Tak terasa masa sekolah menengah atas Emma akan berakhir. Sebentar lagi ia akan memasuki perguruan tinggi. Emma dulu pernah bercita-cita sebagai pramugari, namun sekarang berubah. Ia ingin menjadi seorang dokter bedah jantung seperti ayahnya. Alasannya kali ini adalah untuk menolong orang.
"Ibu, aku tidak punya gaun yang pantas untuk kupakai malam prom nanti."ujar Emma setengah panik mendatangi ibunya didapur yang sedang membuat makan malam.
"Kalau begitu tidak usah datang."sahut Sam dengan entengnya.
"Idemu bagus Sam, tapi aku ingin datang. Aku sudah janji dengan Alex."balas Emma.
Sam terdiam mendengar nama Alex disebut oleh Emma. Nama yang dibenci Sam.
"Kau terlihat cantik memakai apapun sayang."ujar ibunya.
"Tapi bu, semua gaunku sudah mengecil."Emma masih setengah panik, karena prom night akan diadakan besok malam.
"Gaunmu mengecil? Tidak masuk akal. Mungkin kau yang bertambah gemuk."sindir Sam yang kemudian mendapat jambakan oleh Emma.
Sam mengaduh, tapi tak dihiraukan oleh Emma dan Emma terus menjambak rambutnya.
"Enak saja! Aku tidak gemuk. Memang gaunnya saja yang sudah terlalu kecil untuk kupakai!""Hey, hentikan kalian berdua."lerai Tessa.
Emma melepaskan jambakannya dari rambut Sam. Rambut Sam yang rapi menjadi berantakan.
"Ini sudah malam. Besok saja ibu temani mencari gaun baru untukmu."
"Besok? Ibu besok ada pertemuan dengan editor. Apa ibu lupa?"tanya Emma.
"Ya ampun. Kau benar. Bagaimana mungkin aku bisa lupa?"Tessa yang baru ingat dengan pertemuannya langsung segera melepaskan celemeknya dan buru-buru meninggalkan dapur untuk mengecek ulang pekerjaannya.
"Ya sudah kalau begitu kau beli saja bersama Sam, tapi kalian harus makan malam lebih dulu."titah ibunya, Emma tersenyum senang lalu segera mengambil makan malam.
Sam dan Emma pergi menggunakan taksi yang ia pesan secara online, karena Emma belum diizinkan membawa mobil sendiri. Ia selalu gagal dalam tes mengemudi maka dari itu ia tak diizinkan oleh ayahnya.
Sesampainya disebuah butik, Sam membantu Emma untuk memilih gaun yang cocok. Sam selalu memilih yang dirasa Emma tidak cocok untuknya. Norak.
"Apa ini bagus?"tanya Emma sambil mengangkat gaun yang ia pegang.
Sam menggeleng "no, tidak pantas untukmu. Terlalu terbuka. Kau kan tidak seksi."komentar Sam yang membuat Emma ingin kembali menjambak rambut hitamnya.
"Oh yang ini saja, lebih baik dari itu."ujar Sam seraya menyodorkan gaun yang ia pilih pada Emma.
Emma memasuki ruang ganti untuk mencobanya. Dan Emma keluar untuk meminta pendapat dari Sam.
"Bagaimana? Apa ini cocok untukku?"tanya Emma. Sam tak bisa memandang yang lain. Sungguh matanya terasa berat untuk beralih ke yang lain. Matanya menatap Emma tak berkedip. Sungguh manis!
"Hey buddy, fokus. Aku tahu aku seksi."tegur Emma.
"Better. Yang itu saja."
"Kau yakin?"tanya Emma seolah tak yakin dengan pilihan Sam.
"Kau sendiri?"
"Baiklah. Aku juga merasa ini lebih bagus dari pada yang lainnya."
"More than good."
"Apa?"tanya Emma yang tak mendengar ucapan Sam.
"Nothing. Segeralah bayar."
"Okay. Tunggu aku."Emma kembali kedalam kamar ganti untuk melepas gaun yang ia coba. Dan segera membayarnya dikasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a good boy
RomanceTidak ada yang sempurna didunia ini. Begitu juga dengan persahabatan antara Emma dan Samuel. Mereka bagaikan kakak beradik yang saling menyayangi. Kemanapun Emma pergi disitu ada Samuel. Namun saat Emma memasuki masa remaja dan dewasa Emma mulai ber...