'Di balik pintu besi itu tersimpan banyak kenangan, mulai dari kenangan buruk hingga yang paling buruk. Maka dari itu aku bersyukur itu adalah pintu besi jika itu pintu hatiku mungkin kamu sudah bisa membukanya'
Bima P.O.V
Sehari sebelum acara sekolah dimulai, semua anak basket berkumpul untuk latihan dadakan. Awalnya mama nggak setuju gua tanding basket tapi gara-gara gua ngambek semaleman dan ngebuang semua betmen keluar kamar mama ngebolehin.Tipe kalo gua marah banget itu saat betmen yang gua sayangi dan agungkan dari seluruh pahlawan di dunia ini berserakan dimana-mana. Alay emang tapi situlah apa kata haters.
"Bim, acara mulai jam berapa?" Gua yang sedang menyampulkan ikat tali sepatu menoleh ke arah sumber suara.
Disana berdiri Stevan, Stella, Tiok, Budiman, dan Rizal. Nggak tau gua mereka udah kaya dilem nggak jauh-jauh.
"Bentar lagi, jam 9an mungkin" Stevan memberikan sebotol air menirel yang langsung gua sambar. Stevan menggeleng-geleng pelan sambil tersenyum.
"Lo ngapain di sini" salah ni gua, cari mati sama cewek konslet kaya gini. Stella menatap gua dengan ujung matanya yang tajam.
"Urusan lo ya, ih siapa juga yang mau kesini, kalo nggak disuruh sama ini-ini pada gua-" Stevan menutup mulut Stella, ternyata Tuhan masih melindungi hambanya ini.
"Ih sebel deh gua" gua berjalan sok cantik dan meninggalkan mereka semua. Dibalik itu gua tersenyum melihat Stella yang mengambil batu dan hendak melemparkannya ke arah gua.
"Wlekk" gua menoleh dan menjulurkan lidah gua. Emang kampret itu bocah satu, setiap hari hawanya pingin mukul dia mulu. 'Sabar Bima ganteng sabar' gua mengelus-elus dada bidang gua.
***
Author P.O.V
"Acaranya udah hampir mulai ni" Dito menepuk bahu Sekar dan membuat percakapan Sekar dengan OSIS SMA Setia Kusuma terhenti.Sekar berjalan beriringan dengan Dito, semua tatap mata menatap mereka takjub. Yang satu cantik dan yang satu ganteng.
"To, aku mau mulai acara dulu, tolong panggilin ketua OSISnya" Sekar sudah sampai di panggung, matanya menatap seseorang yang sedang tertawa sambil memegang botol minumnya.
"Sekar, ayo mulai" kata ketua OSIS SMA Setia Kusuma-Revan- Sekar tersenyum dan berjalan di belakang Revan untuk menuju atas panggung.
"Assalamualaikum warohmatulohi wabarokatu" semua yang sibuk bercanda ria kini beralih menuju Revan yang memulai pidato. Ada yang hanya mendengarkan ada yang kipas-kipas karena panas sambil mengeluarkan celotehan tentang kepanasannya lalu yang paling dibenci Sekar orang yang sedang merumpikan Sekar dengan Revan.
"Ih gila cocok"
"Ih ogah, aak Revan punyaku"
"Ih sok cantik banget"
Begitulah sekelebat ucapan yang berhasil di tangkas oleh Sekar."Alhamdulilah, acara kali ini bisa dimulai dengan baik dan tanpa halangan apapun"jeda sejenak Revan menoleh ke arah Sekar. "Perkenalkan buat kalian yang mau tau siapa dia, namanya Sekar dia ini Ketua OSIS" semua bertepuk tangan riuh.
Mata Sekar mendapatkan anak basket yang sedang berkumpul dengan pelatihnya, sambil meminum air mineral.
"Untuk susunan acara akan dibuka nanti oleh panitia, sekarang yang pasti semua happy kan?" Semua berteriak dari ujung ke ujung, Sekar kira karena Revan yang tersenyum manis sekali.
"Aak Revan" Revan langsung tertawa mendengar teriakan seseorang yang entah keberadaannya di mana, Sekar juga ikut tertawa mendengar tetiakan itu terlebih Revan yang langsung tersenyum malu.
"Yuk buka ajalah, 10 menit lagi lomba basket diadakan jadi cepetan ke lapangan basket indor" Revan tersenyum untuk menetralkan rasa malunya. Setelah semua bubar Revan kembali malu-malu. Sekar yang melihatnya malah menggoda," ciee aak" Sekar tertawa "nggak usah ikut-ikutan" suara Revan halus tapi sok-sokan marah gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen FictionKisah klasik beberapa remaja yang baru mengetahui apa arti cinta, apa arti menderita, serta ditinggalkan. Hingga mereka paham harus bertindak dan memilih sesuatu yang nyata. Ini kisah Stella, Stevan, dan Bima tentang indahnya hidup mereka dan pahit...