9. try

1.3K 276 28
                                    







Yerin berjalan sambil melihat hpnya. Ia menghembuskan nafas yang sedari tadi ia tahan. Sudah beberapa kali ia bertemu dengan Hanbin dan baru pertama kali dalam hidupnya dia selalu merasakan emosi selama seminggu penuh ini.

Ia memakai masker dan topinya hingga tiba-tiba seseorang menarik tangannya cepat.

"Eh?—"

Yerin langsung diam saat yang menariknya tak lain tak bukan si pacar pura-puranya.

"Ayo ikut aku." ucapnya sambil terus menariknya ke parkiran. Mereka lalu berjalan menuju sebuah mobil dan Hanbin membuka kunci mobilnya.

"Masuk."

Yerin diam saja.

Lalu dengan cepat pintu dibuka oleh Hanbin dan ia mendorong Yerin masuk. Ia lalu masuk ke mobil dengan cepat agar Yerin tidak kabur.

"Apa-apaan? Kau mau apa?"

"Diam saja."

"Bagaimana aku bisa diam? Kau melakukan tindakan penculikan."

Hanbin tidak menjawab dan akhirnya menyalakan mobilnya lalu mobil itu keluar dari parkiran. Yerin melihat jalan, menerka kemana mereka akan pergi.  Hingga mereka sampai di jalanan Hongdae, yang cukup ramai.

"B.I.." panggil Yerin agak bingung. "Kenapa kau disini? Hei, kita bisa kelihatan tau! Kita kan—"

"Tenang. Mereka tidak akan tau." ucapnya sambil membuka sabuk pengaman. Ia menoleh dan memandang Yerin datar. "Kau mau aku melepaskan sabuk pengamanmu?"

"Tidak. Tentu saja tidak." ucap Yerin cepat dan ikut melepas sabuk pengaman.

Mereka berdua keluar dari mobil dan berjalan menjauhi keramaian. Hanbin merangkul Yerin sambil agak menunduk. Agar tidak diketahui orang-orang.

Yerin tidak dapat melihat jalanan karena tangan Hanbin menutupi pandangannya. Sehingga ia hanya bergerak sesuai tuntunan lelaki itu.

Mereka berjalan agak jauh hingga pada akhirnya ia melepas rangkulannya dan Yerin dapat melihat sebuah toko kecil yang menjual barang-barang lucu.

"Apa ini?"

"Kau tidak bisa lihat?" tanyanya sambil masuk ke dalam toko.

Yerin mendesis dan mengikutinya ke dalam. Begitu masuk, ia dapat melihat berbagai macam barang unik yang lucu disana. Yerin agak tersenyum, ia suka mengunjungi toko seperti ini.

"Huh, sekarang pilihlah barang untuk kita berdua." ucapnya datar. "Jangan yang terlalu feminin."

"Iya, iya." dengus Yerin malas namun matanya bergerak mengelilingi toko itu. Ia melihat sebuah gantungan kunci, bermacam-macam topi yang lucu, gelang dan kalung, lalu ada juga boneka.

"Hei B.I, apa kau tidak keberatan kalau kita punya sepasang gelang?"

"Terserah."

Yerin mendesis kesal lalu mengambil sebuah gelang rantai unik disana. Ia memilih salah satu gelang yang mempunyai gantungan huruf Y dan B.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Yerin sambil menunjukkannya ke Hanbin.

Hanbin menoleh dan mengangguk saja.

Yerin memilih berbagai barang seperti casing, juga topi beanie yang lucu—Hanbin menyuruhnya membeli banyak barang sekaligus—dan itu semua ia pilih sendiri. Lelaki itu masih sibuk berkutat dengan hpnya.

Ketika Yerin hendak pergi ke kasir, ia melihat sebuah boneka lucu.

"Aww! Lucu sekali!" Yerin mengambil boneka alpaca itu sambil tersenyum lebar.

Hanbin menoleh, melihat Yerin yang kini tersenyum walaupun tertutupi maskernya. Matanya melengkung, menampilkan eyesmilenya dan indian dimplenya yang agak terlihat.

"Ayo cepat." ucapnya datar.

Yerin menoleh ke arah Hanbin dengan sebal lalu menaruh boneka itu kembali ke tempatnya agak kasar. Ia menaruh barang-barangnya di kasir.

Hanbin menoleh ke arah boneka itu lalu dengan helaan nafas yang panjang, ia mengambilnya lalu agak melemparnya ke kasir.

Yerin berjengit kaget, "Apa yang kau lakukan?"

"Kau mau itu kan? Ya sudah." ucapnya datar. Ia membuka dompetnya dan mengeluarkan kartunya.

"Hei, biar aku yang membayar—"

"Tidak. Ini mahal. Bukankah kau orang pelit?"

Yerin mendengus sebal. Mereka keluar dari toko sambil membawa kantung belanja yang besar.

"Ya sudah, aku pergi dulu. Kau pulanglah sendiri." ucap Hanbin dan pergi meninggalkan Yerin namun dengan cepat gadis itu menahan tangannya.

"Hei tunggu! Ini, kau harus mengambil barang-barangmu." Yerin mengeluarkan barang-barang yang mereka beli.

"Ck. Kenapa—"

"Ambil saja, aku tidak mau mengantarkannya padamu nanti."

Hanbin melihat gelang yang diberikan Yerin. "Kenapa gantungan hurufnya yang Y? Harusnya—"

"Ya, itu untuk inisialku. Itu tandanya aku milikmu. Mengerti?"

Jantung Yerin bergetar aneh saat mengucapkan kalimat itu. Yerin menepis pikirannya yang macam-macam lalu melihat Hanbin sebal.

"Nah, pakai itu. Aku juga akan memakainya." ucap Yerin lalu pergi meninggalkan Hanbin sendirian.

Yerin pulang menggunakan taksi ke apartemennya. Ia mengeluarkan boneka alpaca yang dibelikan Hanbin lalu tersenyum. Ia memeluknya erat dan melihat keluar jendela dengan hati yang senang.





Cut

a/n :

Chingoes diriku skrg umur 18 i'm 0Ld

Chingoes diriku skrg umur 18 i'm 0Ld

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw anggap aja hanbin bisa nyetir. Thank u 5k reads 🤩

let's play pretend; hanbin yerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang