BAGIAN 9

17 3 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, banyak sekali pengalaman yang bisa menjadi pembelajaran dalam hidup. Aku belum bisa memutuskan, apa ini sebuah anugerah atau sesuatu yang salah ? Darimana semua keahlian ini ? Setiap bertemu dengan Paranormal atau orang-orang yang mampu berhubungan dengan dunia tak kasat mata mereka selalu tersenyum melihatku dan berkata "Apa kabar orang sakti", aku merasa sangat terganggu dengan panggilan tersebut. Sejujurnya aku tidak merasa bangga dengan panggilan seperti itu. 

Usia ku saat ini 25 tahun, aku sudah bekerja dan mandiri. Hobby ku tetap sama, Travelling. Dan kebetulan sekali aku punya teman-teman yang juga punya hobby yang sama. Kali ini jadwal liburan kami ke danau silalahi, salah satu danau terbesar di kota medan. Lokasi strategis untuk menghabiskan waktu weekend. Kami menginap di salah satu villa yang berjarak tidak jauh dari danau tersebut, dibelakang villa tersebut ada anak sungai.  Waktu makan malam kami habiskan dengan acara BBQ sederhana, tidak lama setelah itu seorang bapak tua mendatangi villa kami. Ya dia pria berusia 50 atau 55 tahun menghampiri kami. 

Dengan segala keramah-tamahan kami, kami mengajak bapak penjaga villa tersebut untuk ikut duduk dan makan bersama kami. Aku tidak ingin siapa nama bapak penjaga villa tersebut, tapi aku mengingat apa yang dia berikan kepadaku sebagai kenang-kenangan. Malam ini bencana baru dimulai.

Berawal dari salah satu temanku yang sakit, mabuk darat. Selama diperjalanan teman ku yang bernama anty terus menerus muntah. Sehingga malam ini dia sangat tidak bertenaga bahkan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Bapak penjaga villa menawarkan diri untuk membantu mengobatinya, dia bilang kalau dia juga bisa mengobati orang-orang. Yah benar saja dia memegang perut temanku, mengolesnya dengan ramuan yang dibawanya. Temanku langsung bisa berdiri dan ikut menikmati acara BBQ malam ini. 

Bapak penjaga villa mulai membuka cerita tentang pengobatannya, banyak orang yang datang kepadanya untuk berobat. Ada yang berobat memang karena sakit, tapi ada juga yang minta bantuan untuk mendapatkan jodoh. Saat itu memang ada temanku yang sudah berusia 34 tahun dan belum menikah. Temanku mulai berbagi cerita dan sharing pendapat dengan bapak penjaga villa. Bapak penjaga villa tersebut bersedia membantu dengan caranya, kami mulai tertarik dengan cerita bapak tersebut. Dia juga memegang tangan kami kemudian meramal kami satu persatu. Bapak tersebut tersenyum ketika meramalku, entah apa arti senyumannya. Aku juga tidak bersuudzon dengan itu. 

Saat dia bercerita kami kedatangan tamu, tamu yang tidak terlihat dan hanya aku yang melihat kedatangannya. Seorang wanita yang datang mendekati kumpulan kami. Bapak penjaga villa tersebut bertanya kepada kami. Ada yang bisa melihat kedatangan teman saya, aku tidak mempunyai maksud untuk cerita awalnya, tapi akhirnya aku keceplosan dan bilang kalau aku melihat kedatangannya. Aku mendetail ciri-cirinya, dan bapak penjaga villa tersenyum. Dia permisi untuk kembali ketempat jaga dan mengatur janji untuk bertemu kami lagi esok pagi untuk mengobati temanku yang ingin cepat dapat jodoh. 

Keesokan paginya dia datang tepat waktu, sesuai yang dia janjikan. Tentu saja kami juga ikut menemani teman kami. Bapak tersebut membawa kami kepasar untuk membeli sesuatu yang diperlukan untuk pengobatan. Dia minta temanku membeli jeruk purut. Dipasar obat saat memilih jeruk purut tiba-tiba dia meminta ku memilih jeruk mana yang bagus. aku tidak mengerti dan langsung mengambil sebuah jerut purut secara acak. Dia tersenyum setelahnya.

Kemudian bapak tersebut mengajak kami kesebuah mata air, di bawah mata air tersebut terdapat seperti kolam kecil. Mata air tersebut berada dilereng bukit yang menghadap langsung ke arah bukit-bukit yang lebih besar, kemudian dia meminta temanku untuk turun kedalam kolam dan memandikannya dengan air perasan jeruk purut yang sudah dibeli di pasar. Setelah itu dia merapalkan doa-doa dan selesai. 

Dia kemudian bertanya kepadaku "Nang, kamu gak mau mandi disitu ?"

"Tapi pak, saya tidak ada niatan mau berobat kok"

"Tidak apa-apa, cuci muka saja"

"Tapi pak saya...."

Bapak penjaga vila menarik turun ke kolam mata air tersebut, dia mengambil jeruk purut pilihanku tadi kemudian memotongnya. Lalu dia bertanya lagi. 

"Apa yang kamu lihat dalam jeruk ini ?"

"Aku melihat ada asap yang keluar dari dalam jeruk"

Saat itu teman-temanku langsung berisik dan bilang tidak ada apa-apa kok disitu, bapak penjaga villa tersenyum mendengar jawabanku. 

"Kalian memang tidak melihatnya, tapi kalian bisa mencium bau nya kan ? Bukankah bau jeruk ini berbeda dengan jeruk mu tadi" Dia menunjuk temanku yang sudah selesai dia obati. 

Mereka mengangguk setuju, yah jeruk purut pilihanku memang jauh lebih wangi dari jeruk milik temanku, sangat wangi. Bapak tersebut memintaku duduk dan mecuci kepala ku dengan air yang mengalir dengan mata air tersebut. Aku dengan polosnya mengikuti saja, toh aku sedang tidak sakit apapun. Dia memeras jeruk purut tersebut dan meletakkannya di atas kepalaku. Aku memejamkan mataku, air tersebut memang terasa sangat dingin. Seperti air es, aku sempat menggigil. Kemudian selesai mandi aku meminta ijin untuk berwudhu di mata air tersebut. Lalu aku naik keatas, bapak tersebut memegang kepalaku. kemudian menutup mataku dengan tangan kanannya. 

"Sekarang setelah itu apa yang kau lihat nang ?" 

"Aku melihat bukit besar didepanku, tapi yaaaahh MasyaAllah. Aku melihat seperti banyak sekali butiran-butiran emas yang berjatuhan dari langit" 

Pemandangan apa ini, aku terus membatin dalam hati, apa ini nyata ? aku mengucek-ucek kedua mataku dan ini memang nyata, hanya aku yang mampu melihatnya. Lalu bapak tersebut mengarahkan pandangaku ke arah sebuah batu besar diatas bukit, dia bertanya "Apa yang kamu lihat disana ?"

"Tidak ada pak, hanya sebuah batu"

Dia tersenyum dan berkata "Tidak apa-apa, nanti juga pada saatnya kamu bisa lihat kok" 

Aku tidak begitu paham apa maksudnya, aku hanya mengangguk. Kami kembali ke villa dan bersiap-siap untuk kembali ke rumah, bapak penjaga villa yang ramah itu menunggu kami sampai semua barang-barang kami susun kedalam mobil. Dia kemudian berkata kepadaku. 

"Sering-seringlah lah ya nang kamu main kesini, sesekali belikan jeruk purut itu untuk kamu mandikan" 

Aku benar-benar tidak paham maksud bapak penjaga villa tersebut, dia melambaikan tangannya dan kami pun pulang.





MATA BATHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang