"Nih!" Soraru-san menyerahkan minuman yang dibelinya tadi. Rasa sayur-sayuran, ternyata Soraru-san ingat.
"Ehe, terimakasih. Em Soraru-san, kita kesini mau ngapain?" Ya, tanpa alasan yang jelas Soraru-san mengajakku ke taman dekat kuil. Padahal kan cuacanya sedang dingin begini!
"Hanya ingin ngobrol."
"Tentang apa?"
"Tentang kita," air muka Soraru-san tiba-tiba berubah serius "Maaf, aku tau kalau melanjutkan kegiatan kita hanya akan membuatmu sakit hati. Tapi, apa kau ... benar-benar tak ingin menyanyi bersamaku lagi?"
Ah, kenapa pertanyaan itu.
"Kurasa begitu, Soraru-san. Lagipula, aku dan Soraru-san juga sedang sibuk-sibuknya. Tidak akan ketemu waktu yang cocok." Aku mencoba tersenyum. Mencoba agar suaraku tidak bergetar.
Bayangan tentang komentar-komentar itu datang menghantuiku lagi.
"Ah, begitu ya." Kesunyian tiba-tiba memenuhi suasana. Kurasa aku harus cepat pergi. Lagipula, aku tidak bisa terus bersama Soraru-san. Aku harus pergi, aku harus mulai melepaskannya, aku harus-
"Kau tidak bohong, kan, Lon?"
Aku tercekat. Soraru-san menghilangkan embel-embel 'san' pada namaku.
Apa aku terlihat seperti berbohong, ya?
"Ah, tidak-tidak, Soraru-san. Aku tidak bohong, kok. Aku benar-benar senang bernyanyi bersama Soraru-san dan yang lain, tapi aku tidak bisa-"
Aku terdiam.
Tiba-tiba saja, aku merasa tenang.
Tiba-tiba saja, terasa hangat.
Tiba-tiba saja, aku merasa nyaman.
Tiba-tiba saja, aku tak ingin melepaskannya.
Tiba-tiba saja, jantungku berdegup kencang.
Tiba-tiba saja,
Soraru-san memelukku.
"Aku minta maaf."
"Untuk apa? " Volume suaraku mengecil seiring dengan tangan Soraru-san yang mengelus kepalaku. "Soraru-san tidak punya salah apapun pada Lon, kok"
"Maafkan aku yang tidak menyadarinya. Pasti berat."
Tidak, aku baik-baik saja.
"Berpura-pura semuanya baik-baik saja, berpura-pura untuk tetap ceria, berpura-pura semuanya berjalan dengan lancar."
Benar, aku baik-baik saja, kok.
"Berusaha menarik diri, padahal kau ingin bersenang-senang bersama yang lain."
Aku ... sudah terbiasa.
"Terpaksa berhenti melakukan sesuatu yang kau sukai."
Tidak...
"Dibenci walau kau tidak melakukan kesalahan sedikitpun."
...
"Maafkan aku, aku ingin kau tahu aku selalu peduli padamu, selalu menyayangimu."
Mungkin aku,
"Jadi, kalau bisa,"
memang tidak baik-baik saja ...
"maukah kau meluapkan semuanya? Untukku?"
... ,ya?
"Lon?"
"Hiks, S-Soraru-san, hiks"
Ah, tanpa sadar aku sudah membuat syal milik Soraru-san basah.
"I-Ini bukan salah Soraru-san. Aku hanya- hanya takut. Aku takut bagaimana reaksi mereka, Aku taku mengganggu Soraru-san, aku takut hanya menjadi beban bagi Soraru-san. Aku ... hiks takut sekali Soraru-san"
"Ssh, tidak apa-apa. Aku disini, tenang saja. Tidak apa-apa, pelan-pelan saja" Ah, aku benar-benar suka cara Soraru-san menenangkanku. Dengan suaranya yang pelan, lembut. Usapannya, pelukannya, semuanya.
"A-Aku masih mau. Aku masih mau, masih ingin bernyanyi bersama Soraru-san lagi. Masih ingin bermain bersama Soraru-san lagi, masih ingin melakukan namahousou bersama Soraru-san lagi, masih ... masih, hiks, masih banyak hal yang ingin kulakukan dengan Soraru-san. Tapi, tapi aku, aku... ,hiks. Huaaa!"
Aku menangis, berteriak sejadi-jadinya. Meluapkan semua perasaan yang aku kunci rapat selama ini.
Kenapa aku ini? Apa Soraru-san akan membenciku sekarang? Sedari tadi aku tidak berani menatap Soraru-san. Bagaimana ini?
Dan akhirnya aku putuskan untuk mendongak.
Hanya untuk melihat Soraru-san tersenyum kepadaku.
Hangat.
"Tidak apa-apa, Lon," Soraru-san mengeratkan pelukannya padaku. "Kau tahu, Lon. Aku mungkin tidak bisa mengembalikkan momen kita seperti waktu itu. Tapi, kita bisa membuat yang baru, kan? Dan aku ingin kau ingat sekali lagi, aku ini teman baikmu, dan aku sangat peduli dan sayang padamu. Kau tak pernah sekalipun menjadi beban bagiku. Faktanya, aku senang kau mau percaya padaku untuk berbagi masalahmu. Tak peduli apa yang orang lain katakan. Aku ingin membantumu, melalui hal sulit, melalui semua ketakutanmu, bersamamu. Jadi, aku mohon jangan sembunyikan apapun dariku, ok?"
Aku hanya bisa mengangguk, "Tapi, Soraru-san, kurasa aku masih belum bisa bernyanyi bersama Soraru-san."
Aku berharap,
"Tidak apa-apa," Soraru-san melepaskan pelukannya dan memegang kedua tanganku. "Aku, Soraru-san. Akan selalu berjanji menunggu Lon untuk bersama Soraru-san sampai kapan pun."
aku dan Soraru-san,
"Ufufu, baiklah aku pegang janjinya, Soraru-san!"
selalu sehat,
"Dan aku, Lon. Akan berjanji untuk menceritakan semua hal kepada Soraru-san dan bernyanyi bersama Soraru-san, jika sudah siap nanti, ehe."
bisa bersenang-senang,
"Tenang saja, sampai kapan pun,"
selalu bahagia,
"aku akan tetap setia menunggumu pulang"
dan selalu bersama sampai kapanpun.
***
End.
Uwaaa pas aku baru selesai nulis ini Lon nge-livestream! (padahal test doang, gak ngerti juga bicara apa)
Ku bersyukur sudah begadang!Daan
selesai T-T
Kepanjangan apa ya...
Maafkan aku kalau mengecewakan atau ada bagian yang aneh.
Menerima kritik dan saran.Terimakasih sudah mau membaca!
'(*˘︶˘*).。.:*♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Utaite
RandomKebanyakan akan berisi one-shots. Slow update. Ada BL. Tag menyusul. '-')/