"Karena sikapku sekarang berawal dari masa laluku."
Doyoung berlari-lari kecil di belakang Sejeong. Gadis itu juga melakukan hal yang sama dengan headset menyumpal telinganya. Doyoung tersenyum penuh arti melihatnya.
Mereka ada di taman dan sedang jogging namun dengan sedikit jarak diantara keduanya. Setiap Doyoung mendekat, Sejeong akan mempercepat larinya. Karena tidak ingin membuat gadisnya tidak nyaman, dia memilih berlari dibelakangnya dan menjaga perempuan itu.
Dulu waktu SMA, Doyoung tidak suka yang namanya jogging. Setiap hari libur Sejeong selalu mengajaknya namun dia selalu menolak. Begitu Yujin yang mengajak, Doyoung dengan semangat bersedia menemani gadis itu dan berakhir mereka bertemu ditaman.
Itu Doyoung yang dulu saat dirinya dibutakan oleh perasaannya terhadap Yujin.
Sekarang dia merasakannya. Dia merasakan bagaimana sakitnya ditolak seperti itu. Jika dulu dia menolak Sejeong dengan kata-kata pedasnya, lain halnya dengan Sejeong. Tanpa banyak bicara perempuan itu meninggalkan Doyoung. Hal tersebut jauh lebih sakit karena Doyoung tidak tahu apa yang dipikirkan perempuan itu. Apa Sejeong menolak karena membencinya? Atau menolak karena memang lebih suka jogging sendirian? Entahlah.
Doyoung melihat Sejeong yang menghentikan langkahnya dan membuat dia menghentikan langkahnya juga. Sejeong mengibas-kibaskan tangannya karena sepertinya perempuan itu sedang kepanasan. Sepedanya jauh dari sini.
Dengan cepat Doyoung mencari penjual air minum dan membelikan minuman untuk diberikan pada Sejeong. Dia harus memberi perhatian pada perempuan itu.
Tak berapa lama dia kembali dan melihat Sejeong duduk pada salah satu bangku taman dan masih melakukan hal yang sama. Dengan perlahan lali-laki itu menghampiri perempuan tersebut. Setelah sudah berdiri didekatnya, dia menyodorkan botol minuman isotonik tersebut kearah Sejeong. Sebelumnya dia sudah membukakan botolnya.
"Sejeong-ah?" Perempuan itu tidak menoleh. Dia masih melihat kearah berlawanan dengan tangan mengibas-kibas di depan wajahnya. Doyoung tersenyum tipis.
"Aku bawa air." Sejeong menoleh dan Doyoung tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum lebih lebar karena Sejeong menanggapinya.
"A-aku sudah bukakan tutupnya untukmu dan kau tinggal meminumnya! Kau pasti-"
"Aku tidak haus." Sejeong berdiri dan melanjutkan lari paginya.
Rasanya dadanya seperti dihujam dengan beribu-ribu anak panah karena penolakan tersebut.
Apa Sejeong ingin balas dendam padanya?
Atau
Apa Sejeong ingin mengujinya?
Apa arti kalimat 'tidak pernah saling mengenal' adalah untuk benar-benar mengakhiri semuanya?
Tapi Doyoung sudah menunggu 12 tahun lamanya. Tidak mungkin hanya karena minumannya ditolak dia mundur begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TELAH TERBIT] HARD FOR ME ✔
Fanfiction[Terbit] Versi cetak bisa dibeli melalui Shopee dan Tokopedia Haebara Publisher Di hari itu Doyoung datang memberikan sebatang cokelat untuk mengajak Sejeong berkencan. Namun ada yang salah dari hubungan mereka.... Hingga Sejeong tahu kebenarannya, ...