BAGIAN 5

24 2 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, aku semakin terbiasa melihat sesuatu yang tidak dapat orang lain lihat. Aku tidak merasa itu suatu yang mengganggu. Karena yang aku lihat hanya dalam bentuk yang bagus, setidaknya itu sangat membantu aku untuk mengalahkan perasaan takutku.

Saat ini aku duduk di bangku sekolah menengah pertama, kelas 2 SMP. Aku memiliki beberapa sahabat, dan ya kami sangat akrab. Saat itu jam istirahat, kami duduk dibawah pohon seri di depan kelas. Kebetulan kali ini sekolah ku juga ada sekolah dasarnya. Saat itu ada beberapa anak SD yang lumayan nakal melempari kami dengan batu-batu kecil, yah murid SD disekolahku banyak sekali yang nakal. Mereka suka mengganggu kami anak SMP.

Saat itu mungkin salah satu temanku sudah merasa sangat terganggu dengan kelakuan salah satu anak SD yang nakal tersebut, dia mengambil batu yang berukuran kecil kemudian melemparkan balik batu kepada anak SD itu. Batu itu mengenai pelipisnya, pelipisnya berdarah.

Anak itu menangis sekuatnya, darah terus bercucuran dari pelipisnya. Kemudian beberapa guru yang melihat kejadian tersebut langsung menolong anak SD tersebut, anak itu di bawa ke ruang perawatan disekolahku. Syukur darahnya bisa dihentikan, lukanya tidak terlalu parah. Tidak lama setelah kejadian tersebut ibu dari anak tersebut datang kesekolah untuk menjemput anak itu, kami pun yang berada di tempat kejadian dipanggil keruang pemeriksaan untuk dimintai keterangan bagaimana kronologi kejadiannya. Disana kami satu persatu menceritakan kejadian yang sebenar-benarnya, memang pada saat itu anak itulah yang salah. Kami tidak pernah mengganggunya, dia yang memulai.

Tiba-tiba pada saat itu anak tersebut jatuh pingsan, guru laki-laki kami menggendongnya dan menidurkannya di sofa. Setelah dibaringkan anak tersebut spontan bangkit dari pingsannya. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Oh tuhan, itu suara seorang wanita. Bagaimana mungkin seorang bocah laki-laki dapat mengeluarkan suara seorang wanita dewasa ?????? Ya anak ini kerasukan sesuatu.

Kami semua bersamaan menjauh dari anak laki-laki tersebut, tiba-tiba saja bulu kudukku merinding, kepala ku sakit, dan aku merasa ada sesuatu yang berdengung di telingaku, apa yang terjadi ????

Disisi lain bocah laki-laki itu berdiri diatas sofa dan berkata lantang "DASAR KALIAN SEMUA ANAK-ANAK KURANG AJAR, KALIAN LEBIH PANTAS MATI"

Tentu saja aku dan teman-temanku merasa terkejut sekaligus takut mendengar ucapan bocah laki-laki bersuara wanita tersebut, kami tidak melakukan apapun. Kami tidak salah !!!!! Para guru berusaha menenangkan anak itu, dia membacakan beberapa doa kepada anak itu tapi tidak ada hasilnya. Guru itu pun mencoba berkomunikasi dengannya.

"Kamu siapa ? tolong jangan ganggu anak kecil ini, kasihan. Siapa pun kamu tolong keluar dari badan anak ini"

"AKU ADALAH IBU KANDUNG DARI ANAK INI, KALIAN MAU APA ?"

Ibu yang tadinya kami fikir adalah ibu dari anak ini menangis ketika mendengar jawaban bocah laki-laki itu, lalu ibu itu pun menjawab.

"Iya, saya cuma ibu angkatnya saja. Ibunya sudah meninggal ketika anak ini berusia 2 tahun"

"Baiklah, kami memohon maaf jika ada perlakuan murid-murid kami salah, saya yakin mereka tidak bermaksud melakukannya, mereka hanya anak-anak, cepat kalian minta maaf", Guru itu mencoba bernegoisasi dengan anak laki-laki yang sedang kesurupan itu seraya memerintahkan kami mengatakan MAAF pada anak itu.

Wanita yang berada di dalam tubuh anak itu mengerang sesekali dan tertawa melihat kami satu persatu, kemudian dia berkata "BAIKLAH, DENGAN SATU SYARAT"

"Syarat apa ?"

"BUATKAN AKU KOPI PAHIT TANPA GULA, DAN ROKOK 3 BATANG"

"Oke baiklah, kami akan siapkan"

Setelah guru-guru itu menyiapkan semuanya, kemudian guru kami pun bertanya lagi.

"Kami sudah menyiapkan semua yang kamu minta, sekarang harus diapakan ?"

"SALAM KAN ROKOK INI KE TANGANKU"

"Baiklah"

"TIDAK, AKU TIDAK MAU KAU YANG MELAKUKAN ITU. AKU MAU DIA !!!"

Anak itu menunjuk kearahku, dan aku hanya bisa terpaku ketika semua mata melihat kearahku. Kenapa harus aku ???? Bukan aku yang melempar batu, kenapa aku ? Dengan ragu-ragu aku maju mendekati anak itu. Mengikuti instruksi dari guru. Kemudian aku mengambil 3 batang rokok tersebut dan menjulurkan tangan untuk bersalaman dengan bocah tersebut.

Aku menggengam tangan bocah itu, dia menekannya dengan sangat kuat. Setelah itu bocah itu jatuh pingsan lagi. Dan dia pun tersadar, dia sudah kembali normal lagi. Aku merasa darahku turun ke perut saat itu juga, kemudian aku teringat soal 3 batang rokok yang jelas-jelas aku salamkan padanya. Rokok itu masih ada bersamaku, tapi hanya bersisa 2 rokok. Yang 1 lagi HILANG. Entahlah, aku juga tidak tau kemana perginya rokok tersebut dan aku juga mengurungkan niatku untuk memberitahukan guruku soal hilangnya rokok dari tanganku.

Aku terlalu takut mengatakannnya, setelah anak laki-laki itu sadar. Guru pun memerintahkan kami kembali kedalam kelas, aku pun keluar menuju kelas. Beberapa langkah meninggalkan ruang guru saat itu lagi-lagi aku mendengar seseorang berkata kepadaku. Seseorang yang tidak dapat aku lihat.

"Dewi, kamu mau lihat apa yang masuk kedalam raga anak itu ? Coba kamu lihat kebelakang"

Kali ini aku mengikuti perkataan seseorang itu, aku menoleh kebelakang dan melihat ke arah ruang guru. Alangkah terkejutnya aku melihat sesuatu yang begitu menyeramkan. Sesosok wanita dengan pakaian serba hitam berdiri tepat di depan pintu ruang guru, wajahnya putih pucat. Ada lingkaran hitam disekeliling matanya. Dan rambutnya, Oh tuhan. Rambutnya Kribo dengan ukuran yang sangat besar. 10x lebih besar dari kepala sosok wanita itu. Dia menatapku datar, tanpa ekspresi.

Aku terkejut kemudian berlari mengejar teman-temanku yang sudah berlalu lebih dulu, dengan wajah pucat pasih aku berusaha menahan diri untuk tidak takut ataupun berteriak. Ini pertama kalinya aku melihat sosok yang jelek seperti itu.


MATA BATHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang