01. Layarpun terkembang. Dan secara bersahaja mempersembahkan Ar Rahman: Mahar Terindah.
Fade Out, layar meredup sejenak.
Sejurus kemudian Fade In, layar kembali terang.
02. Jakarta menjelang pukul 12 siang, bertepatan dengan adzan berkumandang. Gedung-gedung pencakar langit di kawasan komplek perkantoran Kuningan, kaca-kacanya bekilauan ditimpa pancaran matahari yang benderang. Jam istirahat pun datang.
Dari arah pintu lobby utama, beberapa karyawan dari berbagai perusahaan berhamburan keluar untuk melepas penat dan mencari makan siang. Termasuk juga karyawan dari perusahaan Kontraktor Billion yang dipimpin Billy Setiawan.
Namun ada juga yang tidak pergi ke restoran, melainkan bergegas menuju Masjid Nurul Iman, di mana adzan dikumandangkan dari muadzin di dalamnya.
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Asyhadu an laa ilaaha illallah
Asyhadu an laa ilaaha illallah
03. Sebuah mobil jib Rubicon berwarna putih memasuki pelataran parkir masjid. Mobil itu berhenti di tempat yang teduh. Seorang supir keluar, -- Mang Idan namanya, memutar arah dan segera membukakan pintu untuk majikannya. Billy Setiawan yang memiliki wajah tampan muncul dari mobil itu mengenakan baju koko warna merah menyala lengkap dengan kopiah atau kufi yang menutupi kepalanya, mirip dengan Ustadz-ustadz terkenal yang sering terlihat di TV-TV Nasional.
Beberapa karyawan tampak terpukau melihat penampilannya seperti itu. Di luar kebiasaannya. Beda sekali dengan saat ia mengenakan pakaian kantor. Ia terlihat makin bersih, segar, berwibawa dan juga makin terlihat tampan. Bahkan terlihat sebagai orang yang sangat alim.
Billy merasa heran atas tatapan para karyawan dan orang-orang yang ada di sekitar masjid. Tatapan itu menyebabkan langkahnya jadi terasa kaku. Apalagi ketika ada salah seorang, tiba-tiba mendekat dan mencium tangannya. Barangkali orang itu menyangka Billy ini adalah ustadz, di mana memang, beberapa saat lagi, selepas ba'da dzuhur di Masjid Nurul Iman akan diadakan pengajian. Billy semakin kaget. Ia bingung kenapa mereka seakan-akan menganggap dirinya istimewa.
Billy juga bingung mendapati hanya dirinya yang mengenakan pakaian muslim lengkap seperti itu. Sementara yang lain tidak. Yang lain tetap mengenakan pakaian kerja seperti biasa.
Dengan wajah bingung seperti itu, Billy terus melangkah menuju masjid.
04. Adzan terus berkumandang dari muadzin yang bersuara lantang.
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Seperti halnya Billy, beberapa karyawan, lelaki dan perempuan, terus berdatangan untuk menunaikan kewajiban shalat dzuhur di Masjid ini.
Di pelataran masjid, ada beberapa karyawan yang masih duduk-duduk dan asyik nyantai. Ada yang sedang berbincang-bincang dengan temannya. Ada yang sedang berwudhu, dan sebagiannya sudah siap-siap untuk melaksanakan shalat di dalam masjid.
Hayya alash sholaah, hayya alas sholaah
Hayya alal falaah, hayya alal falaah
Billy melangkah menuju ke tempat wudhu. Beberapa karyawan, yang mungkin masih baru dan atau memang belum sempat kenal dengan Billy, bergegas bangkit mendekati Billy. Mereka ingin mencium tangan Billy, karena menganggapnya Ustadz. Kejadian ini sama seperti kejadian beberapa menit lalu. Tapi kali ini Billy buru-buru menarik tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ar Rahman: Mahar Terindah
Romance"Baca Al Quran mestinya bikin kamu selamat, bukan kecelakaan. Ini malah dapat musibah. Mobil hancur. Untung kamu nggak mati." --- "Ini pasti gara-gara kamu menghafal surah Ar Rahman itu! Sudah mama bilang jangan ikuti kemauan perempuan itu, masih ju...