27.

4.3K 496 109
                                    

Typo bertebaran.

Lebih sakit kita yang terlihat jahat apa lebih sakit ketika mereka yang terlihat kejam terhadap kita?

Jihoon memejamkan matanya tidak kuat menahan laju air mata yang terus berderai membanjiri kedua pipi mulusnya.

Kesalahan pahaman yang Jihoon alami sekarang lebih besar dari pada kesalahan yang Guanlin perbuat terhadap dirinya, lantas Jihoon bisa apa selain hanya menundukann kepalanya dalam-dalam ketika Guanlin berhasil menjelaskan masalah yang mereka hadapi secara rinci.

Rasa sesak yg Jihoon rasakan dua jam yang lalu kini mulai mengurang karena telah tau kenyataan yang sebenarnya, tapi rasa bersalah yang belum pernah Jihoon alami kini sekarang mulai singgah dihatinya ketika melihat betapa kerasnya Guanlin melindungi Jihoon walaupun dengan cara yang salah.

Guanlin tumbang tepat dihadapan nya, dan Jihoon dengan baiknya mengabaikan Guanlin yang pada saat itu membutuhkan pertolongan. Betapa hebatnya Jihoon karena telah melantarkan Guanlin yang sudah memperjuangkan untuk kehidupannya yg layak.

Jihoon kesal, Jihoon marah dan tentu saja Jihoon juga kecewa.

Karena dia Guanlin selalu menerima perlakuan kasar dari sang ayah, karena dia Guanlin berjuang mati-matian sampai tidak pernah masuk sekolah, dan yang lebih parah karena jihoonlah Guanlin terbaring lemah di atas bangsal rumah sakit seperti sekarang.

Namun apa yang dapat Jihoon lakukan?

Bukankah Jihoon yang lebih pantas mendapatkan perlakuan buruk ketimbang Guanlin. Tapi walaupun begitu tetap saja Jihoon tidak rela melihat Guanlin dengan seseorang yang sudah masuk kedalam daftar hitam dalam hidupnya.

"Maaaaf—" cicit Jihoon pelan dengan kepala yang masih menunduk.

Guanlin tersenyum meskipun jarum infus masih menancap pada punggung tangannya,

"Untuk apa? Aku yang seharusnya minta maaf.  Maaf karena telah membuat kamu menunggu, maaf karena aku kamu kacau, maaf karena selalu mengingkari janji yang gak pernah aku tepati, maaf karena aku hati maupun raga kamu terluka" Guanlin mengangkat kepala Jihoon dan melihat kearah kedua matanya,

Ada genangan yang siap timbah disana.

"Kamu tau, rasa sayang yang aku miliki untukmu tidak pernah berkurang walau hanya sedetikpun seiringnya waktu berjalan. Hati aku sakit ketika menerima telpon. mama selalu mengatakan kamu gak mau makan, gak mau belajar, apalagi kalau udah nangis didalam kamar sendirian hati aku juga ikut terluka Ji. Sayangnya aku ke kamu itu tulus jadi aku mohon banget sama kamu tolong ijinkan aku mengembalikan lagi kepercayaan yang sempat hilang— jangan nangis sayang, karena aku tau kamu terluka" kalimat panjang Guanlin dengan nada yang bergetar membuat perasaan Jihoon tersayat mendengar nya.

Jika ada yang namanya stok air mata mungkin saat ini Jihoon adalah satu-satunya orang yang kehabisan stok tersebut , dia lelah menangis tapi entah kenapa hatinya terus saja mendorong agar mengeluarkan cairan itu. Dan Guanlin sungguh benci melihat pemandangan dimana dia harus menyaksikan betapa kesakitan nya jihoon karena nya.

"Shtttttt— tumpahin rasa kesal, sesak, marah atau apapun itu semuanya sama aku sayang. Eumm, aku tau perbuatan aku kali ini sudah tidak termaafkan ......"

"Enggak Guan Enggak hiks, maaf maaf maaaf"

"Shtttttttttttttttt" Guanlin semakin mengeratkan pelukannya dan membiarkan Jihoon mengeluarkan semua tangisnya hanya untuk malam ini saja. Karena setelah nya Guanlin akan berjanji sehidup semati untuk tidak membuat pujaan hatinya merasa kan hal yg seperti semula.

Jihoon masih terisak namun tangisan pilunya sudah tak terdengar, dan Guanlin dengan Setia masih mengelus-elus punggung jihoon dengan tangan yang sudah terbelit oleh selang infusan yg menancap.

MENIKAH💏-PANWINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang