#5 MOVES

3.5K 424 75
                                    


Cerita ini hanya fiksi belaka, hanya sebatas khayalan penulis yang sedikit dramatis dan romantis.

Tidak ada pemaksaan kepada readers yang ingin ataupun tidak ingin membaca.

Karakter dicerita ini milik mereka masing-masing, penulis hanya meminjam nama untuk keperluan marketing.

Jika ditemukan banyak kejangalan ataupun Keajaiban dalam cerita ini, itu karena murni hasil pemikiran tinggi yang tidak sampai.

Cerita ini bergenre romantic comedy, jadi para pembaca, tidak akan menemukan hal berbau pembunuhan ataupun kekerasan disini. Mungkin sedikit bullies.

Terima kasih atas waktunya, selamat membaca!







●●●●●


Sudahkah Tae Jun bilang jika dia tidak suka menunggu? Raaiitt, Tae Jun tidak suka menunggu tapi Papa selalu mengatakan,

Patience is a virtue.


Jadi, untuk yang kesekian kalinya Tae Jun akan sabar menunggu jika pada akhirnya Miss Kim bisa menjadi Mamanya.

Dan sudahkah Tae Jun mengatakan jika bukan seperti ini liburan yang Tae Jun bayangkan. Menghabiskan waktu hampir dua minggu bersama Papa, Nana dan Pappy, tanpa adanya Miss Kim!

Oh, Tae Jun sayang Papa, okay. Tapi ini terlalu lama baginya merenungi nasib padahal hanya butuh waktu sepuluh menit berkendara dari rumah sewaan mereka ke rumah Obaasan.

Tae Jun memangku wajahnya di atas meja makan. Nugget yang melambai-lambai di hadapannyapun tidak memperbaiki mood buruknya.

"Papa, sampai kapan?" Tae Jun melirik malas Papanya yang terlihat kusut hanya dengan kemeja putih dan grey dress pantsnya.

"Apanya?" Sahut Sehun tanpa mengalihkan fokusnya dari layar smartphonenya.

"Papa sadar jika aku ini butuh Mama," lanjut Tae Jun tak kalah datar.

"Hmm," Sehun melirik jam tangannya. "Sebentar lagi."

Tae Jun menoleh cepat, menatap Papanya bingung. Nana dan Pappy yang keberadaannya sempat terlupakan, ikut menatap anak semata wayang mereka aneh.

"Apa Papa sadar?" Tae Jun bertanya kepada Nana yang hanya membulatkan bibirnya.

"Nana pikir Papamu mungkin mulai merasakan efek racun serangga yang Nana taruh di piringnya," jawab Nana acuh.

Sehun langsung mengeluarkan makanan dalam mulutnya membuatnya mendapatkan pukulan keras dari sang Ibu.

"What?!" Nana memekik ketika ketiga pasang mata menatap menuduh. "Nana hanya lelah menunggu, okay? Setidaknya Papamu akan menyadari sesuatu jika dia di ambang pintu kematian. At least I tried or die trying."

Sehun mendengus, Tae Jun menggeleng lemah dan Pappy hanya bisa menatap memuja kepada sang istri.

"Okay, sekarang saatnya."

Tae Jun langsung berdiri terkejut, menatap Papanya bodoh. "Seperti ini?" Tae Jun menunjuk dirinya yang mengenakan piyama ultramen.

Papa! Marry Her, Please! →OhSehun∞KimJisoo←Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang