BAGIAN 6

23 3 0
                                    

Masa apa yang paling indah ? Ya masa-masa SMA pastinya, aku merasakannya juga. Jatuh cinta pertama kalinya, perasaan berdebar-debar ketika  melihat seorang pria. Aku ikut aktif dalam organisasi sekokah, aku ikut organisasi Pramuka.


Organisasi kami membuat acara persami (perkemahan sabtu minggu), kami menginap di sekolah. Saat itu ada kegiatan jalan malam. Atau istilahnya sering disebut jurit malam, kami menyusuri setiap sudut sekolah. Masing-masing 1 kelompok terdiri dari 2 orang, kami ditugaskan mengambil beberapa bendera disetiap sudut sekolah.

Aku ikut dalam acara tersebut, saat itu temanku bernama Siti. Kami sudah banyak mengumpulkan banyak bendera, tinggal hanya 1 buah bendera yang terletak di kelas paling belakang sekolah. Kelas yang bersebelahan dengan gudang, orang-orang bilang itu kelas yang paling angker karena sering ada anak yang kesurupan disana.

Aku tidak merasa takut dengan itu, karena berhubungan dengan sesuatu yang tidak dapat terlihat sudah bukan hal baru lagi bagiku. Dengan santai aku berjalan bersama rekanku, tapi tidak dengan temanku. Sepanjang perjalanan menyusuri setiap sudut sekolah dia tidak pernah melepaskan gandengan tangannya kepadaku. Mulutnya terus meracau, membaca segala macam doa-doa yang dia hapal. Aku sesekali tersenyum melihat kelakuannya, bukannya aku tidak berdoa. Tetapi aku lebih membiasakan berdoa dalam hati, terasa lebih khusyu' saja.

Kami sudah sampai di kelas tersebut, aku membuka pintu kelas tersebut. Tidak ada lampu dalam kelas tersebut, entah memang tidak ada atau sengaja di buka bola lampunya. Pencahayaan hanya masuk melalui lampu koridor disetiap kelas. Samar-samar aku lihat dengan jelas sesuatu yang sangat mengerikan didalam sana.

Terang saja, kelas ini dikenal angker dan sering ada yang kesurupan ditempat ini. Aku melihat beberapa kepala yang berbaris berjejer di pinggir jendela yang mengarah ke halaman belakang sekolah. Tepat dibelakang kelas tersebut memang terdapat halaman, tidak terlalu besar, mungkin hanya selebar 50 meter.

Kepala-kepala tanpa badan itu satu persatu berputar ke arah kami, mereka memperhatikan kedatangan kami. Dan aku rasa mereka sadar kalau aku bisa melihat mereka. Saat itu lagi-lagi aku merasa sakit dikepalaku, telingaku berdengung sangat kuat. Kemudian aku mendengar suara erangan yang sangat kuat, sontak aku langsung berjongkok saat itu juga.

Rekanku terkejut dan ikut berjongkong juga, kemudian dia bertanya.

"Kamu kenapa Dew ?? Kenapa tiba-tiba jongkok. Ayo kita pergi dari sini, aku benar-benar takut"

Wajar dia merasa lebih takut dari biasanya, karena sepanjang perjalanan aku memang terlihat sangat santai dan sekarang tiba-tiba jongkok sambil menutup telinga.

Aku memberanikan diri berdiri, dan akhirnya aku sadar siapa yang mengerang tadi. Sungguh ini berbeda dari bentuk yang selama ini sering aku lihat. Ini pertama kalinya aku melihat sosoknya, walau aku sering mendengar atau bahkan mendengar ceritanya. Tapi malam ini aku benar-benar melihatnya langsung, dan kami hanya berjarak 2 meter saja.

Aku melihat sosok GENDORUWO, dia duduk bersila di lantai tapi walau dengan posisi tersebut kepalanya saja melewati tingginya meja kelas. dan ukuran kepalanya 3x lebih besar dari ukuran kepala manusia pada umumnya, dia memiliki mata yang sangat besar, semua badannya berbulu, dan giginya sangat panjang. Dari mulutnya keluar banyak darah, Dia mengerang seperti hewan buas, sesekali tertawa. Hanya aku yang mampu melihat dan mendengarnya, rekanku tidak.

Dengan sisa keberanian yang ku punya, aku berdiri dan menarik tangan rekanku. Kemudian berlari meninggalkan kelas tersebut. Aku tidak perduli kalau akhirnya kelompokku kalah dalam kegiatan ini, rekanku tidak bertanya apa-apa. Dia hanya mengikuti instruksi ku. Aku rasa dia juga tidak berani bertanya banyak, karena dia akan merasa tidak jauh lebih baik jika tau apa yang aku lihat.

Setelah melihat kepala-kepala tanpa badan dan Gendoruwo di kelas tersebut, sekarang aku percaya kalau kelas itu memang angker.



MATA BATHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang