Bag 2

77 15 6
                                    

Rasya berjalan menyusuri koridor sekolah dengan santai, bel masuk akan berbunyi beberapa menit lagi. Senyumnya merekah, karena ini rekornya dalam sekali seumur hidup. Yaitu "TIDAK TELAT".

Ia beruntung. Karena Devin, abang semata wayangnya mau mengantar ke sekolah hari ini. Dengan sedikit paksaan, dan rengekan ala Rasya yang membuat Devin tak tega.

Saat memasuki kelas, belum terlalu banyak murid yang masuk. Mungkin sebagian ada di kantin atau di parkiran. Rasya duduk di bangku favotitnya, yaitu jajaran paling belakang.

"Lo kemaren kemana aja nyuk?" tanya frisca heboh saat melihat kedatangan teman sebangkunya.

"Biasa aja kali fris, pagi-pagi udah nyak-nyuk aja sih lo," sahut cewek berparas cantik itu malas.

"Gara-gara lo, kemaren gue di panggil bu susi," dengus frisca.

"Sumpah demi apa lo?"

"Beneran, gue serius. Kemaren pas lo di absen gue selalu bilang lo lagi di UKS. Ya mungkin ada guru yang laporin lo ke bu Susi. Terus beliau nyariin lo ke UKS, dan hasilnya?"

Rasya nyengir, dia bingung harus bagaimana. Karena masalah apapun kalo udah bersangkutan dengan bu Susi itu namanya BAHAYA tingkat dewa.

"Emang lo kemana sih kemaren?" tanya frisca penasaran

"Gue kemaren di culik ondel-ondel,"

Cewek berkaca mata itu melongo mendengar jawaban Rasya.

Sebelum frisca kembali bertanya, bel masuk pun berbunyi nyaring. Dan untuk kali pertama Rasya bersyukur bel masuk itu berbunyi dengan cepat. Karena dia tidak perlu menjelaskan ke Frisca yang kekepoannya itu benar-benar akut.

************

Bel istirahat yang di tunggu-tunggu akhirnya bunyi, bahkan bukan cuma Rasya dan Frisca yang nunggu bel berbunyi. Hampir semua siswa dan siswi di Indonesia Raya pasti pada nungguin bel istirahat.

"Ngantin yuk ra," ajak Frisca sambil menarik-narik tangan temannya itu.

Rasya sebenernya sedang tidak mood untuk ke kantin, dia lebih memilih tidur di UKS.
Tapi kasian nih anak kalo sendirian, batin Rasya

"Yaudah, yuk."

Sesampainya di kantin, keduanya mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk yang kosong.

"Buset dah nih kantin kalo tiap hari kamis penuh amat sih, nggak pada puasa senin-kamis apa?" Rasya mulai ngomel-ngomel sendiri nggak jelas.

"Lah, orang lo sendiri aja nggak puasa," seseorang menimpali omelan Rasya.

Tunggu-tunggu, gue kaya pernah denger suara ini. Tapi siapa ya?

Raut wajah Rasya langsung berubah semakin datar saat mengetahui siapa yang ada di sampingnya. Ya, dia Rangga. Dengan wajah tampannya dia tersenyum kearah Rasya dengan tampang tak berdosa.

"Ngapain lo disini?" tanya Rasya ketus.

"Ya ngantin lah, emang ni kantin punya bapak lo,"

"Kan kantin banyak, nggak cuma disini doang,"

"Lah? Terus, kenapa lo ke kantin ini? Kan kantin banyak, nggak disini doang," rangga menjulurkan lidahnya lalu melangkah pergi.

Saat langkahnya yang ketiga cowok ganteng berhidung mancung itu berhenti dan mengahadap dimana Rasya dan Frisca berdiri.

"Eh mbak, nanti temennya tolong di bawa ke RS ya. Cek tuh tekanan darahnya, jangan-jangan darah tinggi lagi. Kan sukanya ngomel-ngomel mulu," Rangga cekikikan, lalu melanjutkan langakahnya.

"Ngeselin banget sih jadi orang," gerutu Rasya.

"Ra, kok lo bisa kenal Rangga?" tanya frisca dengan tampang polosnya.

"Nggak kenal,"

"Lah, terus barusan apa?"

"Udah ah, gue tuh laper." cewek cantik itu mendengus lalu pergi mencari tempat duduk yang kosong.

Saat Rasya sedang menikmati batagor bi eci yang jadi favoritnya, tiba-tiba Frisca bertanya lagi soal Rangga.

"Lo kenal Rangga dari mana ra?"

"Ghuwe nggwak khenal fris, buswet dwah." sahut Rasya dengan mulut penuh batagor.

"Terus yang tadi itu?"

Rasya mengangkat kedua bahunya acuh.

"Lo beruntung banget karena dia kenal sama lo, bahkan dia ngajak ngobrol elo," jelas frisca dengan eksoresi yang menurut Rasya itu berlebihan.

"Beruntung dari china,"

"Dia tuh cowok cuek ra, nggak mau nyapa seseorang kalo bener-bener nggak kenal,"

Rasya mendengus.

"Udah ganteng, cool, pinter lagi."

"Pinter darimana, kerjaannya aja bolos mulu," Rasya memutar kedua bola matanya malas. Ia lebih menikmati batagornya daripada mendengarkan ocehan frisca.

"Walaupun dia bolos mulu, dia kan selalu jadi perwakilan sekolah buat ikut olimpiade sains,"

Rasya tersedak, ia buru-buru menggapai es teh yang di pesannya. Ia menepuk-nepuk dadanya. Lalu mengambil nafas panjang.

"Gue nggak salah dengerkan barusan?" tanya cewek cantik bermata hazel terang itu memastikan.

"Yang mana?"

Rasya mendecak,"yang kata lo dia selalu jadi perwakilan sekolah buat ikut olimpiade sains,"

Frisca mengangguk, "lo nggak tau?"

"Enggak,"

"Kudet banget sih lo. Oiya, gimana lo mau tau, setiap ada kumpulan di lapangan lo kan kabur ke UKS mulu,"

"Ya males aja, bikin capek doang. Buang-buang waktu tidur gue,"

"Semester kemarin dia juara umum, dan sekaligus pemberian medali ke Rangga. Soalnya pas olimpiade kemarin dia juara 2,"

"Tau banyak banget sih lo, dasar tukang gosip. Udah ah, batagor gue udah abis. Balik ke kelas yuk." ajak Rasya, karena dia tau frisca pasti tak akan ada habisnya bercerita soal si kunyuk itu. Eh, Rangga maksudnya.

*******

Makasih buat yang udah baca, ❤😘

Vote dan commentnya yaa sangat diperkukan 😁😁

My euphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang