O5: Anzing

2.8K 773 303
                                    

“Kamu tahu apa soal nunggu? Handphone lemot aja, langsung pencet home:)”


“Ini Kang Mas?! Kang Mas Daniel?!! Yaampunnn mas! Seongwu pangling banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ini Kang Mas?! Kang Mas Daniel?!! Yaampunnn mas! Seongwu pangling banget.”

Seongwu berteriak kaget dekat telinga Daniel kala si badan L-Men itu menggendongnya di punggung.

Sekarang udah tahu lur kenapa Daniel seperti telah terbiasa memanggil dirinya sendiri dengan panggilan 'Mas'?

Wong itu tuh nama aslinya,

Kang Mas Daniel

Kalau berpikir namanya kayak sultan keraton, yaiya... bapaknya juragan dolar! ya nama anaknya juga harus kayak orang berada atuh.

'Kan Do'a.

“Kata bibi, mas sekolah di luar negeri ya? Pantes! mas udah nggak pernah ke rumah bibi! rambutnya juga udah jadi kayak orang bule!”

Mas Daniel hanya ketawa kecil, dengan sanggup ia menggendong Seongwu yang tadi jatuh sampai ke kamar yang kemarin jadi tempat si empunya tidur.

“Lain kali jangan lari-lari ah. Kamu udah gede.”

Daniel meluruskan kaki Seongwu. Dengan telaten, diperhatikannya seluruh badan Seongwu takut-takut ada yang luka atau barangkali lecet sedikit. Tak lupa juga ia mengelus pipi Seongwu sambil menasihati beberapa hal.

Seongwu bengong sendiri, ia salah tingkah bila melihat perlakuan lembut mas Daniel pada dirinya yang tak pernah berubah.

Sampai ia tersadar ingin menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya pada Daniel atas hutang-hutang yang menggunung.

“Mas Daniel....”

Seongwu berujar lirih, ia mengintrupsi kegiatan Daniel yang sedang mengusak rambut hitam Seongwu dengan sayang, Seongwu mengambil kedua tangan Daniel dan menggenggam kedua tangannya erat.

“Seongwu mau kerja dulu, mau cari uang. Kasih Seongwu waktu buat bayar.”

Seongwu menunduk, pandangan Seongwu menangkap piama kotak-kotak yang ia pakai, jarinya dimainkan untuk mengatasi rasa gugup, bibir pun digigit-gigit kecil.

Hm lucu, culik ajalah

“Apasih kok ngomongin hutang.”

Daniel berkata ketus, dia duduk di tepi ranjang. Tatapan matanya tajam tepat ke wajah Seongwu yang sekarang makin menunduk dalam, tangannya disedekapkan tanda mas Daniel marah. uuuu mayah mayah

“Ya tapi tetep aja mas–”

“Udahlah, nggak usah diomongin. Nggak penting. Ayo turun sarapan dulu.”

Daniel menghela nafas jengah, namun tangannya justru diulurkan untuk mengajak Seongwu bangun dan ikut makan. Daniel ini orangnya berwibawa, jadi mau dia semarah apa pada Seongwu, ia selalu mengutamakan kenyamanan Seongwu. Boleh kesel tapi jangan main kasar. Kecuali kalau kasar waktu gelap-gelapan. Itu sih enak ya, joooss.

Daniel menunggu, ekspetasinya terpatahkan saat nyatanya dia malah dapat gelengan kepala tanda tak mau.

“Nggak mau, malu.”

“Mas ngajak kamu makan loh ini Seongwu, bukan ngajak kamu kawin.” ucap Daniel tak sabar.

“Nggak mau ah mas, malu.”

Seongwu masih bertahan pada posisinya. Daniel berpikir, dipaksa juga percuma. Seongwu ini kepala batu. Kalu nggak mau ya nggak mau.

“Yaudah sih terserah kamu ajalah. Mas mau sarapan, kalau laper langsung turun. Nggak akan ada yang ngejar kamu lagi, jadi nggak usah lari.”

“Iya.”

Setelah dapat penolakan, akhirnya Daniel memutuskan untuk pergi dari kamar Seongwu. Tapi saat mau beranjak, eh lengannya di pegang.

“Mas, bentar deh Seongwu mau nanya.”

Dikira Daniel Seongwu mau menuruti ajakannya turun untuk sarapan. Eh tapi kok malah nanya-nanya.

“Nanya apa?”

“Yang ngegantiin baju Seongwu siapa? mas?”

DOR! JEDOR!

Hayoo mas Daniel gimana ini toh, Seongwu nya nanya.

Ia menyunggingkan senyuman, berbalik, dan langsung main nyosor mendekatkan dirinya tepat dihadapan wajah Seongwu. Dekat sekali sampai hidung mereka bersentuhan.

Daniel tak mau ambil pusing dan memilih untuk berkata jujur.

“Iya. Emang kenapa?”

Seongwu gemetaran,
“Ce-celana juga? yang ngebuka?”

“Iya.”

“MAS MAU PERKOSA SEONGWU YA?!!!!”

Seongwu yang terkejut memepetkan dirinya ke tembok, sambil menyilangkan tangannya di depan dada tanda melindungi dari perkosaan.

Daniel merasa tertantang, ia mulai menindih Seongwu dan tangannya dimainkan di udara.

Jemari tangan kirinya dikondisikan membentuk huruf O, dan telunjuk kanannya diancungkan.

“Iya, emang. Apalagi kalau kamunya nggak mau makan, oh gampang ini sih posisinya udah siap tusuk terus—”

Sambil menggigit bibir, Daniel menggerakan telunjuknya  masuk ke huruf O yang dibuat oleh jemari-jemari kirinya. Seolah-olah sedang memasuki sesuatu benda ke lubang.

“—masuk, enak deh pokoknya.”

Wajah Seongwu memerah tepat saat mas Daniel memaju-mundurkan telunjuknya ke lubang yang dibuatnya. Entah dapat kekuatan darimana saking takutnya, Seongwu mendorong badan telanjang itu dan langsung menarik tangan Daniel, mengajaknya turun sarapan dibawah sambil gemetaran ketakutan.

“APAAN SIHHH! IYAA SEONGWU MAKAN MAS DANIEL!”

『』

iwh udh pada mulai sekolah, sy gak sekolah dl udh pinter

iya pinter, pinter ngibul hehe
( ´∀`)

yg dri konser gaada niatan ngasih freebiesnya dikit ke sy gt? bisa kok via jne h3ヾ(。>﹏<。)ノ゙✧*

#Pekadikitbisadong
#nantikalomintaalamatdmajamakasih:)
#gpentinglewatajaudah
#

yangbacapastilagigabutyaaiiih
#julid

Vespa [OngNiel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang