2. AWAL YANG MENJADI AKHIR

33 4 0
                                    

Dua minggu berlalu dan festival itupun datang, dari pagi ayah fatimah sudah bersiap siap dengan semua keperluannya, termaksud tas slimbag berserta pakaian pangsi lengkap dengan sarung di leher dan golok di bagian pinggang kirinya, mau tidak mau istrinya tetap harus menyiapkan sarapan suaminya walau di hati ada perasaan kesal dan cemas bercampur aduk, yah semoga tidak terjadi apa apa.

"Ayah mao di bikinin kopi?" tanya mama fatimah kepada sang suami

"Iyah sayang mau" jawab sang suami

Setelah selesai sarapan akhirnya ayah fatimah segera bergegas berangkat menuju sanggar kebetulan bis nya sudah datang, akhirnya ayah fatimah pamit kepada sang istrinya, fatimah yang masih tertidur lelap tidak di bangun kan karena semalam fatimah baru tidur jam 3 jadi ibunya tidak membiarkan ia bangun.

"Ayah berangkat yah" pamit ayah nya fatimah kepada istri sebelum berangkat

"Iyah yah hati hati yah, kalau sudah sampai kabarin" jawab mama fatimah dengan nada rendah, ada rasa cemas, kesal dan khawatir yang bercampur aduk, terlihat dari mata mama fatimah yang menatap tajam ke arah suaminya dengan berkaca kaca.

"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
*

Tidak lama setelah ayah nya pergi fatimah pun bangun, ia kaget ketika melihat jam dinding kamar nya sudah menunjukan pukul 8pagi, ia langsung bangun dan bergegas keluar, di cari nya ayah nya sudah ga ada dia langsung pergi ke dapur

"Mah ayah mana??" tanya fatimah dengan nada yang sedikit panik

"Ayah udah berangkat tadi" jawab mama fatimah santai

"Kenapa ga ada yang bangunin aku? Kenapa mama ga bangunin aku? Kenapa ayah ga pamitan sama fatimah mah, kenapa?" tanya lagi fatimah dengan nada yang sedikit mendesak bercampur dengan rasa kecewa

"Berisik kamu yah, ayah kamu itu cuman pergi 2hari doang besok juga dia udah balik lagi makanya kalau malam itu jangan tidur malam malam jadinya ga bisa bangun pagi. Mendingan sekarang kamu mandi, makan terus nyapu rumah noh liat rumah berantakan, kalau masalah pamit sama ayah, kamu vc ajah ayah kamu" jelas mama fatimah dengan nada yang sedikit keras dan tegas.

Lagi lagi fatimah di buat skakmat dengan ocehan mama nya, kata kata mama fatimah selalu membuat fatimah bungkam, bagi fatimah berdebat dengan orang tua sama saja dengan menambah dosa, bahkan yang saat ini fatimah fikirkan hanya mengapa ayah nya tak membangunkan fatimah untuk berpamitan.

"Ayah tidak pernah seperti itu" ujar fatimah dalam hati

Fatimah pun menelepon ayah nya namun tak ada satupun jawaban dari ayah nya, fatimah berfikir mungkin ayah nya sedang sibuk hingga tak bisa mengangkat telpon nya, padahah sesibuk apapun ayah nya ia pasti sempatkan untuk mengangkat telepon dari putri nya

Ia berfikir mungkin halimah juga ikut ke festival itu jadi dia segera menghubungi fatimah

"Halo assalamualaikum limeh"

"Waalaikumsalam fat, ada ape?" tanya halimah dari sebrengan telepon

"Weh lim, lu ikut ke acara festival yang di jakarta gak?"

"Kaga gua ga ikut, gua lagi di banten masalahnya kemarin kakek gua meninggal"

"Innalillahi wainailaihiirojiun, turut berduka cita yah gua" ujar fatimah yang merasa berbela sungkawa atas meninggal kakeknya halimah

"Iyah fat makasi yah"

"Yo sama sama, tapi kok gua gatau?"

"Iya gua lupa ngasih tau lu, bapa gua juga lupa ngabarin ayah lu"

YANG TERDALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang