Dan sejak kejadian itu kita berdua menjadi teman yang baik. Chat kami terus berlanjut setiap hari nya. Dan aku fikir fikir dia adalah cowok yang baik. Asik juga anaknya.
"Dekk! Itu ada temanmu di depan. Katanya kamu diajak main." Panggil mama tiba tiba yang masuk ke kamarku.
"Temanku? Siapa ma? Aku tak punya janji ingin main hari ini ma." Jawabku sambil menuju ruang tamu
Ternyata ada Nadia, Alisya, dan Caca. Mereka mengajakku pergi ke pantai sore itu. Kami pun menghabiskan sore kami dengan menyenangkan.Malam harinya.....
Seperti biasa Devin dan aku bercakap cakap lewat BBM. Yaa paling tidak membahas tentang hari hari di sekolah yang kita alami tadi. Sungguh anaknya sangat asyik dan bisa diajak bercanda.
Tapi yang membuat aku merasa aneh adalah perasaanku sempat berkata apakah aku menyukai anak itu?
"Ahh tidak tidak. Aneh sekali jika tiba tiba aku bisa menyukai Devin. Dia hanya kuanggap sebagai teman tak lebih." Ucapku dalam hati sembari menghapus fikiranku tentang Devin tadi.Tak bisa dipungkiri aku benar benar mengganggap Devin sebagai teman curhatku. Dan hatiku tak bisa dibohongi lagi jika aku menyukainya.
Setiap hari percakapan semakin terarah jika kami berdua saling menyukai. Tak canggung canggung kami mengucapkan selamat malam dan mimpi indah secara bergantian.
"Woiii Has sini aku mau ngasih tau kamu sesuatu." Teriak Dito teman sekelas Devin yang tiba tiba memanggilku.
"Hmm yaa ada apa. Cepat yaa aku mau ke kantin perutku udah lapar." Jawabku
"Ehh si Devin suka lo sama kamu dia sering curhat tentang kamu ke kita kita (kumpulan temen laki laki si Devin). Cieeeee ihirrrr.." cerita Dito sambil terus terusan menyipitkan matanya tanda ia sedang meledekku karena kenyataan itu tadi.
"Ehh boong yakan kamu. Yaudah lah terserah mau cerita apa aja sesuka kamu. Aku mau ke kantin laper. Okee byee."
Jawabku sambil meninggalkan Dito sambil berjalan ke kantin.
Jujur aku menyimpan tanda tanya besar di benakku saat itu. Apa benar yang dibilang Dito tadi.
Malam harinya....
Malam itu BBM ku cukup ramai karena daritadi aku juga chat an dengan Hafiz teman sekelasku membahas tentang OSIS di sekolah kami. Tapi aku juga chat dengan Devin. Yaa seperti biasa. Tapi aku belum berani menanyakan kebenaran omongan Dito tadi siang. Sehingga chat kami terasa seperti biasanya.
Tiba tiba...
MUH. HAFIZ : Has aku mau ngomong
HASNA AFIFAH : Yaa silahkan mau
ngomong apa?Belum sempat aku mendapat balasan dari Hafiz tiba tiba saja aku mendapat notif BBM yang lain dan itu berasal dari Devin
Kubuka notif itu dan langsung kubaca chat nyaDEVIN ALFARIZ : Eh Has aku mau
mau ngomong boleh?
Tapi bentar ya nanti
dulu hehe..
HASNA AFIFAH : Hmm iya deh aku
tunggu yaaSekitar jam 19.23 Hafiz chat aku lagi dan langsung kubuka karena aku cukup penasaran dengan apa yang mau dia mau omongin ke aku
MUH. HAFIZ : Has sebenernya aku
suka sama kamu.
mau nggak jadi
pacarku? Sejak kita
ketemu aku udah suka
sama kamu.Sontak saja chat itu mengagetkan ku. Jujur saja aku tak pernah menyangka jika Hafiz akan ngomong seperti itu ke aku.
Belum sempat aku menjawab chat dari Hafiz, tiba tiba Devin juga chat
Dan isinya.....DEVIN ALFARIZ : Has, kamu jangan
marah yaa. Aku itu
suka sama kamu. Dan
kamu mau nggak jadi
pacarku?Saat itu juga aku melempar jauh jauh hp ku ke sisi lain dari tempat tidur ku karena tak percaya bisa ditembak 2 orang sekaligus. Karena jujur saja aku juga sudah menyukai Hafiz jauh sebelum aku mengenal Devin dan aku pun juga sudah merasa nyaman dengan Devin.
Yang aku sayangkan mereka adalah seorang sahabat. Karena Hafiz dan Devin sejak SD sampai SMP sekelas. Dan aku tak tega jika harus menyakiti salah satu dari mereka.
Setelah berfikir panjang akhirnya aku memutuskan untuk memilih Hafiz karena menurutku saat itulah aku bisa benar benar menjadi pacar Hafiz karena selama ini aku hanya bisa bermimpi untuk mendapatkannya.
PR ku masih satu lagi. Yaitu menjawab Devin yang daritadi tak berhenti spam chat BBM ku. Dengan hati hati aku memberi tahunya jika aku harus menolaknya. Tapi aku belum berani memberi tahu jika aku menolaknya karena aku menerima Hafiz.
Tapi yang membuatku kaget adalah Devin tau kenapa aku menolaknya karena aku memilih Hafiz. Walau begitu dia tetap menerimanya dengan lapang dada. Bahkan dia mendukungku untuk pacaran dengan Hafiz. Ya aku lega jika Devin bisa menerimanya dan semoga saja tak ada dendam di antara mereka berdua hanya karena aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalilah Jika Kau Mau
Любовные романыAndai Kalian menjadi aku, apa yang ingin kalian ungkapkan? Waktu bersamanya sangat singkat, tapi mengapa kenangannya bisa menetap se lama ini? Kenapa tak singkat juga? Dan aku tak bisa melupakan itu semua. Karena kasihmu terlalu dalam menyelam dala...