4. letter.

1.6K 175 117
                                    

vote & comment
-----------------------

Shura memasuki rumah bercorak putih, cream itu. Disambut oleh Chungha kaka kandungnya yang hanya berbeda 2 tahun.

Chungha sekarang udah kuliah di semester 3, tapi di sela sela waktu kuliahnya dia juga bekerja di sebuah caffee deket kampusnya.

"udah makan belom? tuh gue bikin omelette buat lo." kata Chungha yang sedang fokus nonton tv.

"makasih Chungha jelek."

Shura menyendok nasi dan mengambil omelette yang ada di meja makan, lalu duduk di sebelah kakanya.

"kesambet apaan lu bikinin gue omelette." ujar Shura, melirik kakanya sebentar lalu menyantap makanannya.

Chungha mengangkat alisnya, "iyalah gue kan kaka yang baik."

"Ohiya dek, tadi ada yang ngirim surat gatau dari siapa tapi itu buat lu." Chungha mengangkat bahu nya, lalu menunjuk ke arah meja ruang tamu.

Shura berfikir keras, bertanya tanya dalam hatinya. Seinget dia, dia tidak berkomunikasi dengan siapa siapa lewat surat menyurat.

Sekalinya berkomunikasi dengan teman pun pasti lewat Instagram, Line atau Whatsapp.

"Eh masa emak tiri lu ngeselin banget, ngeliatin gue jutek banget." Chungha mencibir kesal mengingat kejadian tadi ketika Yoona --mamah tiri-- nya melihat sinis ke arahnya.

Shura meneguk air putih, "kan itu emak lu juga dodol."

"ogah anjir gue punya emak kayak gitu, menang cantik doang. Hatinya busuk."

Shura ketawa mendengar umpatan kakanya itu, ia jadi teringat oleh temannya yang bernama Irene. 11/12 kelakuannya sama emak tirinya.

"alah daki dugong, lu aja pas awal awal ngeliat dia muji muji dia kan, masih inget bat gue 'ih dek mamah kita cantik ya, kamu suka gak sama dia?' HAHAHAHHAHAHAH" tawa Shura pecah ketika mengingat kejadian dulu awal ketemu dengan Yoona, Chungha benar benar memuji semua yang ada pada diri Yoona.

"itu dulu bangsat, khilaf gue waktu itu. Sumpah abis ngomong gitu gue langsung cuci mulut gue pake tanah!" kata Chungha lalu memukul punggung Shura. "aduw sakit."

"cuci sono piringnya, jorok lu." umpat Chungha.

Shura meneguk air putihnya sampai tidak tersisa satu tetes pun, lalu membawa piringnya ke dapur dan mencucinya.

"jangan lupa tuh surat tagihan utangnya dibawa, ada di meja ruang tamu." teriak Chungha dari sofa lalu tertawa.

Dengan segera Shura mengambil surat putih yang ada di meja lalu menaikki anak tangga untuk ke kamarnya.

Mengganti baju dan duduk di kasur, "from your roccon, to my beloved first love." kata Shura lalu tertawa.

"dear Shura,

long time no see,
do you still love me?

from your love, xx!<3 "

"apasih alay banget ini dari siapa coba hahaha." Shura melempar suratnya ke meja belajar, dan memainkan handphonenya.

-

Somi ngegebrak meja, membuat seluruh anak kelas XII Ipa 1 melihat ke arahnya. "ADA PAK SIWON."

Sontak semua duduk di tempat masing masing, pak Siwon guru ter-cool sepanjang masa kalau kata Somi.

"pagi anak anak." sapa pak Siwon, dia masuk dengan tangan kosong.

"pagi pak."

pak Siwon berdiri tepat di sebelah meja guru, "kalian semua berkumpul di ruang lobby, ada yang mau disampaikan."

"yess!"

Semua murid berkumpul di ruang lobby sekolah, mulai dari XII Ipa 1 sampai XII Ips 4.

Jangan heran mengapa hanya ada anak kelas 12 disini, iya ini pengumuman khusus buat anak 12 yang sebentar lagi akan lulus.

"Waktu kalian tidak akan lama lagi ya, sisa waktu hanya dua bulan! Jangan sia sia kan waktu kalian untuk hal yang tidak penting." ucap kepala sekolah, namanya bu Taeyeon.

Somi ngelirik ke arah Shura, "berasa mau mati dah gue."

"lu aja duluan, gue masih mau idup."

"kelulusan nanti pada bulan Oktober, jaga kesehatan kalian ya! Ujian akhir dilaksanakan pada bulan September, belajar yang giat." Taeyeon tersenyum menyemangati anak anaknya, "ibu harap kalian sehat terus, terus satu lagi itu yang lagi jatuh cinta jangan jadi bucin ya nanti nyesel." katanya terus ketawa.

tawa memenuhi ruangan besar itu, apalagi anak anak langsung pada heboh seakan akan tersindir oleh omongan bu Taeyeon.

-

"bukan gitu caranya, yang bener tuh yang gini." kata Shura.

Taeyong menatap Shura membuat Shura sedikit menjadi risih, mereka sedang berada di caffe depan sekolah. Dan seperti biasa Shura mengajari Taeyong tentang fisika.

Shura kesini sendiri, tidak ditemani oleh siapa siapa. Beda dengan Taeyong, dia ditemani oleh Jaehyun, Lucas dan juga Jungwoo. Tapi mereka bertiga pisah tempat duduk.

"Ra."

Shura menghadap Taeyong, "ya?" katanya lalu kembali fokus pada soal latihan.

"lo kalau udah lulus mau kuliah ngambil jurusan apa?" tanya Taeyong, dia masih menatap Shura.

Shura menghentikan aktifitasnya, "hm gatau, mau nya sih kedokteran atau ga perawat gitu haha tapi susah."

"Susahan dapetin lu ah." gumam Taeyong yang mungkin terdengar oleh Shura.

"ah kalau gitu gue gamakan terus ah." kata Taeyong sukses membuat Shura bingung. "iya. biar ke dokter terus, soalnya dokternya kaya lo."

Shura tersipu malu, "apaansih Taeyong."

"Udah nih belajar dulu jangan gombal aja yang lu jagoin, fisika juga harus." Shura ngasih buku catetan yang udah penuh sama coret coretan.

Taeyong berdecak, "ah ga ngerti, auto fokus ke muka kamu"

"ih ini liat sini! liat dulu itu gimana caranya." Shura ngarahin muka Taeyong ke buku, yang tadinya ia tersenyum langsung berubah menjadi kesal. "apa mau marah?"

"woi penganten baru, kita cabut dulu ya. Nanti lu nyusul aja ye." kata Lucas yang tiba tiba datang ke meja Shura dan Taeyong. ia menepuk bahu Taeyong.

Taeyong mengerutkan dahinya, "lah balik? yaudah sono, lu mah ganggu aja." ia mengusir teman temannya, tapi sebelum teman temannya pergi mereka sempat high five gitu. biasa couo mah emang seperti itu.

Muka Shura udah jutek banget karena kesel Taeyong belajarnya ga serius. Taeyong sadar kalau Shura udah kesel sama dia.

"ih iya iya aku serius nih ke soalnya, kamu mau aku seriusin juga gak?" kata Taeyong dengan muka tanpa bersalah.

wih keren juga gue.
-Lee Taeyong.

Duh mati gue, pipi gue merah gak ya?
-Kim Shura.

















To be continued

a promise | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang