Hari berlalu begitu saja. Setelah kejadian bersama Hafiz itu aku mulai mengerti jika semua cowok itu tak sama. Tak semua kata manisnya bisa membuat ketulusan dibalas dengan ketulusan juga.
Di fikiranku malam itu hanyalah bagaimana cara untuk bisa membalas kebaikan Devin. Kuotak atik strategi untuk memberikan sesuatu pada cowok baik itu. Tapi tetap saja aku tak tau harus melakukan apa.
Aku tertidur sejenak saat itu. Dan tengah malam dibangunkan dengan suara hp yang tiba tiba berbunyi. Ya walau itu hanyalah alarm yang ku stel salah jam.
Selanjutnya kubuka hp ku dan ternyata Devin sudah spam chat BBM ku. Aku memang tak bilang jika ingin tidur atau apalah itu. Yang jelas tidurku itu tak kusengaja.
Tiba tiba ada hal yang terlintas di otakku.
HASNA AFIFAH : Besok bisa temui aku
jam istirahat 1?Tanyaku kepada Dito melalui chat BBM malam itu. Dan kerennya ternyata dia belum tidur kemudian dibalasnya chatku dengan cepat.
DITO ARI : Ooo ya tentu bisa bos.
Kutunggu di bangku
dekat kantin oke.Percakapan kami pun berlanjut pada istirahat 1. Setelah ada bel aku langsung menuju kantin mencari Dito.
Sesampai disana aku sama sekali tak melihatnya. Kurang lebih aku menunggu 5 menit baru dia menampakkan batang hidungnya.
"Hehee maaf yaa tadi ada urusan bentar." Ucapnya dengan raut wajah senyum senyum seperti orang gila
"Okee aku mau tanya ke kamu serius. Tapi pliss jangan bilang ke orang nyaa ya kalo aku tanya hal ini ke kamu." Pertanyaanku sangat serius pada waktu itu
"Mau tanya apa sihhhh wkwkwk kok wajahnya serius banget." Jawabnya
"Kamu dulu kan pernah ngomong ke aku kalo Devin suka ya sama aku? Itu beneran? Kamu nggak bohong?" Aku memberondongnya dengan banyak pertanyaan
"Iyalahh bener sampe sekarang dia juga masih suka sama kamu woii. Dan dia berharapnya sih kamu bisa jadi pacar si Devin. Kenapa kamu juga suka sama diaa? Cieee udah sana cepet jadiann wkwk." Wajah Dito saat itu benar benar seperti meledekku
Yaa jujur aku cukup malu karena suara Dito terdengar dengan kerasnya. Tapi untungnya suasana kantin ramai jadi tak banyak yang memperhatikan kami berdua.
"Terus? Caranya biar bisa jadian gimana? Aku masih merasa bersalah sama dia." Jawabku sambil menundukkan muka pada Dito
"Yaudah okee serahin sama Jendral Dito ini yaaaa cantik okee aku cabut dulu." Dito langsung pergi begitu saja dan aku tak tau rencana apa yang akan dia buat.
...Kringgggg..!!!!!!
Bunyi bel sekolah berbunyi.
Hari yang menyebalkan karena hari itu aku harus piket terlebih dahulu sehingga jam pulangku molor tak seperti biasanya.
Ketika aku akan membuang sampah ke tong sampah depan kelas ternyata disana Devin berada di depan kelasku sambil senyam senyum melihatku lalu ia menyapaku.
"Piket Has? Mau aku bantu biar cepet selesai?" Tanyanya padaku
"Nggak usah ini udah mau selesai kok. Kamu ngapain disitu? Belum pulang?" Jawabku sambil menyapu lantai depan kelas
"Aku nunggu kamu. Cepetan ya piketnyaaa."
Aku sedikit kaget mendengar jawaban Devin. Mengapa ia malah menungguku pulang. Kalau mau pulang barengan rumah kita juga nggak searah padahal.
Setelah selesai piket Devin lalu mengajakku ke depan kelasnya. Tiba tiba dia menggenggam tanganku lalu mentap mataku dalam dalam. Hatiku berdegup kencang dan yang aku ingin lakukan eaktu itu adalah menunduk malu karena itu semua baru pertama kali kurasakan.
Disitulah Devin mengungkapkan semua perasaanya padaku
"Hasna jika kau tau aku masih menyimpan rasa padamu. Sewaktu aku mendapat kenyataan kau lebih memilih sahabatku sendiri waktu itu, kau tau apa yang aku rasakan? Aku mencoba itu tak putus asa. Karena tuhan akan memberi jalan lain untuk aku bersamamu. Dan sekarang untuk yang kedua kalinya, kamu mau jadi pacarku?" Ucapnya pandang lebar padaku sambil ia tak berhenti menatap dalam dalam mataku ini.
Hatiku terus berdebar debar, tak terasa tanganku dingin dan gemetar tak karuan. Kata kata itu terdengar jelas di telingaku sampai aku tak tau lagi harus berkata apa pada saat itu.
Tapi aku tak mau menyia nyiakan hal ini lagi. Dengan percaya diri kujawab pertanyaan yang diberikan Devin dengan suara gemetar.
"Jujur aku sudah mencintaimu. Dan aku suka kamu Devin. Dan hari ini bukan untuk yang kedua kalinya aku menolakmu karena kuterima dirimu jadi pacarku."
Mendengar jawaban itu Devin tertawa tanda bahagia dan pipiku langsung kena cubit tangannya. Aku pun tersipu malu dan masih tak percaya jika dia telah menjadi pacarku.
Sejak itu kami berpacaran. Hari hariku mungkin terasa lebih indah hahahaa!!
Bahkan setiap istirahat ia selalu pergi ke kelasku untuk menemuiku. Dan kebiasaan baru nya adalah tangannya selalu usil untuk mencubit i pipiku.Terima kasih dan selamat datang dihatiku. Jangan cepat pergi yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalilah Jika Kau Mau
RomanceAndai Kalian menjadi aku, apa yang ingin kalian ungkapkan? Waktu bersamanya sangat singkat, tapi mengapa kenangannya bisa menetap se lama ini? Kenapa tak singkat juga? Dan aku tak bisa melupakan itu semua. Karena kasihmu terlalu dalam menyelam dala...