BAGIAN 4

28 3 0
                                    

Siswa tersebut merangkak pelan dari meja ke meja, dia berjalan menuju kearahku yang sedari tadi menatap dirinya dari luar jendela kelas. Semakin dekat kepadaku dan kemudian siswa tersebut berhenti lalu menjerit sejadi-jadinya. Dia berlari menuju sudut ruangan, menangis seperti orang gila.

Sontak semua guru-guru meras heran melihat tingkah siswi yang kesurupan ini, dia menangis dan sesekali mengerang ketika melihatku. Apa yang membuat dia bertingkah seperti itu ? Entahlah..

Tidak lama berselang, seorang paranormal datang dan mengobati mereka satu persatu. siswi yang kerasukan mulai pulih perlahan menyisakan satu siswi si induk semang yang masih meringkuk seperti ketakutan disudut kelas. Dia mendekati siswi tersebut, siswi tersebut berontak dan mengerang sesekali. Kali ini aku dapat melihat dengan jelas tangannya terus menunjuk kearahku, lalu seketika dia pingsan.

"Pa, kenapa kakak tersebut menatapku terus tadi"

Aku terus mengoceh kepada papa ku menanyakan hal itu. Aku begitu yakin dengan apa yamg aku lihat, dia memang menatapku kemudian berlari menangis dan meraung. Saat itu papa hanya tersenyum dan menjawab santai.

"Mungkin karena dia takut ngeliat wajahmu yang jelek itu"

Aku menampilkan duck face saat itu, merasa dilecehkan. Ada apa sebenarnya yang terjadi padaku ? Lagi-lagi aku masih terlalu kecil untuk memahami semua yang terjadi.

Semenjak pertemuanku dengan kakek tua dengan senyuman yang ramah itu aku semakin sering melihat sesuatu yang aneh, entah itu hanya sekedar bayangan hitam, suara wanita yang menangis dan kadang tertawa, anak kecil yang berlarian kesana kemari, dan kadang aku bisa mendengar suara orang yang berbicara kepadaku. Tapi aku tidak bisa melihat siapa yang berbicara.

Usiaku masih sangat kecil untuk berani berkomunikasi dengan mereka yang tidak dapat aku lihat, kadang aku juga merasa takut ketika tiba-tiba ada bayangan hitam yang muncul dihadapanku. Mereka juga sering mengajakku berbicara, tapi aku terlalu takut menjawab pertanyaan mereka.

MATA BATHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang