunggu kami dong!"

    Ada apa dengan para perempuan yang teriak-teriak seperti itu? Tapi kalau dipikirkan lagi, bukannya mereka itu para siswi yang menyukai Adam? Kalau begitu, keadaan seperti sangat gawat. Karena Ria, yang notabenya seorang siswi bukan siapa-siapa, berjalan Bersama si pangeran kejam keluar dari perpustakaan. Bisa-bisa, Ria diserang oleh para makhluk cemburu di depan sana. Tapi ada kemungkinan dirinya bisa selamat asal Adam mau terus menariknya seperti ini. Walau tulang lengannya seperti mau patah rasanya.

    Tapi dalam pikiran Adam tidak seperti itu kejadiannya. Karena, begitu para gerombola siswi sudah dekat dengan mereka berdua, Adam segera mendorong gadis yang sedari tadi diseretnya. Dia mendorong Ria langsung dan tepat mengenai para siswi yang hendak menyerangnya sehingga gerombolan itu terhenti. Melihat ada kesempatan, Adam segera pergi menjauh dan mencari jalan aman. Tapi sebelum itu, dia berbalik dan tersenyum menyeringai ke arah gadis malang itu.

The Taste Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang