21.

5.7K 514 207
                                    

Info:belum revisi sama sekali, jd typo masih bertebaran..

Kata orang waktu sekarang cepet banget berlalu nya, tapi enggak sih kalau menurut Jihoon. Malah makin lama apalagi kalau dipake nunggu seseorang yang gak tau kapan dateng nya.

Laki-laki manis yang kini sedang duduk di pos satpam masih menaik turun kan tangan untuk melihat waktu yang terus berjalan di pergelangan mungil nya, mungkin ini udah ke dua puluh kalinya buat Jihoon ngelirik ke arah benda bulat tersebut dan hebatnya Guanlin belum juga menunjukan tanda-tanda kemunculan akan dirinya.

"Ehhh si manis masih nangkring disini, belum pulang den?" Tanya seseorang yang Jihoon yakini kalian udah pada paham itu siapa.

"Kalau udah pulang saya gak bakal ada di sini" ketus Jihoon sambil manyunin bibirnya.

Seperti biasa pak Jisung hanya mesem-mesem gak jelas melihat kelakuan Jihoon yang kalau lagi merajuk suka kelewat lucu, entah itu hanya perasaan nya saja atau mungkin memang wajah Jihoon kelewat kiyowo Jisung tidak tau.

"Kenapa ko murung gitu?" Jisung mengelus punggung Jihoon yang sedang menunduk,

Hanya helaan nafas kasar yang menjawab pertanyaan Jisung tersebut, Jihoon pengen nangis darah aja ketika dia mendapatkan pesan singkat dari Guanlin yang isinya cuma bilang.

Pulang duluan aja,

Guanlin itu emang bangsat, buat apa dia nyuruh Jihoon nunggu kalau akhirnya harus ditinggal sendirian.

"Loh kok nangis?, den Jihoon gak apa-apa toh? Apa yang sakit bilang sama bapak!" Jisung kelimpungan ketika melihat sebutir kristal cair meleleh dipipi mulus murid didepan nyaaa ini.

Biar saja pak Jisung mengatakan kalau Jihoon aneh karena telah menagis didepan nya tanpa alasan,

Tapi Jihoon tidak peduli, yang saat ini Jihoon rasa kan hanya lah rasa sakit karena Guanlin kembali mengabaikan nya.

Kalian boleh bilang Jihoon lebay, alay atau apalah karena menangis dengan alasan yang bener-bener sempele. Tapi dia bisa apa, ketika rongga hatinya merasa tercubit
dengan kalakuan Guanlin saat ini.

Jihoon menarik napas, dan menggusap air mata nya kasar. Ini udah ke-3 kalinya buat Jihoon pulang sendiri karena kerjaan laknat nya si Guanlin.

Berjalan gontai meninggalkan pak Jisung yang tengah berteriak di belakang sana, Jihoon gak pengen ngomong apalagi menyahuti ucapannya pak Jisung walaupun niat satpam tersebut sebenarnya mulia karena berniat mengantarkan nya pulang.

Satu demi satu bus yang menuju ke halte alamat rumah Jihoon melintas dihadapan dia yang saat ini masih tak bergeming ditempat duduk panjang yang tersedia, entah sedang memikirkan apa. yang jelas saat ini Jihoon hanya menatap kosong pada jalan aspal yang dilintasi sebagian banyak orang.

Mungkin jalan kaki adalah solusi yang baik untuk Jihoon yang sedang dilema karena sesuatu.

....



















"Saya harap kali ini tidak ada yang salah lagi mengenai proposal yang akan kita buat untuk bekerja sama dengan tuan kim kedepan nya.."

Laki-laki tampan itu entah kenapa aura nya sangat berbeda, dengan menggunakan baju formal yang serba hitam aura mengintimidasi nya lebih menonjol.

"..rapat hari ini saya rasa cukup, dan saya tunggu sampai 10 menit untuk melihat hasil kinerja kalian di ruangan" lanjut pria tersebut sebelum membungkuk untuk undur diri.

Guanlin melebarkan langkah nya ketika melihat laki-laki paruh baya yang kini tengah melambaikan tangannya kearah dia. Senyuman nya tesuh, dan tentu saja sangat menambahkan kesan kewibawaan untuk seorang CEO perusahaan internasional.

MENIKAH💏-PANWINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang