"Lo ekskul nggak ra?" tanya Frisca sambil beranjak dari duduknya dan merapikan buku-buku di atas meja.
Bel pulang sekolah sudah dibunyikan dari 5 menit yang lalu.
"Iya dong, kan gue mau O2SN bulan depan," Rasya nyengir lebar. Dia memang bodoh dalam pelajaran, tapi kalau urusan karate, dia jagonya.
"Kalo lo menang, traktir gue ya."
"Maunya," ledek cewek bermata hazel terang itu.
"Ada yang namanya Rasya Marshenda?" tiba-tiba ada seorang siswa yang mencarinya saat ia hendak melangkah keluar kelas.
"Gue, ada apa ya?"
"Oh, lo di panggil bu Susi. Di suruh keruangannya sekarang." katanya, lalu pergi begitu saja.
Bagaikan di sambar petir di siang bolong. Ingin rasanya ia enyah dari muka bumi untuk saat itu juga. Jantungnya berdegup kencang, ia sudah mulai berkeringat dingin. Ia mengigit bibir bawahnya karena gelisah, ia menatap teman sebangkunya itu dengan tatapan penuh harap.
Frisca tau, kalo sudah mengeluarkan tatapan seperti itu tandanya Rasya minta di temani ke ruangan ibu BK super killer itu. Ia menghela nafas.
"Bukannya gue nggak mau ra, tapi lo tau kan gue harus cepet-cepet pulang hari ini," kata frisca, sebenarnya ia tidak tega. Tapi mau bagaiamana lagi.
Rasya berteriak setengah merengek, "mood gue russaaaaaaaaaaaak, hancur berkeping-keping,"
Rasya berhasil menarik perhatian murid-murid yang ada di koridor.
"Gila lo, bikin malu aja,"
"Bodo amat," Rasya pun melangkah pergi meninggalkan Frisca.
Frisca tertawa kecil, ia sudah tidak heran dengan sifat sahabatnya yang terkadang kekanak-kanakan.
Sesampainya di depan pintu ruang BK, Rasya ragu untuk masuk. Perasaannya tak karuan, ia sangat takut jika berhadapan dengan bu susi yang menurutnya seperti macan betina.
"Masa gue mau di omelin lagi sih," grutunya.
Rasya memang langganan bu Susi, karena hampir setiap hari Rasya telat.
"Ya kali mau di kasih duit jajan, bego amat sih lo ra. Ya kalo lo di panggil ke ruang BK itu artinya lo mau di omelin, bukan mau di traktir batagornya bi eci," penyakit Rasya kumat, yaitu ngomel-ngomel nggak jelas.
Ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Ruang BK itu menurut Rasya seperti rumah hantu, bahkan lebih menyeramkan.
"Permisi bu, selamat siang." Rasya membuka pintu, dan mendapati sosok bu susi yang sedang berhadapan dengan seorang cowok yang duduk membelakanginya.
"Rasya, duduk!!" perintah bu Susi, bahkan beliau tidak menjawab salam Rasya.
Cewek cantik itu pun duduk di samping seseorang yang benar-benar membuatnya terkejut.
"Elo?" gumam Rasya setengah berbisik.
Tapi cowok itu mendengarnya, ia melirik ke arah Rasya dan menyunggingkan senyum tengilnya.
Ya, dia Rangga. Cowok tengil dan ngeselin, itu menurut versi Rasya.Perasaan gue nggak enak nih, apalagi dia ada di sini. Jangan-jangan........ Batin Rasya.
"kamu tau kenapa kamu saya panggil?" tanya Bu Susi tanpa basa-basi.
Rasya menggeleng.
"Minggu kemarin kita habis UTS, benar begitu Rasya?"
"I.. iy.. iya bu," rasya tetap menunduk, ia tidak berani menatap bu susi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My euphoria
Teen FictionJika rasaku dan rasamu sama, aku tak perlu menjelaskan bagaimana euphoria itu ada ketika kita bersama. Ini tentang Rasya cewek super O'on dengan nilai nya yang selalu dibawah rata-rata. Yang dipertemukan oleh Rangga. Rangga, Cowok yang terkadang d...