Pagi ini aku tak sarapan karena mama tidak masak sehingga aku merasa ngantuk dan lapar pada saat jam pelajaran b.Indonesia.
Akhirnya aku punya sedikit rencana..."Bu saya izin ke kamar mandi ya." Aku meminta izin ke bu Ani guru mapel B.Indonesia untuk pergi ke kamar mandi, dan beliau mengizinkan.
Aku segera berjalan menuju kantin sekolah secara diam diam karena perutku sudah tak bisa menahan lapar lagi. Saat aku ingin menuruni tangga tak sengaja tanganku ditarik oleh seseorang.
Yaaa!! Ternyata Devin yang menarik tanganku.
"Hasnaa aku mau bicara bisa? Beruntung sekali aku bertemu kamu disini." Tanya nya padaku
"Yaaa silahkan saja. Oiyaa jangan bilang bilang kalo aku bolos mau ke kantin yaa. Soalnya perutku lapar banget tadi nggak sarapan." Jawabku padanya
"Yaudah aku cuma mau ngomong selamat yaa udah jadian sama Hafiz. Dia sahabatku dari SD aku yakin dia cowok yang tepat buat jadi pacar kamu. Aku ikhlas kok karena bahagianya juga bahagiaku." Ucapnya sambil terus menggenggam tanganku
Kata kata nya cukup membuat aku terdiam sejenak karena di satu sisi aku merasa bersalah padanya.
"Makasih banget yaa kamu udah bisa ngerti. Maaf banget kalo kemarin aku bikin kamu kesel atau gimana tapi kan kita juga udah dewasa dan harus bisa ngambil keputusan. Tapi tenang kamu bakal tetep jadi sahabat aku. Dan kamu boleh ngobrol sama aku kapan pun yang kamu minta." Jawabku panjang lebar sambil terus menatap dalam dalam matanya.Setelah obrolan itu aku langsung pergi ke kantin dan makan. Bersyukurlah karena tak ada yang memergoki ku sedang bolos pelajaran gara gara kelaperan hahaa!
-
Malam ini aku merasa bingung karena Hafiz tak kunjung memberi notif. Chat ku saja hanya di read. Benar benar aneh!
Setelah sekian lama aku menunggu ia membalas chatku. Tapi jawabannya hanya kata kata singkat dan berbeda dengan biasanya. Aku menyikapinya dengan bertanya
HASNA AFIFAH : Hafiz? Kamu baik2 aja?
Kok balesnya beda
nggak seperti biasanya
MUH. HAFIZ : Gpp kok. Nggk ada yg
beda.Akhirnya aku berfikir positif aja kalau mungkin ia sedang punya masalah dan tak ingin diganggu.
Tiba tiba aku mendapat notif dari Devin.
Dia memberikan hasil chat nya dengan Hafiz malam itu. Begitu kagetnya ketika aku membukanya karena isinya...MUH. HAFIZ : Vin aku mau ngomong
DEVIN ALFARIZ : Ngomong apaan bro?
Tumben banget kok
kayaknya serius
banget
MUH. HAFIZ : Oke langsung aja.
Mau minta tolong ya
bilangin ke Hasna aku
minta putus. Dan
kamu jangan
kebanyakan tanya
tentang ini. Udah sana
langsung sampein ini
ke dia.
DEVIN ALFARIZ : Oke oke broDevin memintaku untuk tidak marah padanya karena dia hanya disuruh Hafiz menyampaikan hal itu padaku.
Jelas saja aku marah pada Hafiz. Dia minta putus tapi tak langsung ngomong sama aku tapi harus melalui sahabatnya sendiri yang juga sama sama dulu menembakku di waktu yang bersamaan.Jujur malam itu aku menangis.
Disaat aku sudah menyayangi layaknya pacar pada umumnya. Dan dia berbuat seperti itu. Baru hari ke tiga kami pacaran tapi dia sudah berlagak sangat bodoh dan seperti pecundang.Yang aku herankan Devin masih mau memberiku semangat. Bahkan dia melarangku untuk menangisi sahabatnya itu. Yaa dia juga kecewa pada Hafiz karena telah mempermainkan cewek yang udah sayang secara tulus.
Sejak kejadian itu aku jadi membenci Hafiz. Bahkan Devin dan aku pernah mengerjai Hafiz dengan membuang buku pelajarannya ke dalam tong sampah sampai dia benar benar kebingungan mencarinya.
Sejak hari itu juga Devin kembali menjadi teman terbaikku. Menjadi pendengar semua ceritaku seperti dulu aku belum dibodohi oleh Hafiz. Dan rasa nyaman itu kembali hadir lagi di hatiku.
Tapi aku sempat berfikir bahwa aku tak mungkin bermimpi lagi menjadi pacar Devin.Tapi setidaknya aku bisa mengenal orang sebaik Devin dan aku bisa menjadi sahabatnya. Dan itu membuatku bersyukur.
-
************
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalilah Jika Kau Mau
RomanceAndai Kalian menjadi aku, apa yang ingin kalian ungkapkan? Waktu bersamanya sangat singkat, tapi mengapa kenangannya bisa menetap se lama ini? Kenapa tak singkat juga? Dan aku tak bisa melupakan itu semua. Karena kasihmu terlalu dalam menyelam dala...